Bye Bye 2018, Welcome 2019 & Cara Freelancing di Labtek Indie.

Seterhen Akbar
Labtek Indie
Published in
5 min readFeb 1, 2019

2018 ternyata adalah tahun yang kurang ramah bagi Labtek Indie. Kami mengalami beberapa kemajuan, juga mengalami cukup banyak setbacks. Beberapa setbacks benar-benar berdampak signifikan buat bisnisnya Labtek Indie, tapi ini ngasih kesempatan buat kita refleksi dan reprioritize things. Yang jelas, we’ve learned a lot of lessons. (Sebagian di antaranya mungkin akan saya share di fuckupnights chapter bandung bulan ini).

Salah satu refleksi yang menjadi top of mind adalah, ternyata kami mengabaikan kesempatan untuk melakukan engagement yang baik ke stakeholder terbesar kami, yaitu Freelancers. Meskipun selama ini Labtek Indie memberdayakan freelancers untuk proyek-proyeknya, masih banyak Freelancers yang tidak tahu bagaimana caranya untuk mengambil proyek freelance di Labtek Indie. Ternyata kami tidak mengkomunikasikan secara jelas bagaimana caranya freelancing di Labtek Indie. Bahkan tidak ada proses onboarding untuk freelancer baru yang mendaftar ke sistem Labtek Indie (Ini jelas akan jadi satu poin cerita di fuckupnights). Jadi hipotesa saya adalah, kelalaian kami di bagian inilah yang membuat experience freelancing di labtek indie jadi tidak desirable. Untuk meminta maaf dan memperbaiki kesalahan kami, saya menulis post ini dengan harapan bisa menjelaskan ulang bagaimana cara bekerja freelancing di Labtek Indie.

Sedikit mundur ke belakang, visi Labtek Indie adalah masa depan di mana Indonesia menjadi salah satu negara yang terdepan di bidang teknologi. Khususnya teknologi informasi. Visi itu dibangun dengan desentralisasi dan demokratisasi lapangan pekerjaan untuk mendukung Open Science & mewujudkan Future of Work yang mengedepankan Manusia. Maka untuk mewujudkan visi itu, misi Labtek Indie adalah:

  1. Menjalankan Digital Product Development Agency,
  2. Membuat sebuah Freelancing Platform, dan ultimately
  3. Mengerjakan proyek-proyek R&D yang menginspirasi.

Dengan misi tersebut di atas, saat ini Labtek Indie menjalankan bisnisnya sebagai Product Development Agency (bootstrapping ceritanya..). Product Development Agency adalah fancy words untuk menyatakan bahwa Labtek Indie adalah irisan antara Software House, Customer Research Agency & Design Agency. Salah satu kekuatan Labtek Indie adalah penggunaan prinsip Human Centered Design & Agile Software Development secara ekstensif dalam mengerjakan proyek-proyeknya. Dari pengalaman kami menggunakan dan menyalahgunakan kedua prinsip ini, pengalaman best practice kami memungkinkan kami untuk menyusun sebuah product development framework yang kami beri code name “Dragon Balls”.

Framework “Dragon Balls”

Kami menawarkan “Dragon Balls” ini sebagai framework yang terdiri dari proses-proses yang dapat disusun secara fleksibel untuk melakukan proses product development. Rangkaian kombinasi proses yang tepat kami percaya dapat meminimalisir resiko dalam melakukan pengembangan produk digital sekaligus meningkatkan tingkat desirability dari sebuah produk. Rekomendasi strategi product development disusun oleh role Principal Consultant (saat ini dijalankan oleh Didit dan Saya), yang bertanggung jawab terhadap customer success dalam mencapai ROI dari proyeknya. Masing-masing proses dalam rekomendasi yang disusun untuk klien terdiri dari daftar role dan spesifikasi talent yang dibutuhkan, rencana kerja harian untuk masing-masing role, dan standar template dokumentasi pekerjaan. Pre-defined process inilah yang kemudian kami tawarkan ke para freelancers di database Labtek Indie sehingga Freelancers tidak perlu repot memikirkan hal lain selain fokus untuk bekerja dan berkontribusi sesuai porsi optimalnya dalam tim. Kami menyebut proses-proses tersebut sebagai Project Phase.

Kurang lebih begitulah caranya Labtek Indie memberikan nilai tambah bagi customernya melalui jasa sebagai Product Development Agency. Karena pada dasarnya Labtek Indie menghubungkan customer dan digital talent melalui Project Phases tersebut, Labtek Indie juga menjadi sebuah Freelancing Platform. Lebih tepatnya, Team-Based Freelancing Platform.

Selama ini kami mengatur proses matchmaking antara Freelancers dengan Project Phase secara manual. Yah, mungkin baru setengah tahun ke belakang kami berubah ke proses semi-manual menggunakan Mailchimp. Salah satu bagian yang sulit dari proses matchmaking adalah menshortlist dan menentukan kombinasi freelancers dengan skill dan kemampuan seperti apakah yang dapat meningkatkan probabilitas sukses dari sebuah proyek. Kami mengalami kesulitan terutama dalam menverifikasi klaim para talent yang ada di CV/Porto/linkedin, etos kerja & kemampuan seseorang untuk bekerja dalam tim. Meski seseorang memiliki hard skill yang bagus, belum tentu berkorelasi langsung dengan kesuksesan sebuah proyek. Bisa jadi malah kontra-produktif karena masalah soft skill & kemampuan teamwork yang tidak bagus. Maka dari itu kami ngoprek beberapa macam ide untuk menyusun standar sistem rating untuk digital talent yang melakukan aktivitas freelancing di labtek indie. Tahun lalu kami belajar tentang sesuatu yang disebut Skills Framework for Information Age (SFIA). SFIA ini dibuat oleh konsorsium global dengan tujuan untuk merumuskan standar kompetensi keahlian di bidang IT. Ada 2 konsep utama dari SFIA:

  1. Responsibility Level; Terdapat level 1–7 yang merefleksikan pengalaman dan level kompetensi seseorang dalam bekerja. Level ini menggambarkan perilaku, nilai yang dianut, pengetahuan dan karakteristik yang dimiliki seseorang sehingga bisa disebut kompeten pada level tertentu. Responsibility Level ini memperhitungkan lima parameter generik yaitu; Autonomy, Influence, Complexity, Knowledge & Business Skills.
  2. Profesional Skills; Adalah katalog keterampilan spesifik bidang sistem informasi & teknologi yang terdefinisikan dalam 102 jenis keterampilan. Professional Skills ini disusun ke dalam beberapa kategori dan sub-kategori.

Kedua konsep di atas dikombinasikan untuk menggambarkan tingkat kompetensi seseorang dalam bentuk definisi skill dan deskripsi level yang relevan dengan skill tersebut.

Contoh deskripsi Skill & Levelnya

Satu hal yang perlu diperhatikan, SFIA ini hanya membantu mendefinisikan standar kompetensi skill dan level tanggung jawab. Cara melakukan assessmentnya tidak dijelaskan secara spesifik. Di situlah Labtek Indie menggunakan kesempatan proyek-proyek yang berjalan sebagai sebuah laboratorium/peluang untuk mengumpulkan data point yang merepresentasikan kontribusi seseorang dalam proyek. Hal ini akan diolah kemudian untuk mendefinisikan salah satunya Level of Responsibility seseorang. Saat ini kami sedang bereksperimen menggunakan mekanisme peer review sebagai cara untuk mengumpulkan data tersebut. Tentu peer review bersifat subjektif tergantung sudut pandang masing-masing penilai, namun diharapkan penilaian subjektif yang cukup banyak dapat membuat hasil akhirnya menjadi lebih objektif. Yaa, tidak mungkin benar-benar objektif, tapi paling tidak bisa cukup bermanfaat terutama untuk para Freelancers mendapatkan feedback yang otentik terkait produktivitasnya. Sehingga data tersebut dapat digunakan untuk merefleksikan pengembangan profesional dirinya dan pada akhirnya membantu proses matchmaking antara Project Phase & Freelancers.

Kami masih terus bereksperimen dengan algoritme dan desain platformnya, tapi kami harapkan ini bisa menjadi batu loncatan untuk penajaman layanan ke Freelancers maupun klien Labtek Indie ke depannya. Semoga penjelasan ini dapat membantu mengklarifikasi hal-hal yang kurang jelas sebelumnya terutama mengenai cara untuk freelancing di labtek indie. Kami berjanji akan mencoba sengebut mungkin untuk bisa mendeliver janji membuat sebuah Experience Freelancing yang OKEIPISAN!

Tabik

N.B. Jadi kalo mau freelancing di labtek silakan apply di link di bawah, kalau kamu sudah terdaftar, kamu akan mendapatkan job offer sesuai dengan role yang kamu pilih melalui email. Apabila kamu tertarik dengan job offer tersebut, kamu bisa klik button yang ada di email tersebut. Nanti bila kamu diterima, kamu akan dihubungi oleh tim Labtek Indie. huhuy.

If you like what you read, follow us di instagram atau twitter. Dan buat yang mau berfreelancing, silakan join di http://bit.ly/knodsregistration.

--

--

Seterhen Akbar
Labtek Indie

Entrepreneur. ROV Pilot. Director of Riset Indie and CEO of Labtek Indie.