Selamat tinggal Edgeprop Singapura, banyak hal yang saya dapatkan disana

Aisy Muhammad Rozsidhy
Aisy Rozsidhy
Published in
8 min readOct 14, 2018
picture by Alexandre Croussette on Unsplash

Hi all, jika kalian berteman dengan Facebook saya pastinya sudah tahu donk kalau saya sudah resign dari kantor saya yaitu “Edgeprop atau dikenal sebelumnya sebagai Edge property singapura” dan sudah seminggu saya meninggalkan perusahaan tersebut. Perusahaan ini adalah solusi buat temen-temen yang sedang mencari property di singapura selain menyediakan informasi seputar property di dalam sistem ini terdapat fitur untuk agent apabila ingin mengetahui perkembangan property di singapura.

Edgeprop sendiri sudah berdiri semenjak 2015 yang awalnya adalah majalah yang membahas property setelah itu dikembangkanlah aplikasi web yang bisa di akses di : https://www.edgeprop.sg

ini halaman utama edgeprop singapura

Selain di singapura, edgeprop juga ada di negara Malaysia. Jadi bisa dikatakan perusahaan ini memiliki 2 kantor yang berbeda negara, namun tampilan web dan fitur yang ada di Malaysia berbeda jauh dengan yang ada di Singapura. Klo indonesia sendiri bagaimana? Nah saat saya mau resign, proses pembuatan Edgeprop Indonesia sedang berjalan, sehingga saya tidak menjadi bagian Indonesia.

Disana saya masih menyebut itu kantor karena meskipun saya remote saya juga mendapatkan kantor dan fasilitasnya. Banyak sekali pengalaman yang saya alami baik itu pengalaman baik maupun buruk. Namun disana saya merasakan banyak perubahan pada diri saya dan memproses menjadi diri saya yang lebih baik lagi daripada sebelum saya bekerja.

Jadi tulisan ini adalah kisah saya selama setahun di edgeprop singapura, tentunya tulisan ini tidak mencakup keseluruhan, namun cerita ini memuat garis besar dan pengalaman yang memberikan nilai yang baik buat saya selama bekerja di kantor sana.

Proses Pencarian kerja yang nyeleneh

Siapa yang menyangka kalau seorang seperti saya bisa berkarir di negara tetangga meskipun harus remote, ditambah lagi karir ini juga karir pertama saya di kantoran, karena sebelumnya saya adalah freelancer yang menerima proyek kecil-kecil saja.

Note: sebetulnya cerita ini sudah saya bahas di tulisan saya sebelumnya, namun saya akan menceritakan lengkapnya disini.

Awalnya keluarga berharap saya bisa masuk ke BUMN atau di startup yang ada di Jakarta, namun karena saat itu belum jodoh akhirnya keluarga juga tidak berharap banyak ke saya.

Perasaan belum dapat kerja

Namun saya tidak menyerah, dan tiba-tiba saya menemukan opportunity di Linkedin dengan logo yang menarik saya untuk klik perusahaan tersebut, yah jujur saya join ke Edgeprop ini karena tertarik dengan logonya bukan latar belakang perusahaannya.

Setelah melihat profil mereka, ternyata ini adalah perusahaan Edgeprop Singapura (di atas juga sudah saya bahas apa itu Edgeprop) dan perusahaan tersebut adalah perusahaan asing dari singapura dan mencari programmer yang menguasai web.

Karena sudah putus asa banyak yang menolak saya, akhirnya saya berdoa “Ya Allah, hambamu ini ingin menyenangkan keluarga dan orang yang saya sayangi, kumohon bukalah jalan di tempat ini”.

Perjuangan Test

Setelah Apply di Edgeprop saya sudah pasrah karena hampir dua minggu saya tidak mendapatkan kabar , namun setelah genap dua minggu saya dikabari melaui email untuk melakukan test awal, saya langsung kerjakan dan saya meminta bantuan calon pasangan saya untuk mengirim materi kuliah dia selama semester 1 dan 2, sambil belajar saya juga mengerjakan test tersebut, dan hari itu juga saya kirim jawabannya ke email yang mengirim saya test tersebut.

Besoknya saya dapat kabar lolos lagi dan harus mengikuti interview di kota kasablanka, tempatnya lumayan jauh juga dari tempat tinggal saya. Namun itu tidak mengurungkan niat saya, dan akhirnya saya menentukan jam dan bersiap belajar untuk interview, karena perusahaan asing maka saya mempersiapkan diri dengan berbicara bahasa inggris.

Saat hari H wawancara saya datang 10 menit lebih awal di tempat, langsung berkenalan dengan orang yang Interview dengan saya yang kebetulan adalah CTO di Edgeprop, setelah berkenalan kita memulai wawancara dengan bahasa inggris penuh, Wawancara berjalan dengan lancar, test yang diberikan juga membuat saya tertantang karena saya harus menulis script di atas kertas (kaya jaman SMK saya saja), namun sayangnya saya tidak menyelesaikannya dengan cepat, dan akhirnya pasrah dengan nilai apa adanya.

Setelah mengelurkan semua kemampuan seluruhnya? tentu butuh istirahat

Karena frustasi dan lapar karena tidak menyelesaikan testnya, saya akhirnya memutuskan makan siang di mall, karena kebetulan jadi satu sama kantor dan setelah makan saya langsung pulang ke rumah dan belajar lagi.

Besoknya saya bangun siang karena masih merasa frustasi masalah kemarin, namun saat saya cek email, saya mendapatkan kabar kalau saya diterima di Perusahaan tersebut, dan gaji yang saya harapkan malah melebihi ekspetasi saya sebagai Fresh Graduate. Tentunya saja langsung menghubungi keluarga saya di Malang dan keluarga besar, Alhamdulillah saya bisa bekerja, semoga dengan begini saya bisa menjadi lebih baik lagi.

Mulai di tempat kerja dan kesulitan beradaptasi

Setelah diterima kerja saya bersemangat menanti apa saja yang diberikan atasan saya nanti, namun kenyataan kerja di perusahaan itu tidak semuanya indah. Project dengan deadline yang menurut saya benar-benar tidak masuk akal, jadwal belajar saya kacau, irama mengerjakan proyek dan penyesuaian diri di Edgeprop benar-benar sulit untuk saya waktu itu dan saya sering merepotkan dan membebani atasan dan teman-teman sekantor.

Karena masalah tersebut saya juga sering di marahi atasan saya, bahkan juga kena semprot langsung oleh CTO saya karena performa saya yang jelek, dan saya sadar akan hal itu, ditambah lagi masalah dari luar kantor juga berdampak juga ke kinerja saya.

Minta maaf juga tidak langsung menyelesaikan masalah ini

Pernah juga kepikiran resign karena beban dan tekanan yang begitu banyak, namun teman-teman saya, keluarga saya dan calon saya menguatkan hati saya dan terus berkarir di Edgeprop.

Hingga suatu hari saya bisa membutikkan diri saya untuk bisa, dan saya di lepas sendirian dari tim dan di beri projek sendiri oleh CTO saya, dan saat itu saya mulai menemukan alur yang benar untuk mengerjakan proyek dan mempercepat kinerja saya.

Setelah proyek itu saya akhirnya di kembalikan ke tim lain, dan mengerjakan kerja yang berbeda, dan kebetulan atasan saya juga dari kota asal saya jadinya saya mudah akrab dan terbuka dengan atasan saya, dan saya juga mulai perlahan-lahan menikmati mengerjakan proyek yang di berikan.

Teman-teman Perjuangan yang solid

Memiliki teman adalah anugrah buat saya, dua pegawai yang join pertama yang saya kenal seumuran dengan saya. Jadinya kita lebih mudah akrab dengan satu sama lain, dan setiap pulang kita selalu bersama, seiring waktu juga bertambah banyak pegawai yang bekerja di Edgeprop, dan mulai sering hangout bersama-sama seperti karaoke, makan bersama, dan bahkan bisa merayakan hari istimewa bersama.

Namun karena jumlah pegawai banyak, akhirnya kita di tambahkan ruangan lagi agar tidak sesak di ruangan sebelumnya. Tentunya saya juga berteman dengan mereka semua, namun ada hal yang berat buat saya di dunia kerja yaitu saat mereka resign.

Di tinggal teman dan orang tersayang itu berat, kalau waktu sekolah dan kuliah Wisudah adalah tempat kita bertemu terakhir dan kita mulai berpisah dengan teman-teman, di tempat kerja tidak ada istilahnya wisuda, Teman-teman resign atau meninggalkan tempat karena alasan mereka sendiri.

Dan hal itu sesuatu yang wajar di dunia pekerjaan, namun bagi saya tetap menjadi hal yang berat. Karena saya orangnya yang mudah dekat dengan orang dan menganggap orang itu sudah seperti saudara saya sendiri.

Saat sudah dekat kita juga tidak sungkan mau berbuat apa, tentu dalam batas wajar juga.

Namun itu juga jalan mereka sendiri, saya juga tidak memaksa mereka untuk tetap stay. Itu pilihan mereka dan ini pilihan saya jadinya saya sendiri juga mulai belajar untuk mulai move on kedepan dan fokus dengan karir yang sesuai dengan harapan saya.

Ditawari remote di Kota Asal

Lama bekerja tanpa cuti tidak sehat dan saat itu saya memutuskan untuk cuti, karena saya melihat stok cuti saya masih banyak, dan saya ingin mengambik beberapa hari untuk berlibur di Malang dan menikmati waktu bersama keluarga dan juga calon saya, kalau sempat saya juga maen ke kampus saya juga.

Kebetulan atasan saya yg di singapura sedang mampir ke Indonesia, jadinya saya ingin mengajukan cuti ke beliau, pas sekali beliau membahas masalah membuka opportunities di luar kota untuk remote. Hal ini karena ada senior saya di Malang, dan kebetulan Edgeprop singapura juga sedang mencari programmer yang bertalenta juga, dan akhirnya senior saya disuruh untuk mencari di kampus-kampus.

cengar-cengir bisa remote di kota asal

Jadinya karena saya ingin cuti, saya disuruh remote di Malang, dan bisa stay di Malang beberapa bulan sekali. Dengan catatan saya juga harus mencari talenta-talenta junior saya di kampus nanti dan tetap fokus bekerja, gaji juga sesuai kontrak Jakarta, Bukannya enak sekali?

Memang enak, namun sayangnya saya tidak bisa menerima tawaran tersebut, dan saya hanya menggunakan waktu saya cuti digantikan remote dan kembali sesuai jadwal. Di tambah saya juga mau belajar banyak dari Developer-developer Jakarta dan mengikuti setia Facebook Developer Circle Jakarta, jadi tidak bisa saya tinggalkan.

Mulai jenuh karena pekerjaan dan memutuskan resign

Mendekat habis kontrak saya, saya mulai jenuh dan mulai tidak bersemangat mengerjakan sesuatu di kantor, dan saya sadar betul apa yang saya rasakan yaitu jenuh. Yah jenuh di kantor malah membuat saya tidak produktif, bahkan saya malas melakukan aktivitas dan task yang diberikan, saya sampai sadar kalau saya mulai membenci menulis code yang jelas-jelas saya menyukai hal tersebut.

Sadar akan hal ini saya segera membuka opportunity di Linkedin kalau saya sedang open untuk tawaran kerja dan meletakkan CV saya ke berbagai tempat, tentu dengan harapan saya bisa menemukan tempat baru dimana saya bisa berkarir dan semangat dengan hal yang saya lakukan.

Namun jujur saja ijin ke teman-teman saya berat hati. Bahkan saat saya bilang pertama kali ke teman saya sendiri yang satu ruangan dengan saya merasa berat sekali. Dan saya sendiri juga belum mengatakan ke ruangan sebelah karena takut mengejutkan mereka, dan bahkan ada orang baru di kantor saya juga belum berkenalan sama sekali, haha.

Ke teman-teman saja berat, apalagi senior saya yang ada di Malang itu yang paling berat. Berkat beliau saya bisa berkembang lebih baik dan bangkit untuk tekun di dunia IT, saya berharap juga saya bisa bertemu lagi atau bahkan bekerja sama lagi dengan atasan saya langsung.

Semoga kita bisa bertemu lagi di project berikutnya

Kesimpulan

Well, berat memang berpisah dengan orang-orang yang dekat dengan saya sendiri. Saya sendiri juga termasuk orang yang benci dengan perpisahan dan saya sendiri juga butuh waktu untuk bisa menerima perpisahan tersebut.

Namun kali ini, saya sendirilah yang memisahkan diri dari teman-teman. Jika mungkin saya bertemu dengan mereka maka saya harap saya ketemu dengan keadaan yang sama-sama baik.

Namun saya juga ingin berkembang menjadi lebih baik lagi di tempat lain, karena tawaran karir yang menurut saya memang membuat saya berkembang sesuai dengan harapan saya.

Saya mengucapkan terima kasih banyak untuk rekan-rekan Edgeprop yang sudah memberikan rasa kekeluargaan ini dan kesempatan berkarir di tempat keren tersebut. Meskipun saya seringkali merepotkan semuanya, namun itu adalah pengalaman berharga saya.

itu saja yang bisa saya bagikan, saya harapkan dengan cerita singkat ini bisa membantu teman-teman untuk berkembang lebih baik lagi. Buat teman-teman Edgeprop see you in the top!

Tunggu tulisan, tutorial, dan cerita saya. Ciaooo.

--

--