Mengetahui Lebih Jauh tentang Profesi di Bidang Tulis Menulis
Ketika tulis-menulis tak sekadar menjadi hobi
Bagi beberapa orang, menulis mungkin hanyalah sekedar hobi masa kecil yang lambat laun menghilang.
Beberapa orang lainnya mencoba untuk meruncingkan hobi tulis-menulis mereka hingga akhirnya hobi tersebut berubah menjadi profesi dan bisa menghasilkan uang. Bagaimana caranya?
Beberapa profesi di bawah ini bisa menjadi opsi untuk kamu yang ingin menyatukan hobi tulis-menulis dalam dunia profesional.
Copywriter
Definisi copywriting
Dikutip dari awai.com, copywriting adalah menulis materi promosi dan pemasaran yang bersifat persuasif sehingga orang-orang atau audiens melakukan aksi, seperti melakukan pembelian produk, mengklik suatu link, melakukan donasi, atau memesan jadwal konsultasi.
Bisa dibilang, coywriting merupakan pekerjaan yang mengharuskan kita membuat kata-kata menarik untuk menarik seseorang supaya membeli produk atau menggunakan jasa kita.
Contoh copywriting ini sering kita temui di website-website e-commerce, website yang berisi iklan, hingga caption Instagram.
Job Desk Copywriter
Tanggung jawab utama seorang copywriter tentu saja membuat kata-kata yang menarik perhatian audiens. Untuk mendukung hal tersebut, maka copywriting perlu melakukan pekerjaan lain seperti:
- Meyajikan konten iklan yang kreatif
- Melakukan riset tentang konten yang sesuai dengan sasaran brand dan isu apa yang sedang trend
- Bersikap fleksibel dan dapat memposisikan diri sebagai audiens
Misal, kamu akan membuat konten untuk produk/jasa yang target pasarnya adalah anak kecil umur 5–10 tahun.
Saat menulis iklan, kamu harus bisa memposisikan diri kamu sebagai anak kecil. Begitu juga jika kamu dituntut untuk menulis iklan dengan target pasar orang dewasa.
Skill yang dibutuhkan
Beberapa skill yang dapat mendukungmu menjadi copywriter:
Pengetahuan dan penerapan konsep AIDA (Attention-Interest-Desire-Action)
- Pengetahuan akan SEO (Search Engine Optimization)
- Analytical thinking
- Penggunaan tools pendukung seperti Google Analytics, Google Ads, dan Google Tag Manager
- Kemampuan menggunakan berbagai platform media sosial seperti Wordpress
Content Writer
Definisi Content Writing
Content writing, seperti namanya, merupakan teknik penulisan konten sehingga dapat dibaca oleh audiens. Berbeda dengan copywriter, content writer lebih bertanggung jawab terhadap kepenulisan konten seperti artikel blog, email, e-book dengan topik tertentu yang nantinya juga bertujuan untuk mengedukasi, menghibur, atau menginformasikan para audiens.
Perbedaan lainnya antara copywriter dan content writer adalah content writer melakukan story telling yang secara diam-diam mempromosikan brand atau biasa disebut soft selling.
“Copywriting without content is a waste of good copy, and content without copywriting is a waste of good content.” — copyblogger.com
Job Desk Content Writer
Yang kamu lakukan ketika menjadi content writer:
- Mengembangkan strategi dan membuat konten
- Melakukan riset untuk konten
Riset perlu dilakukan secara spesifik, seperti memastikan bahwa kontent tidak mengandung plagiarisme, pemilihan sudut pandang yang tepat, dan mengetahui tren terbaru.
3. Kemampuan editorial untuk mengedit konten sebelum ditayangkan
Skill yang dibutuhkan
- Keahlian menulis
- Mengikuti perkembangan teknologi
- SEO (Search Engine Optimization)
- SEM (Search Engine Marketing)
Tips dan trik Content Writing lainnya.
UX Writer
Definisi UX Writing
UX Writing merupakan penulisan kata-kata (copy atau biasa disebut microcopy) pada sebuah interface aplikasi. Contohnya, penulisan pesan error atau halaman tidak ditemukan pada aplikasi. Meskipun tedengar sederhana, penerapan UX Writing sendiri memerlukan pendekatan kepada user.
UX Writer harus mengetahui pengalaman dan posisi user ketika menggunakan aplikasi. Misal, ada seorang user yang belum pernah menggunakan aplikasi Gojek. Maka, UX Writer menuliskan copy yang dapat membimbing user tersebut hingga berhasil mendaftar akun Gojek.
Menurut Edwin Mohammad, Lead UX Writer di Gojek,
UX writer itu orang yang punya mimpi buat mempermudah cara kita pake sebuah produk (contoh: aplikasi). Caranya dengan merangkai kata-kata yang secukupnya dan enggak ngebosenin buat si pengguna produk itu.
Profesi untuk UX Writer sendiri sudah mulai banyak bermunculan seiring dengan banyaknya lowongan kerja UI/UX Designer. Jika UI Designer berfokus pada desain antar-muka suatu aplikasi, UX Designer berfokus pada pengalaman pengguna, maka UX Writer berfokus pada kepenulisan, user guide, dan error message pada aplikasi.
Job desk UX Writer
Dilihat dari beberapa lowongan UX Writer di beberapa platform, berikut ini merupakan job desk dari seorang UX Writer:
- Berpartisipasi dalam end-to-end design process bersama dengan tim riset, desain, product, dan developer
- Menganalisis feedback dari stakeholders
- Memastikan bahwa kualitas tulisan dari mentee/junior meningkat dari waktu ke waktu
- Dapat menyesuaikan copy dengan identitas brand atau produk
Skill yang dibutuhkan
Karena UX Writer berhubungan dengan pengalaman pengguna (UX atau User Experience) maka skill yang dibutuhkan:
- Pengetahuan tentang user experience
- Kemampuan komunikasi dan menulis yang kuat
- Kemampuan bahasa Inggris dan Indonesia secara profesional (verbal dan tertulis)
- Content strategy, editing, dan proofreading
Referensi UX Writing:
Technical Writer / Documentation Engineer
Definisi Technical Writing
Technical writing merupakan penulisan suatu aplikasi mulai dari awal pembuatan seperti user requirements, mockup API, UML diagram, hingga user/manual guide.
Berbeda dengan profesi-profesi yang sebelumnya dituliskan, technical writing berfungsi untuk mendokumentasikan ‘back stage’ suatu produk. Alasan diperlukannya technical writing ini supaya ketika ada developer dalam tim yang keluar, maka developer baru tetap bisa mempelajari suatu aplikasi melalui dokumentasi yang telah dibuat oleh technical writer / documentation engineer.
Selain itu, technical writing juga bisa dianggap menerjemahkan sisi teknis suatu aplikasi menjadi dokumentasi yang dipahami oleh tim non-teknis. Apabila ada fitur yang ingin diubah pada suatu aplikasi, maka dapat dilakukan perubahan pula pada dokumen.
Umumnya dokumentasi technical writing ditulis secara cloud suapaya dapat dikerjakan secara kolaboratif, dilihat oleh stakeholder yang bersangkutan, dan dapat dilakukan perubahan secara fleksibel apabila diperlukan oleh developer.
Referensi belajar technical writing:
Job desk Technical Writer
Beberapa job desk technical writer / documentation engineer:
- Membuat roadmap suatu produk
- Membuat user requirement
- Membuat kontrak dan mockup API
- Mencatat hasil daily scrum
- Membuat user guide
- Membuat frequently asked questions
Skill yang dibutuhkan
Skill yang dibutuhkan untuk menjadi technical writer atau documentation engineer:
- Pengetahuan terhadap framework Scrum / Kanban
- Kemampuan menggunakan mockup API tools seperti Swagger, Postman, atau Apiary
- Kemampuan menggunakan tools project management seperti Jira dan Trello
- Kemampuan menggunakan tools pendukung seperti Confluence dan Gliffy
- Mampu membuat UML Diagram (Activity Diagram, Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, Deployment Diagram)
- Memahami basic bahasa pemrograman seperti Java, SQL, dan JSON
Pada dasarnya, setiap perusahaan memiliki budaya dan kebutuhan yang berbeda-beda pada masing-masing profesi. Maka, beberapa skill pada masing-masing profesi di atas bisa jadi dicantumkan atau tidak pada suatu lowongan kerja.
Yang terpenting adalah selalu fokus pada kelebihan yang kita miliki. Teruslah belajar untuk mencapai profesi yang kita inginkan terlepas itu hobi, passion, atau bahkan sesuatu yang bukan dalam comfort zone kita. Selamat berjuang di dunia tulis-menulis!
Sumber:
Smart Bug Media — Content Writing
Tech in Asia Jobs — UX Writing