Review #BrazilGP 2018: Mas Sem Ordem

Formula Satu
Blog Formula Satu
Published in
4 min readNov 14, 2018

Sebelum memulai tulisan ini, mari sejenak kita mengheningkan cipta dan mengagumi indahnya balapan di sirkuit Interlagos. Satu lap yang sangat cepat, dengan tikungan-tikungan yang mengalir, serta tanjakan dan turunan yang menguji kemampuan pembalap. Mobil-mobil pun seakan berdansa di lintasan balap. Bagi kami, ia adalah salah satu sirkuit terbaik di kalender F1. Tanpa drama pun, kami yakin balapan di Interlagos akan tetap mengagumkan untuk ditonton.

#FormulaJadul sejenak untuk menunjukkan betapa dinamisnya sirkuit Interlagos. Jatuh cinta.

Namun sepertinya, dalam Bahasa Portugis “Interlagos” adalah sinonim untuk “drama”. Balapan 2018 pun tak lepas dari drama. Salah satu penyebabnya, Ordem e Progresso yang merupakan semboyan negara Brazil kurang dihayati oleh beberapa pembalap tempo hari. Mas sem ordem, there is no order in Interlagos yesterday! Klaim tersebut agak lebay sih, tapi siapa saja ya yang bandel di balapan kemarin?

Bukan deng, “Interlagos” artinya “di antara danau”

Di sesi kualifikasi, kita disuguhi penampilan mengesankan sang prodige Ferrari, Charles Leclerc. Tentunya kita turut mengapresiasi performa Marcus Ericsson tempo hari dengan mobil yang sama, tetapi apa yang dilakukan Leclerc sungguh mengesankan.

Ketika hujan deras mengguyur sesi Q2, awak pit Sauber memerintahkan Leclerc untuk masuk ke pit. Namun Leclerc belum puas dan masih yakin bahwa mobilnya mampu meraih catatan waktu lebih baik. Alhasil, Leclerc dapat menembus Q3 dengan ban supersoft yang sudah habis dan memulai lomba dari P8. Momen mengesankan ini sekaligus menghasilkan salah satu komunikasi radio terkeren 2018 versi kami. Kamipun jadi tidak sabar melihat Leclerc berseragam merah tahun depan! I mean, who doesn’t?

Ini lho momen radionya sang boy wonder

Di sisi lain lapangan, “wunderkind” Ferrari lainnya Sebastian Vettel mengalami masalah ‘berat’ (ha! get it?). Di sesi Q2, rupanya mobilnya mendapat panggilan acak dari Ferrari International Assistance untuk pengukuran berat minimum mobil.

Sayangnya, panggilan dilakukan saat awan tebal menggelayut di sesi tersebut. Pemanggilan tersebut merugikan Seb karena bisa mengurangi jatah waktu kualifikasinya dalam kondisi cuaca yang tidak menentu.

Namun, hari itu ia sangat kasar kepada petugas dan tidak mengindahkan aspek safety. Laporan awal menyebutkan bahwa ia tidak mematikan mesin sesuai prosedur, namun rupanya hal tersebut salah dan Vettel sudah mematikan mesin mobilnya sewaktu pengukuran. Terlepas dari itu semua, terima kasih FIA karena akhirnya aksi bandel Seb “hanya” diganjar denda €25,000.

Berkaca dari insiden ini, sepertinya kegagalan Seb meraih juara dunia tahun ini bukan hanya karena kesalahan-kesalahan individu maupun tim di lintasan balap. Hal-hal seperti temperamen buruk juga menunjukkan bahwa mental juara yang ia miliki sedang meredup. Apapun penyebabnya, kami merindukan mental juara Vettel yang ia tunjukkan di awal musim ini dan berharap ia dapat meraih hasil maksimal di musim depan. Let’s go Seb!

Hari-H balapan di Brazil tempo hari semakin menegaskan bahwa perbedaan strategi antar tim menjamin keseruan balapan. Di hari itu, Mercedes menjalankan strategi yang lebih aman: mengganti ban supersoft lebih awal dengan ban medium. Sedangkan Red Bull memilih strategi yang lebih agresif, yaitu bertahan lebih lama dengan supersoft, untuk kemudian menyerang dengan ban soft di fase akhir balapan. Di sisi lain, Ferrari memilih strategi… uhh… kami sampai lupa, Ferrari ngapain aja ya di lomba kemarin?

Ferrari did pull an insane 1.97 secs pitstop, but that’s about it..

Rupanya, mobil Red Bull benar-benar menunjukkan pace yang sangat baik di balapan kemarin. Di Interlagos kemarin, mobil Red Bull jauh lebih gentle terhadap ban dibanding Mercedes. Karena sirkuit yang berlawanan arah jarum jam, kita bisa melihat blistering parah di ban kiri depan Hamilton kemarin; hal ini tidak terlihat di kedua mobil Red Bull. Manajemen ban dan pace yang jauh lebih baik karena ban soft membuat Max Verstappen berhasil menyalip Hamilton dan memimpin di pertengahan lomba. Hingga akhirnya…

Ocon is f**king cancelled!!!! (Sumber: Racefans.net)

…sebuah insiden terjadi di fase akhir lomba. Saat Max (P1) berusaha meng-overlap Esteban Ocon (P11, pembalap junior Mercedes, tanpa kursi F1 tahun depan), tabrakan antara mereka terjadi. Ocon, dengan ban supersoft yang lebih baru, nampaknya terlalu agresif mempertahankan racing line padahal ia tidak sedang balapan dengan Max dan seharusnya mengalah.

Hamilton pun dengan mudah merebut kembali P1, menyelesaikan lomba, dan bersama Bottas mengunci gelar juara konstruktor 2018. Sedangkan Max harus puas dengan P2 dan hanya berjeda 1.4 detik di belakang Hamilton. Ya, aksi Max yang berusaha mengejar ketertinggalan hingga akhir lomba juga tetap menarik disimak!

Max Verstappen menyatakan preferensi politiknya di Pemilu 2019 kepada Esteban Ocon

Iya, kami tahu bahwa Max juga seorang pembalap yang (kadang terlalu) agresif. Kami juga pernah mengkritik gaya balapan Max di tulisan sebelumnya. Di media sosial, banyak netizen yang berkomentar bahwa momen ini adalah semacam karma untuk Max, yang di paruh pertama musim banyak merusak balapan orang lain. Namun, argumen tersebut tidak serta merta membenarkan tindakan Ocon hari itu, dan kenyataannya steward setuju dengan pendapat ini dan memberikan penalti 10 detik untuk Ocon hari itu.

Brendon and Valtteri giving zero f**k. Such energy

Sementara itu, gelaran GP Formula 1.5 Brazil berlangsung biasa-biasa saja. Charles Leclerc berhasil mengamankan posisi best of the rest. Rekan setimnya, Magnus Ericsson, gagal memaksimalkan hasil kualifikasi terbaiknya setelah mobilnya mengalami kerusakan akibat beberapa insiden. Stoffel Vandoorne, yang akan membalap di Formula E musim depan, mempertontonkan beberapa aksi overtaking yang berani, namun harus puas finis di P15.

Sekali lagi, GP Brazil menyajikan drama dan tentunya patut ditunggu-tunggu di musim depan. Dengan berakhirnya perebutan gelar juara dunia pembalap dan konstruktor, balapan selanjutnya mungkin hanya menjadi formalitas. Mari berharap agar tim-tim tetap fight sampai akhir dan bisa mempertontonkan aksi menarik di Abu Dhabi!

--

--