Lahirnya Tulisan: Kekhawatiran Socrates

Lutfhi Variant Hanif
BahasBahasa
Published in
3 min readFeb 18, 2021

Socrates, dalam tulisan Plato berjudul Phaedrus, berargumen melalui kisah kelahiran tulisan di Mesir Kuno bahwa tulisan adalah bencana bagi umat manusia:

“When it came to the written letters, Theuth said, ‘This training, King, will make Egyptians wiser and will give them stronger memories: for it is a drug for memory and wisdom!’ But the king replied, “Most inventive Theuth, one man is able to create technology, but another judges how much harm and benefit it brings to those who use it. Just so now you, who are father of letters, declare the opposite of what they are capable because of your enthusiasm. This craft will engender forgetfulness in the minds of those who learn it from the disuse of the memory since they will trust external writing struck by others, no longer recalling their own thoughts within them. You have discovered a drug for reminding, not one for memory; you will offer students the reputation of wisdom but not the true thing. For many who become students without instruction will seem to know a lot when they are mostly ignorant and difficult to be around, since they have become wise for appearance instead of wise.’

Tulisan, menurut Socrates, akan membuat kita menjadi pelupa karena kita mengandalkan sumber eksternal untuk mengakses pengetahuan. Ia juga mengatakan kalau tulisan hanyalah representasi dari pengetahuan, atau singkatnya, the reputation of wisdom but not the true thing, sebuah kebijaksanaan palsu. Karena tulisan, kita hanya akan tampak bijaksana, tetapi tidak sebetulnya bijaksana.

Argumen Socrates dalam buku yang ditulis Plato adalah salah satu tulisan yang paling lantang menentang tulisan. Iya, kita bisa mengatakan bahwa ini adalah salah satu ironi terbesar dalam cerita kelahiran tulisan.

Rasanya sangat mudah bagi kita, orang yang lahir dan besar di dunia yang sudah mengenal tulisan, untuk mengatakan bahwa Socrates berlebihan dalam menilai keburukan yang akan dibawa tulisan pada manusia. Tetapi, kekhawatiran Socrates tampak relevan di jaman ini.

Kita tahu dan pastinya setuju bahwa peran guru sangat berpengaruh dalam proses belajar seseorang. Guru disini tidak hanya seorang guru sekolah tetapi juga siapapun yang berperan dalam mendidik dan membimbing seseorang dalam sebuah proses pembelajaran. Di jaman Socrates, seorang filsuf berperan sebagai seorang guru.

Socrates tampaknya cemas kalau misalnya seseorang bisa belajar apapun yang Ia inginkan melalui tulisan tanpa seorang pendamping, seperti seorang guru, Ia tidak dapat sepenuhnya memahami apa yang Ia pelajari dan hal itu dapat menjerumuskannya pada kebijaksanaan palsu.

Kita mungkin juga pernah bertemu dengan seseorang yang mengaku sebagai ahli atau pakar tentang sesuatu. Semua orang kini dapat dengan mudah mengakses pengetahuan yang dimiliki oleh para ahli dan pakar. Sayangnya, membaca satu atau dua buku tentang fisika kuantum yang ditulis oleh para ahli tidak akan membuat kamu menjadi ahli fisika kuantum.

Hal inilah yang menjadi kekhawatiran Socrates. Tulisan dapat membuat kita tahu banyak, tetapi hal itu tidak berarti kita dapat memahaminya.

Jadi, apakah tulisan itu buruk dan harus dihapuskan seperti kata Socrates? Tentu tidak. Saya yakin tidak ada dari kalian yang menginginkan tulisan untuk dihapus.

Tulisan tampaknya tidak akan pergi kemana-mana sampai umat manusia menemui akhir ceritanya. Melalui tulisan, kita dapat mengetahui dan memahami tentang banyak hal, salah satunya tentang asal mula kita sebagai manusia. Tetapi, bagaimana cerita tentang tulisan dimulai?

Dalam beberapa artikel ke depan, kita akan melihat bagaimana sistem tulisan yang kita kenal lahir. Perjalanan kita dimulai dari gambar-gambar di gua yang berumur 45 ribu tahun hingga sistem tulisan yang kita miliki.

[Baca bagian berikutnya disini]

Referensi:

  1. Terjemahan Phaedrus tulisan Plato yang menceritakan dialog Socrates dengan Phaedrus saya ambil dari https://sententiaeantiquae.com/2017/06/02/the-danger-of-students-without-teaching-against-illiterate-literacy/

--

--

Lutfhi Variant Hanif
BahasBahasa

Senang menghabiskan waktunya untuk mempelajari hal-hal baru dan mengonsumsi anime dan manga dengan porsi yang wajar.