Implementasi Agile dalam Tim

Kris Tianto
Basic People
Published in
3 min readApr 4, 2019

Story sebelumnya dapat dilihat di sini.

Halo semua! Pada story sebelumnya, saya sudah menjelaskan apa itu Agile. Pada story kali ini, saya akan coba menjelaskan bagaimana penerapan Agile di dalam tim PPL saya. Bagi kamu yang belum membaca story sebelumnya, kamu dapat mengaksesnya di sini.

Meet my great dev-team!

Penerapan Agile Manifesto dalam tim

  • Individu dan interaksi lebih dari proses dan sarana perangkat lunak.
    Dalam tim, setiap harinya kami berinteraksi satu sama lain secara langsung, saling berdiskusi mengenai perkembangan project yang sedang kami lakukan.
  • Perangkat lunak yang bekerja lebih dari dokumentasi yang menyeluruh.
    Kami terus berusaha untuk men-deliver perangkat lunak yang bekerja sebelum sprint review, agar klien kami dapat melihat dan merasakan sejauh mana perkembangan yang kami lakukan terhadap perangkat lunak yang dikembangkan tersebut.
  • Kolaborasi dengan klien lebih dari negosiasi kontrak.
    Kami terus berusaha untuk berkomunikasi dengan klien mengenai pengembangan perangkat lunak yang kami lakukan dan target apa yang harus dicapai.
  • Tanggap terhadap perubahan lebih dari mengikuti rencana.
    Kami berusaha untuk dapat bersikap adaptif terhadap perubahan-perubahan yang dapat terjadi selama proses pengembangan dan dapat terjadi di luar rencana yang sudah kami susun sebelumnya (di dalam scrum board).

Penerapan Agile Principles

  • Prioritas utama adalah memuaskan klien dengan menghasilkan perangkat lunak yang bernilai secara dini dan rutin.
    Setiap sprint, kami selalu berusaha untuk men-deliver perangkat lunak yang dapat digunakan oleh klien dan perangkat lunak tersebut seolah-olah sudah memiliki alur kerjanya. Dengan begitu, klien dapat mengetahui dan mengerti apa saja yang sudah dikerjakan oleh kami dan bagaimana perangkat lunak tersebut bekerja.
  • Menyambut perubahan kebutuhan, walaupun terlambat.
    Apabila klien meminta suatu perubahan kebutuhan akan perangkat lunaknya atau ada ide baru dari tim developer, kami akan berusaha untuk menyesuaikannya dan apabila sudah sesuai, akan kami implementasikan sesegera mungkin.
  • Menghasilkan perangkat lunak yang bekerja secara rutin.
    Setiap sprint, kami berusaha untuk mengembangkan perangkat lunak dan memastikan bahwa perangkat lunak tersebut dapat dipresentasikan kepada klien dan bekerja dengan baik.
  • Rekan bisnis dan pengembang perangkat lunak harus bekerja sama setiap hari sepanjang proyek.
    Kami berusaha untuk terus berkomunikasi dengan klien kami, mengenai sejauh mana progress pengembangan perangkat lunak tersebut.
  • Kembangkan proyek di sekitar individual yang termotivasi.
    Setiap anggota tim berusaha untuk memotivasi dirinya sendiri dan memotivasi rekannya agar bekerja secara tepat dan efektif.
  • Metode yang paling efisien dan efektif untuk menyampaikan informasi dari dan dalam tim pengembangan perangkat lunak adalah dengan komunikasi secara langsung.
    Setiap harinya, kami selalu meluangkan waktu untuk berkumpul bersama dan membahas progress yang kami lakukan.
  • Perangkat lunak yang bekerja adalah ukuran utama kemajuan.
    Perangkat lunak yang bekerja selalu kami usahakan dalam setiap sprintnya, agar memenuhi ekspektasi dari klien.
  • Proses Agile menggalakkan pengembangan berkelanjutan.
    Pengembangan perangkat lunak yang kami lakukan dibagi dalam beberapa tahap dan berkelanjutan. Untuk memastikan bahwa pengembangan yang kami lakukan dapat berkelanjutan, kami melaksanakan daily scrum meeting dua kali dalam seminggu.
  • Perhatian yang berkesinambungan terhadap keunggulan teknis dan rancangan yang baik.
    Kami selalu memperhatikan detail-detail yang ada di dalam existing perangkat lunak yang dimiliki oleh klien, agar tidak ada hal yang terlewat.
  • Kesederhanaan adalah hal yang amat penting.
    Kami selalu berusaha untuk tetap fokus pada tujuan dan memanfaatkan waktu pengembangan secara baik.
  • Arsitektur, kebutuhan, dan rancangan perangkat lunak terbaik muncul dari tim yang dapat mengorganisir diri sendiri.
    Kami berusaha untuk mampu untuk mengorganisir kinerja tim kami sendiri, karena kami sendiri lah yang mengetahui apa saja kebutuhan yang kami perlukan dalam suatu sprint.
  • Secara berkala, tim pengembang berefleksi tentang bagaimana untuk menjadi lebih efektif.
    Setiap sprint retrospective, kami akan merefleksikan bagaimana kami bekerja pada sprint tersebut, dan perubahan apa saja yang dapat kami implementasikan agar kami dapat bekerja lebih efektif pada sprint berikutnya.

Sekian sharing pengalaman saya dalam implementasi agile di dalam tim. Semoga bermanfaat.

--

--