Rectoverso! Momentum bagi PaDi UMKM

Leap
Leap Telkom
Published in
6 min readAug 19, 2022
Tribe Leader Small Medium Business (SMB) Telkom Indonesia, Rahmat Danu Andika

Kita tahu bersama bahwa dalam kondisi sulit perekonomian negara pernah ditopang oleh keberadaan Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM). Pelaku UMKM kerap berhasil menembus kebuntuan bahkan dalam situasi yang kurang menguntungkan, sebutlah krisis moneter di tahun 1998, atau yang baru-baru ini badai pandemi Covid 19. Nyaris semua sektor ekonomi tumbang. Tak terkecuali UMKM. Untuk itu, inisiasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), juga Instruksi Presiden untuk melakukan aksi afirmasi membantu UMKM merupakan premis lahirnya Pasar Digital (PaDi) UMKM.

Digital adalah solusi bagi mancaragam permasalahan yang dirasa tak kunjung selesai di negara kita dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) teguh berkomitmen mendigitalisasi bangsa. Salah satunya dengan mengakomodasi pengadaan-pengadaan di BUMN lewat PaDi UMKM supaya menyasar lebih banyak ke pelaku-pelaku UMKM.

“Aplikasi PaDi adalah produk digital yang dimiliki dan dikelola oleh Telkom, mudahnya seperti marketplace yang memfasilitasi BUMN-BUMN untuk bertransaksi secara langsung dan sedang bertransformasi menjadi platform pengadaan end-to-end. PaDi saat ini juga sudah mulai masuk ke ranah tender, bahkan pengadaan-pengadaan yang lebih kompleks dengan tujuan meningkatkan value added pada proses pengadaan di seluruh BUMN,” buka Rahmat Danu Andika, Tribe Leader Small Medium Business (SMB) Telkom atau lebih akrab dipanggil Dika.

Corporate Rasa Startup

Pada dasarnya PaDi UMKM memiliki core bisnis berdasarkan produk yang terbagi dalam empat squad. Keempat squad itu adalah Squad Seller Experience, Squad Buyer & Transaction, Squad VMS (Vendor Management System) yang membuat sistem manajemen vendor di seluruh BUMN dan Squad Zero Equal yang berfungsi memonitoring semua squad yang ada di PaDi, serupa CEO Office jika di startup.

Ada yang bilang bekerja di Telkom ibaratnya bekerja di corporate rasa Startup, karena kultur kerja yang dibangun Telkom saat ini memang mengadaptasi cara kerja startup yang agile, flexible workplace, flexible work time, dan result oriented. Dika menjelaskan, di Telkom saat ini menerapkan model Tribe, di mana masing-masing Tribe memiliki ruang untuk membuat subculture sendiri. Karena memang dirancang untuk lebih independen.

Pertanyaan sebenarnya adalah apa sebetulnya beda antara corporate dan startup? Yang jelas, birokrasi di dalam Telkom justru harus ada, tetapi di sisi lain subculture yang dibangun di masing-masing Tribe, seperti Tribe SMB yang dipimpin Dika disederhanakan.

“Saya pikir ini role Leader di SMB, teman-teman squad Leader, sub squad Leader memang didorong terus untuk bagaimana cara agar tim bisa bekerja maksimal tanpa habis waktu mengurusi persoalan birokrasi, mending leader-leadernya saja yang membackup soal itu,” kata Dika.

Sebagai salah satu produk digital milik Telkom, PaDi UMKM juga menerapkan hal-hal tersebut. Inisiatif pun senantiasa dibangun buttom-up, artinya bawahan selalu memiliki kesempatan untuk mengajukan ide, pendapat, bahkan sampai pada penentuan Objective Key Result (OKR). Terus bergerak!

Dika menekankan hal ini, “mending sering nyoba dan sering salah jadi kita dapat pelajaran banyak. Kalau kita tidak mencoba dan kebanyakan rencana ya tidak maju-maju. Ibaratnya, kalau kita mau menuju Monas misalnya, mending kita jalan dan nyasar. Karena nanti kita pasti akan berpikir bagaimana cara agar kembali ke rute yang benar dan sampai ke tujuan. Mentok di satu titik bukanlah end of the world, justru di situlah kita akan berjuang menembus kebuntuan. Jadi banyak banget eksperimen yang dilakukan oleh teman-teman di PaDi dan kita akan saling support”.

Membangun Culture Rapid Experiment bukanlah hal yang mudah menurut Dika, namun bukan berarti tidak mungkin. Kalau berbicara mengenai pengadaan baik barang maupun jasa, sejak dulu pun sudah ada pengadaan dan itu hal yang umum. Tantangannya, proses digitalisasi pengadaan bukan hanya soal mengubah proses pengadaan menjadi digital, tapi justru harus menghasilkan nilai tambah pada proses pengadaan yang menjadi lebih efisien, lebih mudah, dan lebih transparan bagi pada pelaku pengadaan.

Itulah mengapa digitalisasi pengadaan merupakan transformasi yang dalam prosesnya pasti membutuhkan inovasi-inovasi baru yang hanya akan muncul jika kita berani melakukan banyak eksperimen yang cepat namun terukur.

Besarnya lingkup yang sedang dikerjakan dan dikembangkan PaDi UMKM dalam masa transformasi Telkom menjadi Digital Telco kelas dunia, membutuhkan pula digital talent baru yang memiliki visi-misi serupa.

Business Matching PaDi UMKM

Kebutuhan Digital Talent di PaDi UMKM

Telkom dikenal sebagai perusahaan yang sangat menekankan pentingnya ‘people’ atau orang-orang yang bekerja di dalamnya, PaDi UMKM pun demikian. Seperti yang pernah Leap tulis dalam artikel sebelumnya, mengenai kultur dan betapa penting-nya ‘people’. Singkat kata, ‘people’ akan bercerita banyak terhadap keberhasilan visi, misi dan tujuan dari sebuah perusahaan.

Ketika ‘people’ ini percaya terhadap value produk yang Ia bangun dalam tim, ini akan menumbuhkan sikap ownership terhadap pekerjaan. Jika rasa kepemilikan sudah bersemi dalam hatinya, maka ia akan bertumbuh dengan bahagia sebagai sebuah ‘pohon’ yang kelak akan memberikan ‘buah-buah’ terbaik.

“Jadi, tidak ada orang yang asal kerja. Di tim PaDi semua di-encourage untuk mempertanyakan “the why” agar ikut memiliki visinya dan -yang tidak kalah penting- bisa meng-align-kan visi itu dengan aspirasi pribadinya. Ini yang kami terus tanamkan di PaDi. Jika orang sudah punya ownership yang kuat dan ikut percaya atas visi, maka dia akan obsessed sama yang dikerjakan karena tahu bahwa yang dikerjakan bukan sekadar tugas, namun juga merupakan misi pribadinya untuk ikut menciptakan impact,” jelas Dika.

Orang bilang, tak kenal maka tak sayang. Untuk memiliki satu statement yang sama otomatis harus tahu dulu apa yang dikerjakan PaDi UMKM. Dika sendiri menyebut jika ia adalah orang pertama yang harus percaya bahwa PaDi UMKM ini akan memiliki dampak besar bagi kehidupan masyarakat dan ini menjadi personal statement dirinya. Secara personal Ia ingin terlibat langsung dalam upaya digitalisasi proses pengadaan di BUMN menjadi lebih transparan dan secara linear membantu menumbuhkembangkan pelaku-pelaku UMKM di Indonesia.

“Sebagai gambaran, ternyata belanja BUMN hanya sebagian kecil yang tersalurkan ke UMKM, sebagian besarnya masih didominasi usaha besar. Sementara kita tahu menurut data Kementerian Koperasi, Usaha kecil, dan Menengah (KUKM) tahun 2019 jumlah pelaku UMKM sebanyak 65,47 juta unit atau 99,99 persen dari jumlah pelaku usaha di Indonesia. Ini adalah satu hal yang menjadi mission statement sendiri, saya yakin PaDi adalah platform yang sangat powerful dalam mem-provide data pengadaan BUMN dengan transparan,” tegas Dika.

Menurut Dika, sangat penting memiliki tim yang memiliki product mindset. Ia mengingatkan kembali mengenai perbedaan antara mindset product dan project, “kalau project kita akan lebih mudah terdistract oleh scope project itu sendiri, cenderung pragmatis. Nah, kalau mindset product itu fokus kepada problem solving-nya, sehingga berkelanjutan dan selalu iteratif. Dengan memiliki mindset seperti itu maka diharapkan rasa haus dan penasaran terhadap problem akan melahirkan riset-riset berkelanjutan untuk perbaikan PaDi UMKM sebagai sebuah produk digital.

Rectoverso!

Dalam tim, spirit berani melakukan percobaan cepat tapi terukur merupakan hal utama. Karena kalaupun gagal, pasti ada gain yang didapat, pasti ada pelajaran penting yang didapat. Itu lah kenapa penting sekali harus bisa terukur. Meski tidak semua orang menyenangi cara kerja begini, tetapi paling tidak hal-hal di atas bisa menjadi pertimbangan dasar untuk bergabung bersama PaDi UMKM dan Telkom pada umumnya.

Lebih 60 orang talenta berpengalaman membangun digital platform dan digital services baru ditunggu untuk bergabung bersama PaDi UMKM. Berbagai role seperti product engineer related (baca: Product Manager, Engineer, Infrastructure Engineer, System Architect) sampai yang related dengan business dan operation menanti Anda yang terdorong dan ingin terlibat secara langsung mewujudkan kesejahteraan pelaku UMKM, sekaligus merealisasikan transparansi di Indonesia.

“Rectoverso! Ibarat mata uang yang memiliki dua sisi, dengan bergabung bersama PaDi UMKM ada dua hal yang kita bangun secara bersamaan dan tak terpisahkan. Satu sisi adalah membantu memperbaiki negara dengan digital dan sisi lain adalah membantu UMKM. Ini adalah momentum!,” pungkas Dika.

Atau jika Leapers tertarik untuk mengembangkan produk-produk digital Telkom lainnya, bisa langsung klik di sini.

--

--

Leap
Leap Telkom

Telkom Indonesia kembangkan banyak produk digital di bawah Leap. Temukan rangkaian cerita mendigitalisasi bangsa lewat solusi digital yang Kami hadirkan!