Ciptakan Solusi Rawat Bumi lewat Hackathon

Nur Fauziyya
Generation Girl
Published in
4 min readMay 30, 2022
Olahin app: Make better use of trash for better environment!
olahin by Ikigai

Kali ini kita akan ngobrol bareng salah satu kelompok HackHERthon Generation Girl yaitu Team Ikigai. Mereka berhasil sampai tahap Demo Day lewat project aplikasi mereka, olahin : Pilah, Olah, Tak Perlu SusahπŸ‘

With olahin, build habits to protect the earth in fun ways!

Team Ikigai terdiri dari Kori Isabella Hutabarat (Ica) dari Universitas Medan Area, Nur Askiah (Kia) dari Bina Nusantara, dan Luthfia Rahma Sholihah (Fia) dari SMAN 3 Kotabumi.

Faktanya, hackathon ini adalah perlombaan pertama mereka sebagai 1 team! Jadi banyak banget tantangan sekaligus pengalaman baru yang mereka rasakan.

Inilah kesan mereka selama HackHERthon dan sedikit cerita tentang pendidikan di bidang STEM untuk perempuan IndonesiaπŸ˜„

Halo Team Ikigai! Bagaimana awal mula kalian tahu HackHERthon? Apa pernah ikut hackathon sebelumnya?

Halo, Kak! Kita tahu informasinya dari CodeHer, yang pernah kerjasama Generation Girl. Dan dari situ kita baru kenal Generation Girl lewat instagram.

Awalnya itu kita iseng buat daftar, tapi karena kita lihat judges-nya keren-keren, ada Monica Oudang sampai Maudy Ayunda, jadi serius kita jalaninnya.

Mulanya kita riset sambil nyari ide project. Kita beneran riset mendalam sampai ke ngecek jurnal-jurnal buat validasi ide. Selain itu juga kita mau challenge diri sendiri!

Apa project yang kalian buat selama HackHERthon?

Kita membuat aplikasi yang fokusnya untuk bangun habit buat mengurangi sampah. Sasaran penggunanya itu gen z, dan kita buat aplikasinya seperti permainan jadi lebih fun.

Boleh ceritain cara kalian kerja bareng selama HackHERthon? Gimana sih strateginya? Acaranya kan berlangsung online, pasti banyak tantangannya, dong.. πŸ‘€

Seru! Pertama kita riset dulu sesuai job desc. Kita kan beda provinsi, beda pulau ya domisilinya, jadi ngerjain tugas masing-masing role dulu. Setelah itu disatuin, kita brainstorm ide bareng dan mulanya kita sepakatin dulu fitur aplikasinya.

Data itu penting banget, jadi tugas Ica dan Fia untuk mencarinya termasuk riset dari sisi bisnis. Tapi untuk Kia, hacker, fokus di ngoding.

Sebelum submission project, MVP diselesaikan sama hacker, bisa dari sore sampai dini hari. Berhari-hari kita google meet sampai pagi. Jadi kita bener-bener kerja bareng, engga cuma numpang nama.

Apa sih pelajaran yang kalian dapatkan selama HackHERthon?

πŸ‘©πŸ» Fia : Aku sebagai anak SMA dan IT enthusiast, ngerasa dapet banyak pengalaman. Thanks buat rekan-rekan aku! Aku di sini belajar berkompetisi, tahu cara salurkan ide dan kerja tim yang baik. Pokoknya nggak bakal dilupain!

πŸ‘©πŸ»β€πŸ’Ό Ica : Event ini membantuku mengatasi trust issue. Apalagi kerja bareng mereka yang belum pernah aku temui secara langsung. Terus di sini aku bisa pitching untuk pertama kali!

Menurut kalian pendidikan STEM di Indonesia itu seperti apa ya saat ini? Apa harapanmu untuk Generation Girl yang ingin terus memajukan perempuan di bidang STEM?

πŸ‘©πŸ»β€πŸ’» Kia : STEM itu terus berkembang. Masyarakat sendiri banyak yang terinspirasi dari start-up. Untuk belajar, sudah banyak tempat yang bagus, tapi untuk (yang bisa mengakomodasi) perempuan masih kurang.

πŸ‘©πŸ»β€πŸ’Ό Ica : Sependapat ya. Di komunitas kita, di Discord Web Programming UNPAS (WPU), ada 300 perempuan dari 30.000-an member. Jadi butuh lebih banyak lagi platform yang bisa mengajak perempuan.

Menurut kalian faktor apa yang bisa mempengaruhi perempuan muda untuk gabung di STEM? Apa karena harga pendidikannya yang kerap dianggap mahal, atau mungkin kalian punya pendapat lain?

πŸ‘©πŸ»β€πŸ’» Kia : Sebagai awal belajar sebenarnya hanya butuh laptop dan internet, jadi nggak butuh modal besar. Dan sekarang sudah banyak ya video belajar di YouTube.

πŸ‘©πŸ»β€πŸ’Ό Ica : Menurutku karena pembatasan gender masih ada. Perempuan yang terjun di STEM masih diragukan kemampuannya. Media seperti Generation Girl bisa bikin kita sadar sama ilmu STEM. Kita bisa belajar dengan lebih PD lagi, termasuk meningkatkan skill leadership!

Siapa sih role model kalian di bidang STEM?

Banyak! kalau dari HackHERthon ada Ibu Monica Oudang dan Crystal Widjaja yang kita tahu. Pokoknya para perempuan hebat dan komunitas seperti Generation Girl yang suka ngasih resource belajar gratis. Di mana perempuan itu jadi bisa bebas untuk diskusi bareng, berteman, dan jadi role model juga di bidang teknologi.

Kalian punya rekomendasi belajar STEM atau teknologi secara umum? Boleh dooong di-share..

πŸ‘©πŸ»β€πŸ’» Kia : Kelas Terbuka, Sekola Koding, dan tentunya WPU! Boleh banget loh kalian kalau mau gabung ke Discord WPUπŸ˜„

πŸ‘©πŸ»β€πŸ’Ό Ica : Buat kalian yang suka Data, kalian bisa lihat Wanda Kinasih, dan aku pribadi banyak belajar dari dosen kampusku Pak Zulfikar SembiringπŸ˜„

Yeayyy, terima kasih ya Team Ikigai atas sharing pengalamannya! πŸ‘

Thanks for reading! πŸ’• Be sure to check out more insightful articles from Generation Girl by clicking the box below πŸ‘‡

--

--

Nur Fauziyya
Generation Girl

Perubahan tidak bisa berjalan sendirian β™₯Kartini // 🀝 ziya@generationgirl.org