Review #USGP 2018: Penyatu Para Penggemar

Rizkyawan Wibawa
Blog Formula Satu
Published in
7 min readOct 22, 2018

Setelah membaca judul, anda mungkin akan berpikir “Ah masa sih? Emangnya apa yang bisa menyatukan para penggemar ajang balap Formula 1?”. Nah simak artikel review berikut ini ya supaya tahu kenapa!

Kami akan memulai tulisan ini dengan sedikit news flash (untuk yang mungkin lupa…): Lewis Hamilton memimpin klasemen dengan selisih 67 poin di atas Sebastian Vettel. Hamilton memiliki kesempatan untuk mengamankan kejuaraan pembalap di Austin asalkan ia bisa meraih 8 poin lebih banyak dari Vettel.

Dengan begitu, berikut merupakan berbagai skenario yang dibutuhkan oleh Lewis untuk mengunci gelar juara dunia ke-5 nya di Austin:

  • Hamilton 1st, Vettel 3rd or lower
  • Hamilton 2nd, Vettel 5th or lower
  • Hamilton 3rd, Vettel 7th or lower
  • Hamilton 4th, Vettel 8th or lower
  • Hamilton 5th, Vettel 9th or lower
  • Hamilton 6th, Vettel fails to score

Kita mulai dari sesi free practice. Hujan mengguyur COTA selama FP1 dan FP2, serta ada beberapa insiden yang disebabkan oleh jalanan licin. Mulai dari drifting yang dilakukan oleh salah satu Ferrari, Leclerc yang kehilangan kendali, dan salah satu yang cukup kocak: Ocon yang kesulitan berhenti pada titiknya di pit.

“Wuaduh, sori kelebihan bro…” -Ocon

Mercedes mendominasi kedua sesi latihan pertama tersebut, menunjukkan kualitas pengendalian mobil mereka di trek basah sekaligus menunjukkan kemampuan para pembalap mereka di trek basah. Duo Red Bull berada di posisi tiga dan empat, didepan kedua Ferrari. Situasi Vettel di kejuaraan pembalap diperburuk dengan penalti tiga posisi di starting grid untuk hari Minggu karena kurang memperlambat laju mobil di kondisi bendera merah pada sirkuit saat FP1.

..atau: “well, that escalated quickly, y’all” untuk pembaca kami di Austin dan sekitarnya

Sedikit intermezo, Sean Gelael sempat melakukan sesi FP1 bersama Toro Rosso. Mobil STR juga dipasangi stiker sponsor baru, yakni KFC. Hmm….adakah hubungannya dengan ayah Sean yang notabene pemilik KFC Indonesia? Kita masih harus menunggu kabar resmi, tapi yang jelas usaha Sean di GP Amerika didukung langsung oleh bos KFC global yang memang bermarkas di Dallas, Texas.

Speaking of the devil, sesi yang dilakoni Sean berjalan kurang baik dan ia menempati posisi terakhir dengan gap sekitar 0,8 detik terhadap Lance Stroll.

Diayam-ayamin

FP3 di hari Sabtu berlangsung dengan kondisi trek kering. Ferrari tidak membuang waktu dan langsung menunjukkan taringnya, menyabet dua posisi pertama di sesi latihan terakhir. Usut punya usut, rupanya Ferrari kembali ke spek mobil yang digunakan di awal musim yang ternyata lebih cepat daripada update di beberapa balapan terakhir!

Kami jadi teringat dengan sebuah adagium, “if it ain’t broke, don’t fix it”, sekaligus bertanya-tanya kepada para pembaca yang lebih paham: bagaimana sih cara yang tepat untuk me-manage perubahan di bawah tekanan setinggi kompetisi F1? Asking for a business consultancy services here…

Kembali ke awal, kembali di atas.

Di sesi kualifikasi, Mercedes dan Ferrari bersaing ketat memperebutkan posisi terdepan. Di akhir Q3, Hamilton mendapatkan posisi terdepan disusul oleh Vettel (yang nantinya akan mulai dari posisi lima) dan Raikkonen. Valtteri mulai dari posisi tiga, Danny Ric dari posisi empat, dan Max……oh ya, Max dikenakan penalti grid karena mengganti gearbox dan akan memulai dari posisi delapan belas didepan kedua Toro Rosso (yang juga dikenai penalti grid karena mengganti Power Unit). Sesi kualifikasi di COTA ini juga menandai tembusan Q3 kesekian kalinya oleh Charles Leclerc, yang menempati 5 posisi terakhir di top 10 ditemani oleh Grosjean, Ocon, Perez, dan Hulkenberg.

Lights out! Balapan dimulai dan Raikkonen yang mulai dengan baik dari posisi ke dua tidak malu-malu untuk melancarkan manuver pada Hamilton menuju belokan pertama. Semua mobil berhasil melewati belokan pertama tanpa insiden apapun, namun begitu masuk ke sektor berliku-liku (a la Maggots and Becketts), terjadi insiden antara Alonso dengan Stroll. Hal itu mengakibatkan Fernando harus mengakhiri balapan terakhirnya dengan mobil F1 di COTA lebih cepat. Di bagian berikutnya dari lap, Grosjean menabrak mobil Leclerc saat membelok dan mengakibatkan retirement untuk keduanya. Dan beberapa saat kemudian, hal yang paling tidak diinginkan Ferrari juga terjadi….

Monza, Suzuka, dan COTA. Hayo, apa persamaan di antara ketiga sirkuit tersebut? Berhadiah sebuah gelar juara dunia untuk yang menjawab dengan benar!

Terjadi kontak antara Seb dan Danny Ric, dan mobil yang berwarna merah berputar tanpa kendali di trek. Hal ini sempat dibahas oleh kedua komentator, karena Ferrari milik Seb pernah terlibat kontak pada as roda depannya di balapan-balapan yang lain (yang bisa dilihat pada caption gambar diatas), dan entah kenapa selalu Ferrari tersebut yang kehilangan kendali.

Setelah insiden tersebut, Vettel kembali bergabung di posisi lima belas. Dengan Hamilton yang berada di posisi kedua setelah lap pertama, sepertinya hilang sudah harapan untuk mencomot juara dunia dari tangan Hamilton…..atau setidaknya itu yang awalnya terlihat.

Vettel, seperti setelah insiden di balapan lainnya, langsung melancarkan usahanya untuk kembali ke baris depan. Dia menyalip mobil demi mobil di papan tengah dengan berbagai gerakan standar maupun ciamik. Vettel dan Verstappen terus berusaha menerobos mobil-mobil papan tengah untuk kembali ke depan hingga…..

NO, PLEASE NO……NO!

…..usaha mereka sedikit terhambat Virtual Safety Car yang disebabkan retirement dari Danny Ric. Periode ini dimanfaatkan Mercedes dan Ferrari untuk mengatur strategi Hamilton dan Raikkonen. Keputusan Mercedes cukup jelas terdengar di radio: Hamilton harus melakukan apapun yang berlawanan dengan keputusan Raikkonen di lap 11. Jika Raikkonen melakukan pitstop, maka Hamilton akan tetap berada di trek, dan sebaliknya.

Di penghujung lap, Raikkonen terlihat sempat akan masuk pit sehingga Hamilton bersiap untuk melanjutkan balapannya di trek. Namun, tiba-tiba Raikkonen membelokkan mobilnya kembali menuju trek dan Hamilton yang terkejut langsung buru-buru membelokkan mobilnya ke arah pit. Kru Mercedes sempat terlihat kocar-kacir karena belum siap untuk melakukan pitstop, namun untungnya pitstop berlangsung normal, tanpa kendala, dan Hamilton pun kembali di trek menempati posisi tiga di belakang kawan setimnya.

Karena Bottas belum melakukan pitstop, ia diminta untuk membiarkan Hamilton lewat saat balapan kembali dimulai dan berusaha mengejar Raikkonen di depan. Gap antara posisi satu dan dua pun terlihat semakin menurun dan menurun seiring dengan semakin ausnya ban supersoft dari Ferrari tersebut, hingga akhirnya di lap 21, Hamilton menempel mobil Raikkonen. Raikkonen tidak tinggal diam dan berusaha mempertahankan posisi satu nya dari Hamilton selama hampir setengah lap. Di penghujung lap 21, Raikkonen masuk pit dan keluar di belakang Vettel.

Salah satu momen pertahanan Raikkonen dari Hamilton

Vettel yang belum masuk pit juga diminta untuk membiarkan Raikkonen lewat (iya, agak sulit dipercaya kan?) dan kemudian ia sempat berasyik masyuk dengan Verstappen. Pun begitu, Vettel tidak terlalu agresif dalam pertahanannya karena toh dia juga akan masuk pit.

Usut punya usut, ban soft pada mobil Hamilton mulai aus dan dia kehilangan banyak waktu. Akhirnya dia mengambil keputusan untuk melakukan penggantian kedua. Setelah semua pembalap baris depan melakukan pitstop, Raikkonen memimpin diikuti oleh Verstappen, Hamilton, Bottas, dan Vettel. Usia ban Raikkonen, Bottas, dan Vettel hanya terpaut sedikit.

Momen dimana semua mulai berpikir “mungkinkah Kimi menang?”

Hamilton yang menggunakan ban paling baru langsung mengejar Verstappen dan Raikkonen yang berada sekitar 11 detik di depan. Alih-alih berusaha kabur, baik Raikkonen maupun Verstappen terlihat menjaga waktu lap yang konsisten agar ban mereka tidak hancur.

Di fase terakhir balapan, Hamilton berhasil menempel Verstappen dan Raikkonen. Sementara itu, Vettel juga menempel Bottas untuk posisi empat. Manuver yang dilancarkan Hamilton pada Verstappen tidak berakhir dengan baik dan tiga posisi teratas tetap sama hingga akhir balapan. Vettel berhasil menyalip Bottas dan menempati posisi empat.

Momen pengurangan selisih poin kejuaraan terhadap Hamilton

Oh ya, anda tidak salah membaca. Ketiga posisi teratas tetap sama hingga akhir balapan. Artinya? Kimi Raikkonen memenangkan USGP 2018, setelah “kekeringan” selama 113 balapan!

Dan inilah yang saya maksud sebagai penyatu semua penggemar F1, karena tidak peduli siapapun dan tim apapun yang anda dukung, anda tidak pernah bisa membenci Kimi. Anda juga tidak mungkin tidak senang kalau Kimi menang balapan.

To be honest it does feel like 113 years of drought, Crofty

Sementara itu di Kejuaraan Dunia Formula 1.5, Ocon dan Magnussen berhasil finis di posisi 10 teratas, namun di-diskualifikasi karena pelanggaran mengenai penggunaan bahan bakar. Renault berhasil finis di posisi “best of the rest” dengan kedua pembalap menempati posisi enam dan tujuh, dan menambah keunggulan mereka di kejuaraan Constructor terhadap Haas.

Usai balapan, penentuan kejuaraan pembalap masih tertunda, dengan selisih poin antara Hamilton dan Vettel menjadi 70 poin menuju tiga balapan yang tersisa untuk musim ini. Sementara Mercedes dan Ferrari masih terpaut “hanya” 66 poin. Dapatkah Hamilton mengamankan titel juara dunia pembalap pekan depan? Dapatkah Mercedes mengamankan titel juara dunia Constructor juga? Dan apa yang akan dilakukan Ferrari untuk menghentikan langkah Mercedes di tiga balapan terakhir nanti?

Di ulasan sebelumnya kami menulis bahwa Hamilton akan mengamankan gelar juara dunia di Austin, tapi ternyata “F1” kalau dibalik akan terbaca “IF” sehingga kita harus menunggu hingga balapan selanjutnya. Jadi tetap berhati-hati dengan taruhan judi anda, dan sampai jumpa lagi di GP Mexico!

--

--