Sprint Retrospective dalam Scrum, Perayaan Sprint Selesai?
Hello, readers!
Seperti yang kita ketahui, Scrum adalah salah satu metode kerja pengembangan perangkat lunak yang termasuk ke dalam Agile Development. Dalam pelaksanaannya, Scrum menerapkan konsep gabungan antara iterative dan incremental. Scrum ini banyak digunakan oleh pengembang software diseluruh dunia berkat kelebihannya yang fleksibel.
Dari 5 tahap Scrum, yaitu Initiate, Plan and Estimate, Implement, Retrospect, dan Release, tahap ke-empat atau Retrospect ini yang tidak jarang disalahartikan. Sebetulnya, apa sih yang dimaksud tahap retrospect ini? Daripada salah arti, yuk simak penjelasan masing-masing tahap!
1. Initiate
Tahap ini adalah tahap awal pada pengembangan software. Pada tahap ini, biasanya akan disusun tim serta project vision.
2. Plan and Estimate
Pada tahap ini, dilakukan perencanaan untuk memulai sprint. Menyusun tasklist berdasarkan user story serta menyusun backlog.
3. Implement
Eksekusi. Yap, perencanaan yang telah disusun di tahap sebelumnya mulai dieksekusi di tahap Implement ini. Pada tahap ini juga dilakukan daily standup meeting untuk menceritakan kendala atau evaluasi dari apa yang telah dikerjakan.
4. Retrospect
Nah, ini dia. Retrospect ini sering dianggap sebagai perayaan selesainya pekerjaan pada suatu Sprint. Padahal, yang perlu ditekankan dalam tahap ini adalah review dan improvement. Tahap ini seharusnya diisi dengan evaluasi dari Sprint yang telah dikerjakan serta merencanakan Sprint berikutnya. Tentunya, tahap ini memiliki tujuan agar kendala dan kekurangan pada Sprint sebelumnya bisa diminimalisir.
5. Release
Tahap terakhir ini adalah tahap pengiriman produk yang telah memenuhi seluruh kriteria dari klien.
Readers, sesuai dengan penjelasan Retrospect di poin 4 di atas, tahap ini bukanlah acara kumpul tim lalu merayakannya dengan makan bersama-sama, melainkan tahap tim harus evaluasi dengan hasil kerjanya. Hmm, kalau dengar kata evaluasi, rasanya cukup menegangkan, ya? Tenang, sprint retrospective ini bisa dibuat simple and fun. Kami punya 2 tips untuk membuat tahap sprint retrospective menyenangkan, yaitu:
1. Teknik 1 Pertanyaan
Dengan teknik 1 pertanyaan, anggota tim dijamin tidak akan bosan dan tegang karena terus-terusan ditanya. 1 pertanyaan yang mencakup hal-hal yang diperlukan adalah:
“Apa kesulitan yang kamu hadapi atau dirasakan selama sprint ini?”
Cukup dengan para anggota tim menjawab apa saja kendalanya, evaluasi dapat dilakukan. Setelah itu, akan dibutuhkan diskusi untuk merencanakan Sprint selanjutnya dengan meminimalisir kesulitan dan kendala yang disebutkan oleh anggota tim sebelumnya.
2. Teknik Sailboat (Perahu Layar)
Teknik ini cocok untuk membuat suasana sprint retrospective menjadi fun. Teknik ini bertujuan untuk membantu tim dalam menemukan apa saja yang membantu dan menghambat setiap anggota tim dalam pelaksaan Sprint. Teknik ini memerlukan properti seperti papan fisik, spidol, alat tulis lain, serta post-it. Nah, selain properti, teknik ini juga perlu cerita pengandaian. Anggota tim harus diibaratkan sebagai perahu layar yang sedang menuju sebuah pulau yang dianggap sebagai tujuan Sprint. Lebih lanjut, berikut ini cara membawakan teknik Sailboat:
1. Gambarkan suasana laut pada papan fisik. Contohnya yaitu air, sailboat, pulau, angin, matahari, batu, dan jangkar. Gambar-gambar ini bisa disesuaikan dengan ceritanya. Lihat tahap 2, ya.
2. Ceritakan pengandaian dari gambar yang telah dibuat di tahap 1.
Tim diibaratkan menjadi sailboat yang berlayar ke sebuah pulau dengan pulau sebagai tujuan Sprint. Terdapat bantuan dari angin, yang mendukung sailboat untuk sampai ke tujuan. Ada juga batu yang menjadi resiko yang akan ditemui, jangkar yang menghambat sailboat sampai ke tujuan, dan matahari sebagai ide-ide cemerlang untuk melanjutkan perjalanan sampai ke pulau.
3. Beri waktu untuk anggota tim memikirkan dan menuliskan semuanya ke dalam post-it berbeda, kemudian ditempel pada bagian-bagian pada gambar. Misalnya, ketika menuliskan hambatan, post-it kemudian ditempel pada gambar jangkar. Atau ketika menemukan bantuan, post-it ditempel pada bagian angin.
4. Setelah itu, beri waktu lagi untuk anggota tim menyampaikan apa yang ia tuliskan pada post-it.
5. Selanjutnya, karena kemungkinan akan terdapat hambatan, ide, bantuan, atau resiko yang sama dari setiap anggota tim, maka akan dilanjutkan dengan diskusi agar tim bisa segera sampai di pulau dengan meminimalisir hambatan, resiko, serta memasukan ide dan bantuan dari apa yang mereka tulis. Pada tahap ini, fasilitator harus menangkap dan menuliskan action item dari diskusi tersebut.
6. Setelah itu, action item yang didapatkan akan sebisa mungkin diterapkan pada Sprint berikutnya sebagai improvement agar tim menjadi lebih baik.
Selesai! Fun dan cukup simple, ya?
Jadi, itulah 2 tips atau teknik yang bisa dijalankan untuk membuat sprint retrospective menjadi tahap evaluasi yang menyenangkan dan tidak memberatkan tim. Tetap boleh dijadikan perayaan kok. Tapi, jangan lupa agenda utamanya untuk review dan team improvement. Semoga artikel ini dapat membantu dalam membuat suasana software development lebih asyik, ya!
Sumber:
https://www.scrum.org/resources/what-is-a-sprint-retrospective
https://medium.com/ppl-sutopo/scrum-development-framework-4bcd4b3a2e0d
https://medium.com/badr-startup-studio/teknik-sailboat-perahu-layar-dalam-retrospektif-4f23696f5f94