Membuat Skenario Test Sebagai Bahan Dalam Melakukan Pengujian Aplikasi. Studi Kasus : Aplikasi Android OSVAS

Cahaya Putri
DOT Intern
Published in
4 min readFeb 16, 2021

Pada dunia Software Quality Assurance skenario test bukanlah hal asing lagi karena dokumen tersebut merupakan komponen penting yang dibuat dalam serangkaian tahap pengujian sebuah sistem. lalu apa itu skenario test? Skenario test merupakan serangkaian langkah-langkah/skenario yang disusun dan direncanakan oleh tester supaya sistem yang akan dilakukan pengujian dapat memenuhi requirement serta berfungsi dengan baik

Skenario Test ini merupakan hal yang sangat penting. mengapa? karena skenario test dapat memudahkan seorang QA saat melakukan testing terhadap suatu aplikasi yang sedang dikembangkan. Kegiatan pengujian pun dapat berjalan lebih efektif serta menghindari adanya step yang terlewat saat proses testing dilakukan. selain itu dokumen skenario test dapat menjadi bukti bahwa sebuah fitur telah diuji (Definition of Done)

Hal — hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah skenario test antara lain :

  1. Requirement Description. Pada aspek ini seorang QA harus memahami behaviour sebuah aplikasi yang diuji, bagaimana cara aplikasi tersebut berjalan serta mengetahui goals yang sesuai dengan requirement aplikasi yang sedang dikembangkan agar tetap selaras.
  2. Inputs and outputs or actions (positive-negative scenarios) and expected results. Seorang QA harus mengetahui hasil dari eksekusi langkah — langkah pengujian yang ditulis dalam skenario test
  3. Updates. Jika seorang QA menemukan skenario baru atau bahkan jika terdapat penambahan/perubahan task (karena diterapkannya scrumb) maka ia harus terus memperbarui skenario tersebut. Sehingga skenario dapat mencakup seluruh aspek aplikasi
  4. Konsisten. Pada aspek ini merupakan konsisten dalam hal penamaan. Agar Skenario test tersebut lebih rapi, mudah dipahami dan tidak membingungkan. contoh : Setelah menggunakan istilah ‘login’, namun setelah itu menggunakan istilah ‘Sign in.
  5. Simple dan Transparan. Pada saat membuat skenario, semua langkah pelaksanaan harus jelas dan tidak ada yang terlewat
  6. Mudah Dimengerti. Saat menyusun skenario alangkah baiknya menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Sehingga orang lain pun dapat memahami skenario yang dibuat
  7. End-user mind. Seorang QA tester harus bisa bermindset bahwa ia adalah seorang end-user. maka dari itu hal yang lain yang perlu diperhatikan adalah kemudahan penggunaan aplikasi sehingga konsumen mendapat kepuasan terhadap produk yang dikembangkan tersebut

Implementasi Pada Studi Kasus

Pembuatan Skenario test biasanya dilakukan saat aplikasi sedang dikerjakan oleh developer. sehingga saat modul atau fitur dari suatu aplikasi sudah didevelop, skenario test telah siap dan seorang QA dapat langsung melakukan pengujian berdasarkan skenario test yang telah dibuat sebelumnya. Berikut ini adalah Skenario Test dari beberapa fitur di task Maintenance Ticket Aplikasi Andriod OSVAS.

Dalam Sebuah Skenario Test komponen — komponen yang disertakan antara lain :

  1. Modul. Pada section modul merupakan nama kasus uji/task aplikasi tersebut pada contoh di atas nama modulnya adalah Maintenance Ticket
  2. Feature. Pada kolom features berisi fitur/kasus — kasus yang lebih detail. pada gambar di atas adalah beberapa contoh fitur dalam task maintenance ticket yaitu View List Active Ticket dan fitur add note
  3. Test Steps. Pada Test Step berisi langkah — langkah user dalam mengoperasikan sebuah fitur pada suatu task.

contoh : Test Steps pada fitur Add Note

4. Expected Result. Pada expected result berisi hasil yang diharapkan atau yang sesuai dengan requirement aplikasi dari setiap test steps yang ditulis. berikut ini merupakan contoh expected result dari fitur Add note

5. Status. Pada Kolom Status, disajikan berupa dropdown sehingga jika skenario telah dieksekusi maka QA dapat mengubah status tersebut apakah aplikasi sudah sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan

6. Note. Pada kolom ini dapat diisi dengan catatan khusus jika hasil testing gagal.

Pada saat dilakukan testing, QA tester dapat menggunakan Skenario Test seperti pada contoh diatas sebagai acuan. QA tester juga dapat mengupdate skenario test tersebut saat menemukan case baru baik positif case maupun negative case . Pada saat actual result fitur yang diuji tidak sesuai dengan expected result yang ada pada skenario, maka QA dapat langsung melapor ke developer dengan menyertakan expected result dan step — step pengujian berdasarkan pada skenario test sehingga developer juga mengetahui dengan jelas seperti apa flow yang benar pada sistem yang sedang dikembangkan.

Kesimpulan

Skenario Test dibuat sebagai acuan pada saat QA melakukan testing. kegiatan testing berjalan lebih efektif serta menghindari adanya step yang terlewat saat proses testing dilakukan sehingga dapat langsung diketahui apakah fitur pada aplikasi berjalan normal atau tidak.

Referensi

https://www.autodika.com/2019/12/cara-membuat-skenario-testing.html

http://www.sistem-informasi.xyz/2017/04/pengertian-test-case-scenario-test.html

https://medium.com/skyshidigital/test-case-dalam-pengujian-81479abb9a4d

--

--