Memulai Investasi: Deposito dan Reksadana

Winson Waisakurnia
18 min readMay 16, 2018

--

“Investasi” oleh Nattanan Kanchanaprat dari Pixabay

Mengapa Kita Perlu Berinvestasi?

Jika melihat dari media sosial Instagram, banyak generasi millennial, lahir diantara tahun 1980–2000, yang gemar makan mewah dan traveling jika sudah memiliki uang. Tidak ada yang salah dengan itu. Kadang kala kita perlu menikmati hidup. Tetapi, jangan lupa untuk menabung dan berinvestasi.

Tujuan dari menabung dan berinvestasi adalah untuk mencapai kebebasan finansial (financial freedom) sehingga memberikan rasa aman dan tenang. Ketika kita mempunyai simpanan di bank, kita dapat hidup dengan lebih bebas sesuai keinginan. Tidak perlu takut apabila tiba-tiba sakit dan butuh biaya berobat, ataupun diberhentikan dari pekerjaan. Jika sudah tidak cocok dengan lingkungan kerja sekarang, kita juga dapat dengan bebas memutuskan untuk berhenti bekerja dan kemudian mencari pekerjaan yang lain. Namun, apabila kita tidak memiliki simpanan uang apalagi mempunyai banyak utang, maka kita hanya bisa menahan diri dan melakukan apa yang tidak disukai. Apabila terjadi krisis dan dan pemecatan massal, akan menjadi masalah yang besar apabila kita tidak memiliki simpanan.

Masa depan itu mahal. Ketika masih single, mungkin biaya hidup tidak terasa mahal. Tetapi ketika sudah berkeluarga, akan bertambah tanggungan, dan biaya yang harus dikeluarkan untuk kehidupan sehari-hari semakin besar. Harga barang di masa depan juga lebih mahal karena inflasi. Tingkat inflasi di Indonesia sekitar 5% untuk sekarang. Asumsi saat ini kita berumur 25 tahun. Jika sekarang biasanya kita membutuhkan Rp 50.000 untuk biaya makan satu hari, pada usia pensiun, 55 tahun, biaya makan satu hari akan menjadi Rp 216.097. Kalkulator dari situs ini dapat membantu perhitungan harga di masa depan akibat inflasi.

Kalkulator inflasi dari situs simulasikredit.com

Kita juga perlu menabung untuk masa tua, ketika sudah pensiun, dan sudah tidak terlalu produktif. Kita bisa saja mencapai usia hidup 90 tahun. Dari umur 55 sampai 90 tahun, selama 35 tahun, berapa biaya yang dibutuhkan untuk dapat hidup dengan layak dengan memperhitungkan inflasi?

Oleh sebab itu, mari kita menabung untuk masa depan, dan juga berinvestasi. Setidaknya berinvestasi di deposito agar nilai uang di tabungan tidak berkurang oleh karena inflasi. Produk investasi yang akan kita telaah adalah produk investasi konvensional. Untuk setiap jenis investasi biasanya juga terdapat alternatif syariah-nya. Artikel ini mencakup:

  • Mengapa investasi perlu dimulai sejak dini?
  • Apa yang perlu dipersiapkan sebelum mulai berinvestasi?
  • Bagaimana cara memulai investasi di deposito?
  • Bagaimana cara berinvestasi di reksadana?

Mengapa Investasi Perlu Dimulai Sejak Dini?

Penentu utama kesuksesan investasi bukan berdasarkan jumlah uang yang diinvestasikan, tetapi sebagian besar dipengaruhi seberapa dini kita memulai investasi. Sistem bunga berbunga (compound interest) berkontribusi menyebabkan semakin lama kita berinvestasi semakin cepat pertumbuhan hasil investasi. Pada compound interest, bunga yang didapatkan dari satu periode investasi beserta modalnya diinvestasikan kembali untuk periode berikutnya.

“Compound interest is the eighth wonder of the world. He who understands it, earns it … he who doesn’t … pays it.” - Albert Einstein

Mungkin kita belum percaya apabila belum melihat simulasi investasinya. Mari kita gunakan simulasi investasi untuk membandingkan profit investasi dari dua orang. Karena situs simulasi tersebut cuma mendukung mata uang dollar, untuk mempermudah perhitungan, kita asumsi $1 bernilai Rp10.000. Kedua orang tersebut berinvestasi di reksadana pasar uang yang memberikan profit 7% per tahun.

  • Orang pertama (Case 1) menginvestasikan penghasilannya sebanyak 20 juta rupiah per tahun (1.66 juta rupiah per bulan) selama 9 tahun sejak tahun 2018.
  • Orang kedua (Case 2) juga menginvestasikan penghasilannya sebanyak 20 juta rupiah per tahun selama 21 tahun. Investasi dimulai setelah orang pertama berhenti berinvestasi.

Jika dilihat dari tabel simulasi dibawah. Setelah 30 tahun, tahun 2048, orang pertama justru yang memiliki hasil investasi yang lebih besar daripada orang kedua. Orang pertama yang hanya investasi selama 9 tahun (180 juta rupiah) memiliki 1 miliar rupiah sedangkan orang kedua yang berinvestasi selama 21 tahun (420 juta rupiah) memiliki 900 juta rupiah.

Tabel simulasi untuk dua kasus berbeda

Jika orang pertama dan kedua juga berinvestasi di produk saham dan mendapat profit per tahun yang lebih besar, misalkan 10% per tahun, maka uang yang akan dimiliki orang pertama akan jauh lebih besar daripada orang kedua. Kita bisa bermain-main dengan simulasi investasi di sini. Kita bisa menjadi seperti orang pertama dengan melanjutkan membaca artikel ini, mengeluarkan gadget, melakukan registrasi, dan mulai berinvestasi atau kita juga bisa memulai investasi 9 tahun kemudian seperti orang kedua.

Semoga kita semua sudah termotivasi dan tidak ada yang menyesal di kemudian hari. Untuk kaum millennial, perkembangan teknologi sudah memungkinkan kita untuk melakukan investasi secara online dan cepat tanpa menghabiskan banyak waktu. Hanya perlu waktu kurang dari 1 minggu untuk mencermati dan memilih produk investasi terbaik. Kemudian, kita hanya perlu memasukkan dana investasi secara rutin setiap bulannya.

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Mulai Berinvestasi?

Sekarang ini banyak produk investasi yang dapat diakses secara online mulai dari deposito, reksadana, saham, ataupun surat utang negara. Dalam beberapa tahun terakhir juga bermunculan berbagai jenis peer-to-peer (P2P) lending seperti Koinworks, Amartha, iGrow, Investree, dan sebagainya yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun, ada kendala bank tujuan transfer untuk produk investasi tersebut bisa berbeda-beda.

Sebelum melakukan investasi, kita perlu mempersiapkan infrastruktur untuk menunjang proses investasi. Infrastruktur ini berupa akun bank. Melalui akun bank ini kita dapat menyimpan uang dan kemudian mengirimkan uang ke berbagai jenis produk investasi. Syarat utama akun bank yang dipilih sebagai hub/jalur investasi adalah bebas biaya. Dengan memilih bank yang bebas biaya transfer, kita dapat dengan bebas mengirimkan uang ke berbagai produk investasi tanpa peduli bank tujuan transfer dan seberapa sering kita melakukan transfer.

Bank manakah yang membebaskan biaya transfer dan cocok menjadi jalur investasi?

Salah satu bank yang menerapkan bebas biaya adalah Jenius. Saya merekomendasikan Jenius, produk dari bank BTPN untuk menjadi jalur investasi. Kita juga dapat memilih bank lain yang membebaskan biaya transfer. Jenius mampu membebaskan biaya admin dan biaya transfer karena memanfaatkan teknologi online dan mengurangi cabang bank.

Selain itu, Jenius juga memberikan bunga tabungan yang tinggi. Melalui Cermati, kita dapat membandingkan bunga tabungan berbagai bank. Pada Jenius terdapat Flexi Saver yang memberikan bunga 5% dan kita dapat memasukkan uang ke Flexi Saver dan menariknya kapanpun. Bunga dihitung secara harian dan dibayarkan pada akhir bulan. Kebanyakan bank lain hanya memberikan bunga tabungan kurang dari 2%.

Supaya kita dapat langsung mulai berinvestasi dengan infrastruktur yang lebih mendukung, kita dapat langsung membuka HP dan mendownload aplikasi Jenius dari Play Store atau App Store. Untuk melihat kira-kira bagaimana proses pendaftarannya, kita bisa menonton sepintas video di bawah yang berdurasi kurang dari 6 menit.

Cara registrasi dan aktivasi Jenius

Untuk wilayah Jabodetabek, setelah kita mengisi data pendaftaran, kita dapat menjadwalkan pertemuan muka dengan petugas Jenius untuk verifikasi data guna memenuhi aturan Know Your Customer (KYC) yang ada di Indonesia. Petugas Jenius akan datang ke tempat kita berada dalam waktu kurang dari 1 jam. Untuk kita yang berada di luar Jabodetabek, berdasarkan konfirmasi kepada customer service, kita dapat datang ke cabang BTPN yang ada di kota masing-masing untuk verifikasi data. Saya dikirimkan kartu debit Jenius kurang dari 3 hari setelah verifikasi data.

Bagaimana Cara Memulai Investasi di Deposito?

Deposito adalah produk investasi yang biasanya disediakan oleh setiap bank dan merupakan salah satu jenis investasi yang paling aman. Deposito dapat diibaratkan sebagai tabungan khusus yang memberikan bunga lebih tinggi daripada tabungan biasa. Tetapi, sebagai gantinya, uang tersebut tidak dapat diambil sampai waktu yang ditentukan. Deposito merupakan salah satu jenis simpanan yang dijamin oleh pemerintah. Apabila izin usaha bank dicabut, pemerintah, Lembaga Penjamin Simpanan, akan mengembalikan uang deposito sampai maksimal 2 miliar rupiah per orang. Bunga yang didapatkan dari deposito dikenakan pajak sebesar 20%.

Biasanya saat membuka deposito, yang dilakukan pertama kali adalah:

  1. Menentukan nominal uang yang ingin dimasukkan ke dalam deposito
  2. Memilih jangka waktu deposito (maturity period) mulai dari 1 bulan hingga 1 tahun

Selain itu, terdapat pilihan instruksi pada saat deposito jatuh tempo, setelah uang disimpan di deposito selama jangka waktu yang dipilih. Mayoritas deposito memiliki pilihan instruksi berikut:

  1. Return to Active Balance
    Memberi instruksi untuk mengirim uang yang dimasukkan ke deposito (modal awal) dan bunga yang didapat ke tabungan bank.
  2. Roll Over Principal
    Memberi instruksi untuk Auto Roll Over (ARO) pada modal awal deposito. Sederhananya memasukkan uang kembali ke deposito, namun bunga yang dihasilkan deposito dikirim ke tabungan bank.
  3. Roll Over Principal + Interest
    Memberi instruksi Auto Roll Over (ARO) pada modal awal deposito beserta bunganya. Modal awal deposito beserta bunga yang didapat dimasukkan kembali ke deposito ketika jatuh tempo.

Deposito dari bank mana yang direkomendasikan?

Kembali lagi, Jenius menjadi rekomendasi. Alasan pertamanya karena Jenius telah direkomendasikan sebagai jalur investasi sehingga kita tidak perlu membuka akun bank lain. Selain itu, Jenius memberikan bunga yang lebih tinggi daripada sebagian besar deposito untuk modal 10–50 juta rupiah, yaitu sebesar 5.5% pada waktu artikel ini ditulis. Cara pembukaan deposito juga lebih sederhana dibandingkan bank lain. Pembukaan deposito Jenius juga bisa dilakukan 24 jam. Kita juga dapat dengan mudah mengubah instruksi jatuh tempo karena tidak perlu datang ke bank atau menelepon bank untuk mengubahnya. Jenius juga tidak mengenakan denda apabila membatalkan deposito yang belum jatuh tempo, walaupun kita tidak mendapatkan bunga untuk deposito yang dibatalkan. Video berdurasi kurang dari 1 menit di bawah ini akan menampilkan mudahnya berinvestasi di deposito Maxi Saver Jenius.

Cara memasukkan uang ke deposito Jenius, Maxi Saver

Kita dapat memilih jangka waktu deposito per 1 bulan dengan instruksi jatuh tempo Roll Over Principal + Interest. Saya memilih jangka waktu deposito per 1 bulan karena bunga deposito-nya tidak berbeda dengan yang jangka waktunya lebih lama. Jika kita memilih jangka waktu deposito per 12 bulan dan ternyata kita memerlukan uang pada bulan ke-6, kita terpaksa menarik uang tersebut dan tidak mendapatkan bunga. Sebaliknya apabila kita memilih jangka waktu deposito per 1 bulan dan tiba-tiba butuh uang pada bulan ke-6, kita hanya tidak mendapat bunga pada bulan ke-6. Pemilihan konfigurasi Roll Over Principal + Interest memudahkan kita agar tidak perlu secara manual memasukkan uang ke dalam deposito setiap bulan. Pada konfigurasi tersebut, bunga yang didapatkan juga dimasukkan ke deposito selanjutnya untuk mendapatkan efek compound interest, bunga berbunga, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.

Modal minimum untuk deposito di Maxi Saver adalah sebesar 10 juta rupiah. Apabila kita memiliki kurang dari itu, Flexi Saver yang memberikan bunga 5% menjadi solusi alternatif yang baik.

Bagaimana Cara Berinvestasi di Reksadana?

Investasi reksadana (mutual fund) mungkin lebih jarang diketahui orang dibandingkan deposito. Sudah banyak orang yang membuat tulisan dan video untuk menjelaskan reksadana, jadi saya memilih satu video yang menjelaskan reksadana dengan sederhana. Silahkan menonton video berdurasi 4 menit di bawah untuk lebih memahami reksadana. Sederhananya, pada reksadana, kita menitipkan uang kita untuk dikelola orang lain (manajer investasi) dengan pengawasan dari bank.

Penjelasan tentang cara kerja reksadana

Apa saja istilah yang akan sering ditemukan pada investasi reksadana?

Terdapat beberapa istilah yang sering ditemukan dalam investasi reksadana:

  1. Manajer Investasi
    Manajer investasi adalah badan perusahaan yang mengelola uang yang dimasukkan ke dalam reksadana. Kita dapat melihat daftar manajer investasi di Bareksa. Contoh manajer investasi reksadana adalah PT CIMB Principal Asset Management, PT Sucorinvest Asset Management, PT Mandiri Manajemen Investasi, dan lainnya. Manajer Investasi Sucorinvest mengeluarkan banyak produk reksadana seperti Sucorinvest Equity Fund, Surorinvest Money Market Fund, dan Sucorinvest Flexi Fund. Setiap produk reksadana yang ditawarkan manajer investasi menggunakan strategi yang berbeda dalam mengelola uang yang kita tempatkan dan kita dapat memilih jenis reksadana yang sesuai dengan preferensi kita.
  2. Bank Kustodian
    Bank kustodian adalah bank yang membantu mengurus administrasi, menjaga aset reksadana, dan mengawasi reksadana. Bank kustodian mencatat pembelian dan penjualan unit reksadana oleh investor dan mengirimkan laporan bulanan kepada kita, investor. Bank kustodian juga mencatat pembelian dan penjualan aset seperti saham, obligasi, dan deposito yang dilakukan oleh manajer investasi. Surat berharga milik manajer investasi terkait dengan reksadana juga disimpan di dalam Safe Deposit Box (SDB) milik bank kustodian.
  3. Nilai Aktiva Bersih (NAB) / Net Asset Value (NAV) / Asset Under Management (AUM)
    Nilai Aktiva Bersih (NAB), Net Asset Value (NAV), atau Asset Under Management (AUM) adalah nilai asset yang dimiliki oleh suatu reksadana dan nilainya dapat berubah-ubah tergantung bagaimana performa investasi yang dipilih oleh manajer investasi. Apabila reksadana memiliki asset 1 miliar rupiah dan utang 200 juta rupiah maka NAB-nya adalah 800 juta rupiah. Namun biasanya Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan Net Asset Value (NAV) ditampilkan setelah dibagi jumlah unit (NAB/unit). NAB/unit dihitung dan diumumkan setiap harinya oleh manajer investasi. Ketika kita membeli reksadana, kita akan mendapatkan jumlah unit tergantung harga NAB/unit pada tanggal tersebut. Contohnya kita membeli reksadana A dengan modal 1 juta pada saat NAB/unit Rp 10.000 maka kita akan mendapatkan 100 unit reksadana A. Apabila setelah 5 tahun NAB/unit reksadana A naik menjadi Rp 20.000 dan kita menjual 100 unit yang kita beli, maka kita akan mendapatkan 2 juta rupiah, atau keuntungan 100%.
  4. Informasi Reksadana / Fund Factsheet
    Setiap reksadana pasti menyediakan informasi dari reksadana yang biasanya disebut fund fact. Kita perlu membaca sekilas dokumen tersebut untuk mengetahui ke mana dana yang dimasukkan ke reksadana akan diinvestasikan. Dari sana juga terdapat informasi biaya/fee yang dikenakan untuk pembelian dan penjualan reksadana. Sejarah dan performa reksadana biasanya juga turut disertakan dalam dokumen ini.

Apakah reksadana berpotensi melarikan uang kita?

Manajer investasi bisa saja bangkrut tetapi uang yang dititipkan oleh kita akan tetap aman dan tidak bisa dilarikan oleh manajer investasi. Hal ini dikarenakan uang yang kita masukkan ke reksadana dijaga oleh bank kustodian yang sudah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Manajer investasi tidak memiliki akses terhadap aset tersebut dan hanya dapat memberikan instruksi ke bank kustodian untuk membayar transaksi pembelian atau menagih transaksi penjualan. Aset yang disimpan di reksadana juga tidak dapat diakui sebagai aset milik manajer investasi. Apabila manajer investasi memiliki hutang dan gagal bayar, uang kita juga tidak dapat disita oleh pemberi kredit karena bukan merupakan milik manajer investasi.

Bagaimana jika bank kustodian yang bangkut? Uang yang kita masukkan ke bank dicatat sebagai kewajiban sedangkan uang reksadana tidak dicatat pada laporan keuangan bank karena sifatnya hanya dititipkan. Jika terjadi kebangkrutan pada bank kustodian, aset akan tetap aman karena tidak bisa ikut disita. Apabila bank kustodian bangkrut maka pilihannya adalah reksadana dibubarkan, seluruh aset dijual dan dikembalikan ke kita. Atau, alternatifnya aset reksadana dialihkan kepada bank kustodian yang lain.

Dari mana kita dapat membeli reksadana dengan mudah?

Jika kita ingin berinvestasi di reksadana, cara paling mudah adalah melalui Bareksa. Bareksa adalah agen penjual reksadana online terlengkap untuk saat ini. Bukalapak dan Tokopedia bekerjasama dengan Bareksa untuk menyediakan fitur reksadana. Bukalapak dan Tokopedia memiliki aplikasi yang lebih gampang digunakan tetapi reksadana yang ditawarkan oleh kedua aplikasi tersebut sangat terbatas. Kita juga dapat membeli reksadana melalui sekuritas, bank, atau langsung ke perusahaan manajer investasi reksadana. Tetapi reksadana yang ditawarkan mereka juga sangat terbatas. Karena pendapatan investasi reksadana sangat bergantung pada kemampuan manajer investasi, akan lebih baik apabila kita memiliki pilihan yang lebih luas.

Karena hasil investasi sangat dipengaruhi seberapa dini kita memulai investasi, jangan mengulur waktu dan ragu lagi. Langsung saja lakukan registrasi di Bareksa. Karena situs Bareksa lebih membingungkan, disarankan menggunakan aplikasi Play Store atau App Store untuk registrasi dan membeli reksadana. Tetapi untuk memilih reksadana nanti kita akan membutuhkan situs Bareksa. Registrasi di Bareksa hanya membutuhkan waktu kurang dari 30 menit dan kita langsung bisa membeli reksadana. Setelah menyelesaikan proses registrasi, kita dapat mulai membeli reksadana mulai dari 100 ribu rupiah. Dari daftar reksadana Bareksa, kita bisa melihat semua reksadana yang dapat dibeli.

Pendaftaran dan pembelian reksadana di Bareksa

Bagaimana cara memilih produk reksadana?

Untuk mengetahui produk reksadana mana yang cocok untuk kita, kita perlu mengetahui jenis-jenis reksadana yang ada beserta karakteristiknya. Terdapat 4 jenis reksadana yang lebih umum diketahui:

  1. Reksadana pasar uang
    Reksadana pasar uang adalah reksadana yang mengalokasikan dana kelolaannya pada produk investasi dengan resiko yang lebih rendah seperti deposito dan surat utang/obligasi. Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari reksadana ini naik secara konstan walaupun lebih lambat, dan kita dapat melihat grafiknya nanti. Reksadana ini cocok untuk investasi jangka pendek ataupun untuk investor yang belum siap mengambil resiko.
  2. Reksadana pendapatan tetap
    Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang mengalokasikan dana kelolaannya pada produk investasi yang memberikan pendapatan tetap seperti surat utang/obligasi. Obligasi dapat diterbitkan oleh lembaga pemerintah yakni Surat Utang Negara (SUN) atau Obligasi Ritel Indonesia (ORI), ataupun diterbitkan oleh perusahaan. Penerbit obligasi berjanji akan membayar pokok utang pada saat jatuh tempo dan juga rutin membayar bunga kepada pemegang obligasi. Reksadana ini cocok untuk investasi jangka menengah (> 3 tahun). Reksadana pendapatan tetap lebih beresiko daripada reksadana pasar uang namun masih lebih aman dibandingkan reksadana saham. Nilai obligasi cenderung turun apabila suku bunga deposito naik dan cenderung naik apabila suku bunga deposito turun.
  3. Reksadana pasar modal / saham
    Reksadana saham adalah reksadana yang mengalokasikan sebagian besar dana kelolaannya untuk membeli saham. Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari jenis reksadana ini dapat naik dan turun dengan cepat dan oleh karenanya disebut beresiko tinggi. Walaupun beresiko tinggi, reksadana saham merupakan reksadana yang paling berpotensi memberikan keuntungan besar. Reksadana saham cocok untuk investasi jangka panjang (> 10 tahun). Dilihat dari grafik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bawah, nilai saham memiliki kecenderungan naik. Namun dalam perjalanannya, harga saham dapat naik dan turun dengan cepat. Disarankan untuk tidak berinvestasi di reksadana saham apabila kita akan membutuhkan uang yang diinvestasikan dalam waktu dekat (< 5 tahun) karena bisa saja pada saat kita butuhkan, harga saham turun di bawah harga beli.
  4. Reksadana campuran
    Reksadana campuran adalah reksadana yang mengalokasikan dananya ke berbagai jenis investasi, mulai dari deposito, obligasi, sampai dengan saham. Reksadana ini memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan reksadana pendapatan tetap, tergantung dari bagaimana dana dialokasikan. Namun reksadana ini dikatakan memiliki resiko yang lebih rendah daripada reksadana saham. Reksadana campuran sebaiknya dipilih hanya jika ingin berinvestasi untuk jangka panjang.
Grafik Indeks Harga Saham Gabungan dari 1998 sampai 2018 dari Yahoo Finance

Reksadana yang stabil cenderung memberikan profit yang lebih kecil dan cocok untuk investasi jangka pendek. Sedangkan reksadana yang tidak stabil, yang harganya dapat berubah dengan cepat (berfluktuasi), cenderung memberikan profit yang lebih besar dan cocok untuk investasi jangka panjang. Kita dapat membagi uang yang ingin kita investasikan ke beberapa produk investasi. Contohnya, sebagian penghasilan kita yang ingin ditabung untuk masa tua, misalnya 5% penghasilan, bisa diinvestasikan di reksadana saham secara rutin setiap bulannya. Sedangkan untuk penghasilan kita yang ingin kita tabung untuk membeli rumah atau traveling dapat disimpan di deposito atau reksadana pasar uang.

Setelah mengetahui jenis-jenis reksadana, kita tentu saja ingin memilih produk reksadana terbaik dari tiap-tiap jenis reksadana. Performa investasi reksadana sangat bergantung kepada kemampuan manajer investasi. Kita tidak akan mendapatkan hasil yang optimal atau bahkan bisa mengalami kerugian jika asal pilih. Performa reksadana biasa diukur dengan beberapa matriks seperti beta, standar deviasi, Sharpe ratio, Treynor ratio, dan sebagainya. Namun, kita tidak perlu mempelajari matriks tersebut karena Bareksa telah menyediakan rating untuk setiap reksadana. Rating yang dihitung oleh Bareksa dinamakan barometer.

Barometer reksadana dihitung berdasarkan profit dan resiko dengan bobot masing-masing 50%, relatif terhadap reksadana sejenis. Karena rating/barometer reksadana dihitung relatif terhadap reksadana sejenis, kita tidak dapat membandingkan produk reksadana pasar uang dengan produk reksadana saham dengan menggunakan barometer ini. Penjelasan tentang barometer yang disediakan Bareksa dapat diakses dari sini. Bareksa tidak memberi formula perhitungan barometer namun kita percaya saja dengan Bareksa. Rating/barometer reksadana, seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah, memiliki rentang 1–5, rating 1 untuk yang terburuk, dan rating 5 untuk yang terbaik. Warna pada barometer menunjukkan besarnya asset yang dikelola atau biasa disebut Asset Under Management (AUM) reksadana tersebut.

Produk reksadana mana yang lebih unggul?

Dalam memilih reksadana terbaik dari tiap jenis reksadana, kita akan memanfaatkan rating/barometer yang telah dihitung oleh Bareksa. Namun, sebelum kita membandingkan barometer reksadana yang satu dengan yang lain, kita perlu menerapkan filter agar hanya menampilkan satu jenis reksadana dalam satu waktu. Selanjutnya kita akan mencari produk reksadana yang unggul untuk masing-masing jenis reksadana.

Daftar reksadana Bareksa

Reksadana pasar uang adalah reksadana yang mengalokasikan dana kelolaannya ke produk investasi dengan resiko yang lebih rendah seperti deposito dan surat utang. Reksadana ini cocok untuk investasi jangka pendek atau untuk yang baru mulai belajar berinvestasi. Untuk memilih reksadana pasar uang terbaik, pertama kita terapkan filter untuk hanya menampilkan reksadana pasar uang. Karena reksadana pasar uang adalah reksadana dengan resiko yang rendah, kita tidak perlu melihat barometer yang mempertimbangkan profit dan resiko. Kita dapat langsung mengurutkan reksadana berdasarkan profit tertinggi dalam 1 tahun terakhir atau 3 tahun terakhir. Setelah itu pilih 5 reksadana dengan urutan teratas dan klik tombol “bandingkan”.

Menerapkan filter dan perbandingan reksadana di Bareksa

Kita dapat melihat grafik pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit dan Asset Under Management (AUM) pada halaman perbandingan. Berdasarkan grafik yang ada pada laman tersebut, ataupun dari grafik di bawah, Sucorinvest Money Market Fund memiliki performa yang lebih baik dibandingkan reksadana pasar uang lainnya. Kita kemudian dapat mencari informasi reksadana tersebut atau yang biasa disebut fund fact-sheet. Untuk reksadana Sucorinvest Money Market Fund, informasi reksadananya dapat diunduh dari tautan ini. Dari dokumen tersebut kita dapat melihat bahwa reksadana ini mengalokasikan 20% dana kelolaannya pada obligasi yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun dan 80% pada deposito. Investasi terbesar reksadana ini ada pada produk deposito Bank Bukopin dan BRI. Reksadana ini memberikan profit/return sekitar 7% per tahun dan tidak dikenakan pajak.

Perbandingan reksadana pasar uang dengan return tertinggi dalam setahun
Alokasi dana reksadana Sucorinvest Money Market Fund

Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang mengalokasikan dana invetasinya pada obligasi/surat utang. Reksadana pendapatan tetap memiliki resiko menengah karena memiliki Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang sedikit berfluktuasi. Dengan cara yang tidak berbeda jauh dengan sebelumnya, kita akan coba mencari reksadana pendapatan tetap terbaik. Pertama, filter daftar reksadana Bareksa untuk hanya menampilkan reksadana pendapatan tetap. Kemudian, urutkan berdasarkan barometer karena Nilai Aktiva Bersih (NAB) dapat berfluktuasi, sehingga kita perlu mempertimbangkan resiko. Pilih 5 reksadana dengan urutan teratas dan klik tombol “bandingkan”.

Dapat kita lihat secara visual dari grafik Nilai Aktiva Bersih (NAB) selama 5 tahun di bawah, MRS Bond Kresna dan MNC Dana Liquid memiliki performa terbaik. MRS Bond Kresna memberikan profit/return yang lebih tinggi, namun lebih tidak stabil dan memiliki resiko yang lebih tinggi daripada MNC Dana Liquid. Untuk muslim, MNC Dana Syariah merupakan pilihan yang baik.

Perbandingan reksadana pendapatan tetap dengan barometer tertinggi

Pada reksadana pasar modal/saham, manajer investasi mengalokasikan mayoritas dana investasi untuk membeli saham. Reksadana saham memiliki resiko yang paling tinggi, namun memberikan profit/return yang paling tinggi dibanding reksadana jenis lainnya. Reksadana ini cocok untuk yang berminat berinvestasi jangka panjang. Dengan cara yang sama pada saat kita memilih reksadana pendapatan tetap, kita urutkan reksadana berdasarkan barometer dan kemudian klik “bandingkan”, kita akan mendapatkan grafik di bawah.

Dapat kita lihat reksadana Sucorinvest Equity Fund, Simas Saham Unggulan, dan Sucorinvest Sharia Equity Fund memberikan profit/return tertinggi. Awalnya saya memilih Sucorinvest Equity Fund karena performa 3 tahun terakhir yang sangat baik. Tetapi sejak 19 Februari 2018 sampai saat ini, 13 Mei 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan, dan reksadana Simas Saham Unggulan dan Sucorinvest Sharia Equity Fund yang tidak mengalami penurunan banyak untuk Nilai Aktiva Bersih (NAB). Dari informasi tersebut, kita dapat melihat reksadana saham yang berpotensi menjadi yang terbaik adalah Simas Saham Unggulan, disusul Sucorinvest Equity Fund, dan Sucorinvest Sharia Equity Fund.

Karena Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana saham dapat naik turun dengan cepat dan bergantung pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), waktu membeli reksadana saham sangat menentukan keuntungan yang didapatkan. Kita ingin berinvestasi lebih banyak di reksadana saham saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah dan tidak berinvestasi lebih banyak saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang tinggi. Bayangkan ketika kita masuk ke dalam supermarket, tentu saja kita membeli persediaan lebih banyak pada saat diskon besar-besaran, dan tidak membeli berlebihan pada saat tidak ada diskon. Jangan melakukan sebaliknya.

Pada reksadana campuran, investasi dialokasikan pada campuran deposito, obligasi, dan saham. Reksadana campuran dikatakan memiliki resiko menengah. Namun, jika dilihat dari grafiknya, reksadana ini memiliki resiko jauh di atas obligasi walaupun mungkin masih lebih rendah resikonya dibandingkan reksadana saham. Untuk menentukan reksadana terbaik untuk jenis campuran, silahkan dicoba sendiri.

Kesimpulan

Kesimpulannya bank Jenius direkomendasikan untuk menjadi jalur berinvestasi karena membuat kita terbebas dari biaya transfer saat ingin berinvestasi di produk investasi manapun. Selain itu, bank Jenius memberikan bunga tabungan yang tinggi melalui Flexi Saver, yaitu sebesar 5%. Deposito yang disarankan adalah deposito Maxi Saver Jenius karena kemudahannya dan bunganya yang juga tergolong tinggi yakni 5.5%. Bareksa merupakan tempat terbaik untuk membeli reksadana karena memiliki pilihan reksadana yang cukup lengkap. Rekomendasi reksadana untuk masing-masing jenis adalah:

  • Pasar Uang: Sucorvinvest Money Market Fund
  • Pendapatan Tetap: MRS Bond Kresna, MNC Dana Liquid
  • Pasar Modal/Saham: Simas Saham Unggulan, Sucorinvest Equity Fund

Dari Bloomberg kita dapat melihat perbandingan performa reksadana saham Simas Saham Unggulan (SINSAUN:IJ) dan Sucorinvest Equity Fund (SUCOREQ:IJ) terhadap Jakarta Composite Index (JCI) atau biasa disebut Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan garis berwarna jingga. Selain itu kita melihat bagaimana perbandingan performa reksadana Sucorinvest Money Market Fund (SUCORMM:IJ), MRS Bond Kresna (KMMRSBD:IJ), dan MNC Dana Liquid (BHALIK1:IJ) terhadap reksadana saham. Grafik di bawah adalah grafik pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit dalam jangka waktu 5 tahun. Perhatikan juga bahwa SUCORMM:IJ, garis biru, baru mulai ada sejak akhir 2014 dan dimulai dari 0. Seharusnya reksadana tersebut memberikan return lebih dari 30.51% dalam 5 tahun namun masih di bawah BHALIK1:IJ.

Perbandingan reksadana dengan IHSG

Dapat dilihat bahwa semua rekomendasi reksadana memiliki performa yang lebih baik dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan direkomendasikan pada Mei 2018. Apabila artikel ini diakses 3 atau 5 tahun mendatang, sangat dimungkinkan produk yang direkomendasikan sudah tidak memiliki performa sebaik sekarang ataupun sudah dikalahkan produk yang lain. Walaupun begitu, cara memilih jalur investasi, deposito, dan reksadana tidak akan jauh berbeda. Kita dapat mencari ulang produk investasi yang bagus dengan langkah-langkah yang telah kita gunakan sebelumnya.

Investasi adalah kebutuhan setiap dari kita untuk mempersiapkan masa depan. Kesuksesan berinvestasi ditentukan oleh seberapa dini kita mulai berinvestasi. Oleh karena itu, mulai dari sekarang, jangan menunda, walaupun hanya memulainya dari 100 ribu rupiah. Jika merasa artikel ini bermanfaat, silahkan di-share kepada teman-teman yang lain agar kita sama-sama memulai investasi se-dini mungkin.

Selamat berinvestasi.

Jika tertarik untuk mempelajari investasi saham, teman-teman dapat mengakses artikel lanjutan Memulai Investasi: Saham.

--

--

Winson Waisakurnia

Data Scientist | ex Software Engineer in Data Team | Computer Science @ Bandung Institute of Technology