Fintech Hackathon: Mimpi 200 Juta

“Andai saja ngoding buat tubes semenyenangkan ngoding buat Hackathon” — YA , 21 Tahun

Christian Wibisono
HMIF ITB Tech
5 min readMay 26, 2019

--

hack·a·thon

an event, typically lasting several days, in which a large number of people meet to engage in collaborative computer programming. Example: “a series of 48-hour hackathons to build new web and mobile services.”

Prolog

Bulan Maret mungkin menjadi waktu yang cukup menjenuhkan di masa perkuliahan semester 6. Banyak deadline, baru aja selesai UTS, dan proses pencarian KP yang tentunya sangat menyita waktu dan tenaga. Di tengah-tengah kechaosan itu tiba-tiba ada ‘godaan’ untuk rehat sejenak dari kuliah dan mencari tantangan baru yaitu dengan mengikuti Hackathon.

Poster Fintech Hackathon

Berbekal informasi minimalis dari poster tersebut akhirnya terbentuklah GPRB (Gas Pol Rem Blong) Team yang terdiri dari aku, Christian Wibisono, Yonas Adiel, Hafizh Budiman, Ilham Firdausi Putra, dan Muhammad Fata Nurrahman. Meskipun cukup ragu untuk mendaftarkan tim pada kompetisi ini karena informasi yang diberikan di poster kurang meyakinkan — tidak ada contact person dan rulebook — namun akhirnya kami memutuskan untuk ikut.

Ideation

“When an idea solves a problem, it opens the door to several more possibilities and unexplored paths. “Joel V Zachariah

Fintech (Financial Technology), bisa dibilang merupakan tema paling seksi di tahun 2019. Perkembangan industri fintech tanah air hingga akhir tahun 2018 mungkin menjadi penyebabnya. Hal ini membuat banyak perusahaan dan instansi pemerintah terdorong untuk mengenerate ide-ide Fintech melalui kompetisi pengembangan perangkat lunak, salah satunya Hackathon.

Source: Design Thinking Framework

Proses ideation merupakan proses terpenting dalam mengikuti kompetisi Hackathon. Hal ini penting untuk digarisbawahi karena tujuan utama dari kompetisi ini sendiri untuk melahirkan ide-ide inovatif yang tentunya tetap bisa diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat. Untuk itu diperlukan extensive research dan effective brainstorming dari anggota tim untuk melahirkan ide yang impresif. Pada diagram design thinking di atas, ideation pada hackathon sendiri mencakup proses empathise, define, dan ideate.

Dalam proses ideation ini ada beberapa hal yang perlu dijawab sebagai guideline untuk memvalidasi ide yang kami miliki:

  1. What are the main problems you want to solve?
  2. Does this application really solve the problem?
  3. Is this application feasible (financially, technologically, operationally) and can be implemented in a rational timespan?
  4. What are this application revenue streams? How can this application generate revenue?
  5. Are there similar application? If yes, what makes your product unique?
  6. What can be developed from this application for the long term?

Setelah melakukan brainstorming, akhirnya kami memutuskan untuk memilih satu ide dari sub-tema Financial Management.

Prototyping

“I love taking an idea… to a prototype and then to a product that millions of people use.” - Susan Wojcicki

Prototyping dilakukan untuk memvisualisasikan ide yang diajukan sehingga tidak hanya terbatas pada tataran abstrak namun benar-benar bisa diwujudnyatakan. Biasanya untuk kompetisi hackathon, proses ini dilaksanakan onsite di suatu tempat selama 24 jam. Namun, fintech hackathon ini sedikit berbeda karena proses pengembangan bisa dilakukan sejak pengumuman finalis disampaikan atau sekitar 3 hari sebelum demo aplikasi.

Proses prototyping sangat terkait erat dengan proses ideation. Pada fase ini kami ditantang untuk cerdik memilih fitur mana yang bisa diimplementasikan dan fitur mana yang memerlukan adjustment. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa aplikasi yang ditawarkan bisa lebih fokus menyelesaikan permasalahan.

Selain fungsionalitas, desain merupakan hal yang esensial dalam proses pembuatan prototype. Desain yang baik secara tidak langsung akan mempengaruhi impresi pertama seseorang dalam menilai suatu aplikasi. Desain juga membantu kita untuk menyampaikan value kepada pengguna aplikasi.

“Design is the intermediary between information and understanding.” — Hans Hoffman

FinCent : Financial Management For Your Every Cent

Setelah melalui proses ideation dan prototyping maka lahirlah FinCent, Financial Management For Your Every Cent.

Prototype Aplikasi FinCent

FinCent adalah aplikasi manajemen keuangan yang simpel, intuitif, dan tidak ribet. Aplikasi ini dibangun di platform Android dengan memanfaatkan integrasi e-wallet dan teknologi Optical Character Recognition. Tujuan utama dari FinCent adalah untuk menghapus barrier terbesar orang dalam manajemen keuangan yaitu mencatat pengeluaran. Dengan menggunakan FinCent, diharapkan setiap orang bisa memahami pengeluarannya secara holistik dan bisa mengatur keuangannya dengan lebih baik.

Presentation Day

Presentasi GPRB Team

Presentasi untuk Fintech Hackathon dilakukan di Grand Pasundan Hotel, Bandung pada tanggal 9 April 2019. Terdapat 10 tim finalis Fintech Hackathon ini yang berkesempatan untuk mendemonstrasikan aplikasi yang telah dikembangkan di hadapan dewan juri. Presentasi dilaksanakan secara terbuka. Setiap tim diberi waktu 5 menit untuk mempresentasikan aplikasi, 5 menit untuk tanya jawab dengan juri, dan 5 menit lagi untuk tanya jawab dengan peserta lain. Tanya jawab dengan peserta lain ini cukup unik dan tricky karena kami diberi kesempatan menanyai peserta dengan urutan sebelum kami tetapi kami juga akan memperoleh pertanyaan dari peserta dengan urutan setelah kami. Salah satu tips untuk menghadapi QnA Session adalah mempersiapkan daftar pertanyaan yang paling mungkin muncul dan menjawabnya sebelum hari-H.

Presentasi merupakan deciding factor terakhir dalam kompetisi hackathon. Di sini penyampaian ide sangatlah menentukan hasil dari kompetisi. Sebagus apapun aplikasi yang sudah dibuat namun tidak disampaikan dengan baik tentu saja dapat berakhir sia-sia. Tantangan terbesarnya adalah kemampuan menghighlight informasi penting dalam waktu singkat (5 menit) dan menyampaikannya dengan jelas dalam bahasa yang mudah dipahami.

“Delivery is as important as content: it signifies more than what words mean.”

Result

Setelah semua juri berdeliberasi dan melakukan rekapitulasi nilai, puji syukur HMIF ITB berhasil memborong penghargaan pada kompetisi ini. Tim kami, GPRB Team berhasil meraih juara 1.

Juara 1 — GPRB Team

Tim Karya Anak Cisitu yang terdiri dari Naufal Zhafran Latif, Riandi Ramadhan, Fariz Wakan, Alfian Maulana, dan Ahmad Mutawalli berhasil meraih juara 2.

Juara 2 — Karya Anak Cisitu

Tim SPARTA (Porto) yang terdiri dari Abram Perdanaputra, Nicholas Rianto Putra, Faza Fahleraz, dan Deryan Tejasatya Lubis berhasil meraih juara harapan 3.

Juara Harapan 3 — SPARTA (Porto)

Epilog

Kami belajar banyak dari kompetisi ini.

  1. Belajar untuk optimis karena awalnya kami kira ini lomba yang ‘kurang jelas’ namun ternyata penyelenggaranya adalah Ristekdikti dan cukup bergengsi (re: hadiahnya lumayan..hehe).
  2. Belajar untuk tetap berintegritas karena ternyata ada finalis yang aplikasinya sudah dikembangkan selama lebih dari 1 tahun, punya kantor, dan sudah memiliki customer base.
  3. Belajar untuk sabar menunggu janji-janji manis panitia yang ‘belum’ jelas realisasinya.
  4. Belajar untuk memberikan yang terbaik.

Semoga pengalaman yang kami bagikan ini bisa bermanfaat. Mungkin rangkaian kata tidak bisa mendeskripsikan pengalaman hackathon kami secara utuh. Jadi daripada penasaran, ayo bikin tim, ikut Hackathon! dan make HMIF ITB great again!

--

--