Belajar Dengan Mengadopsi Metodologi Tim Spotify

yhy
maukerjaid
Published in
3 min readFeb 7, 2020

Refleksi hasil kerja mingguan, merupakan salah satu hal yang berhasil meningkatkan kinerja dan produktifitas tim Maukerja. Refleksi mingguan ini adalah salah satu kultur kerja yang membuat tim kami dapat berkembang secara gradual.

Hari Jum’at buat warga Maukerja, adalah saatnya belajar.

Senin, awal pekan, setiap orang harus menetapkan 3 target mingguan, dan pencapaian target ini menjadi dasar diskusi retrospektif tiap Jum’at. Cerita mengenai ini akan saya tulis selanjutnya, so stay in tune ya :D

Sejak tengah tahun lalu, kami mencoba untuk melakukan pekerjaan secara sprint, jadi dari target kuartal OKR dipecah jadi bulanan, trus dipecah jadi mingguan. Ini dilakukan oleh semua tim, tidak hanya developers. Dan saat akhir sprint, hari Jum’at, sebagaimana developer melakukan Sprint Retrospective, tiap tim disini akan melakukan Friday Reflection.
Dari sekian percobaan Friday Reflection, yang paling berhasil adalah saat kami mulai mengadopsi Spotify Retro Kit, dan ini yang sampai sekarang kami terus lakukan. Tentu bukan adopsi mentah-mentah, karena awalnya retro kit ini didesain untuk tim software developer.

Dari 5 retro kit, berikut adalah yang paling sering kami gunakan:

W.A.R.P

W.A.R.P Method from spotify Retro Kit

Awalnya metode W.A.R.P ini kami pakai hampir disemua tim, terutama kuadran Puzzle jadi fokus refleksi. Sebagaimana hal baru yang lainnya, perubahan struktur tim dan cara kerja membangkitkan banyak pertanyaan diantara anggota tim. Dan selain refleksi, meeting diakhir hari Jum’at ini menjadi tempat untuk menyelaraskan pemahaman.

Remote Team Retrospective dg Online Whiteboard

Sebagian tim, setelah beberapa kali menggunakan metode ini kemudian memodifikasi kuadran-kuadrannya sesuai dengan kebutuhan mereka. Misalnya : Wish | Appreciation, diganti menjadi Good | Bad. Atau menambahkan 2 area untuk referensi Goal% dan What’s Next.

Good/Continue vs Change

Pembagian antara process/effort apa yang berhasil vs yang tidak membuahkan hasil, adalah salah satu metode retro paling sederhana yang disukai banyak tim kami. Terutama kalau tim yang terdiri dari kompetensi yang berbeda (e.g marketing, product, tech dalam satu tim).

Sedangkan metode yang lain seperti Sailboat, Proud/Worry, atau Lean Coffee, dipakai sebagai selingan. Atau untuk objective tertentu. Proud/Worry misalnya, paling baik untuk dipakai untuk mengaudit kinerja team di akhir kuartal.

Selain dari Tim Spotify, kami juga mencoba banyak metode lain. Dan salah satu metode yang sering dipakai adalah Starfish.

SONAR team exercising the Starfish Retrospective

Starfish Retrospective

Lebih banyak area daripada metode W.A.R.P, Starfish memiliki 5 area. Dan metode ini paling berhasil saat dijalankan oleh tim yang daily tasknya berkelindan ketat. Karena area-area di Starfish fokus pada eksekusi.
Sesuai dengan perkembangan kedewasaan tim, dan strategi, metode ini dapat dikembangkan sesuai kebutuhan team.

Selain metode-metode diatas, berikut adalah beberapa bagian dari Friday Reflection yang menurut kami sangat mendukung sesi belajar bersama ini.

Ice-breaking adalah koentji!

Seperti latihan olah raga, meeting kan pake otot juga, otot yg ada dikepala :D
Jadi ya butuh pemanasan. Dan, dari pengalaman selama ini, keberhasilan sesi ice-breaking sering menentukan keberhasilan reflection meeting.
Kayaknya, ini masih hipotesa sih ;P , karena mood sangat berpengaruh pada proses berfikir kita, jadi dengan setting mood dengan baik maka diskusi dapat berjalan dengan baik.

Refleksi dari Refleksi

Yap, saat Friday Reflection kita merefleksikan kerjaan. Nah bagaiaman kita bisa meningkatkan Friday Reflection nya itu sendiri? Kami pake refleksi singkat (5–10 menit) diakhir refleksi: Good | Change .
Atau seenggaknya simply Fist to Five, simple satisfaction rating system onsite :D

Fist to Five

Pengen tau lebih banyak cerita dari kami : coba ke lifeatajobthing.
Kalau tertarik join bisa cek disini.

--

--