Buku: Manajemen modern dengan Scrum

Konten tentang Scrum
Modern Management
Published in
6 min readSep 15, 2015

--

Bagaimana perasaan anda apabila saya mengatakan bahwa para dokter di Indonesia lebih sering membuat pasiennya meninggal dunia daripada menolong atau menyembuhkan mereka. Atau bagaimana perasaan anda apabila saya mengatakan bahwa para pilot di Indonesia lebih sering menewaskan penumpangnya daripada mengantarkan mereka dengan selamat sampai ke tempat tujuan. Atau bagaimana perasaan anda apabila saya mengatakan anak anda setiap harinya telah bertambah bodoh bukan bertambah pintar oleh karena gurunya di sekolah. Dan bagaimana perasaan anda bila saya mengatakan bahwa semua ini adalah hal yang dianggap lumrah dan bukan merupakan pengecualian. Anda pasti akan marah, kecewa dan mungkin anda tidak akan percaya dengan dokter-dokter, pilot-pilot dan guru-guru, sama seperti ketika anda marah dan kecewa terhadap para pejabat pemerintah dan anggota parlemen yang lebih banyak korupsi dibandingkan menyejahterakan rakyatnya.

Bila kita bisa marah dan kecewa dengan semua permisalan yang telah saya buat-buat di atas namun kenapa kita bisa duduk dengan tenang dan menganggap bahwa manajer yang telah membuat para pekerja di perusahaan merasa disengaged dengan pekerjaannya dan tidak mengeluarkan seluruh potensi para pekerja lewat coaching dan mentoring sebagai sesuatu yang wajar? Kenapa kita tidak marah dengan manajer yang telah membuat kualitas hidup software developer rendah. Sebagaimana saya pernah tulis sebelumnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gallup, kurang lebih hanya 8% saja orang Indonesia yang engaged dengan pekerjaannya di kantor (lihat tabel di samping). Angka 8% ini tidak mempedulikan jenis industrinya apa. Bila angka 8% ini ditelusuri lebih dalam lagi, mungkin saja kita mendapatkan level engagement para software developer di Indonesia berada di angka kurang dari 8%. Dari data ini juga kita dapatkan sekitar 92% orang Indonesia not engaged dan actively disengaged dengan pekerjaannya. Survey lainnya yang diadakan oleh Towers Watson menyatakan setidaknya hanya kurang lebih dari 35% pegawai yang engaged dengan pekerjaannya. Kenapa kita tidak marah dan frustasi melihat data yang telah dikeluarkan oleh Gallup dan Towers Watson ini? Kenapa hingga hari ini kita masih menganggap employee disengagement yang disebabkan oleh manajemen ortodoks sebagai hal yang lumrah?

Companies are running 21st-century businesses with 20th-century workplace practices and programs.

Dulunya saya pun hanya duduk diam dan menganggap employee disengagement di Indonesia sebagai hal yang sudah mengakar sehingga sudah biasa. Dulu saya lebih senang ‘menyelamatkan diri’ daripada harus berkonfrontasi dengan para manajer di perusahaan-perusahaan di Indonesia mengenai cara mereka mengelola software developer. Namun saya tidak bisa acuh lagi ketika hampir semua software developer yang saya temui selama bertahun-tahun mengatakan hal yang sama,

“Scrum sangat ideal untuk software development namun manajer saya dan kostumer saya tidak akan mendukung cara kerja ala Scrum sesungguhnya yang lebih banyak berorientasi membuat software developer engaged dengan pekerjaannya”.

Saya tidak bisa lagi menutup kuping saya dan melarikan diri dari semua celotehan tersebut. Sesuatu harus dilakukan dan status quo harus dilawan karena status quo dalam industri software development di Indonesia telah berlangsung selama 40 tahun lebih. Perlawanan dan kekesalan itu diawali dengan tulisan-tulisan yang saya tulis di blog ini semenjak akhir tahun 2014. Di awal tahun 2015 ketika saya ingin menuliskan sebuah tulisan baru lagi di blog ini, ternyata saya menemukan tulisan saya tersebut terlalu panjang. Akhirnya saya pun berpikir untuk menjadikannya sebuah buku daripada sebuah tulisan blog. Buku itu pun berjudul: “Manajemen modern dengan Scrum”. Dengan adanya buku berbentuk fisik, software developer pun dapat dengan mudah memberikannya kepada manajernya daripada mereferensikan sebuah artikel di media blog yang kemungkinan besar tidak akan ditanggapi secara serius oleh manajer.

Harga Buku: Rp. 65,000,-/buku (belum termasuk ongkos kirim)
Ukuran/Halaman : 17,5 x 24,5 ⁄ 200 halaman
ISBN : 978–979–29–5357–2

Buku ini berisi pengalaman saya pribadi dan tidak sedikit merupakan hasil konfrontasi dengan para manajer yang masih memiki jalan pemikiran ortodoks dari abad 20 dalam mengelola software development. Buku ini bukan hanya buku mengenai Scrum. Buku ini adalah mengenai Agile Management, sebuah pendekatan modern untuk abad 21 dalam mengelola software development. Buku ini bukanlah buku mengenai metodologi karena Scrum bukanlah sebuah metodologi sebagaimana yang orang pikir selama ini, Agile juga bukan sebuah metodologi. Menjadi ‘Agile’ di abad 21 adalah sebuah kebutuhan dasar setiap perusahaan untuk bisa tetap kompetitif di pasar dan bukan lagi merupakan sebuah pilihan. Scrum adalah sebuah kerangka kerja sederhana untuk membantu perusahaan-perusahaan agar tetap kompetitif dan memenuhi tuntutan pasar di abad 21 yang demikian tinggi dan yang terpenting membuat para pekerja di perusahaan menjadi lebih engaged.

Scrum bukanlah metodologi, Scrum adalah kerangka kerja untuk mengembangkan software yang lebih manusiawi. Tidak seperti metodologi software development yang hanya fokus kepada proses, sebagai kerangka kerja Scrum memberi penekanan kepada orang-orang yang bekerja di dalamnya di atas proses karena software yang terbaik akan dihasilkan oleh individu-individu yang terbaik.

Buku ini tidak berisi resep singkat atau jalan pintas untuk menerapkan Scrum di perusahaan anda sebagaimana buku lainnya. Buku ini menyediakan sebuah fondasi berpikir di abad 21 sama seperti Scrum yang merupakan sebuah fondasi agar perusahaan dapat menjadi ‘Agile’. Menjadi ‘Agile’ membutuhkan kerja keras dan keikhlasan semua pihak di dalam perusahaan. Buku ini ditujukan bagi para manajer atau agen perubahan yang ingin meningkatkan tingkat engagement di dalam perusahaan dan tingkat kompetitif perusahaan di pasar. Buku ini adalah sebuah awal dari petualangan untuk menjadi manajer software development modern di abad 21.

Kalau anda adalah software developer yang tidak mau berkonfrontasi dengan manajer ataupun pimpinan perusahaan anda, silahkan letakkan buku ini di meja mereka dan berdoa agar pikiran mereka dapat diperbaharui setelah membaca buku ini. Dan bila anda ingin membelikan buku ini untuk manajer anda atau kostumer anda sebagai hadiah, jangan sungkan untuk membeli buku ini sebanyak mungkin karena seluruh royalti saya (Rp. 6,500,-/buku) akan digunakan untuk kegiatan mengajar koding anak-anak di kalangan tidak mampu di Indonesia. Kegiatan ini dilakukan bekerja sama dengan Komunitas Coding Indonesia. Kalaupun kita tidak bisa merubah generasi sebelum kita, setidaknya kita bisa menyiapkan lebih banyak generasi masa depan dari Indonesia yang memiliki cara berpikir yang relevan dengan abad 21.

Buku ini adalah hadiah saya untuk semua software developer di Indonesia yang telah banyak memudahkan kehidupan orang banyak lewat software yang telah mereka kembangkan namun selama ini tidak mendapatkan pengakuan yang cukup berarti dari masyarakat Indonesia dan sering kali pekerjaan mereka dianggap sama seperti pekerjaan kuli bangunan oleh para manajernya. Software developer sekarang tidak perlu malu lagi dengan profesinya namun justru patut merasa bangga. Software developer, you are the new King Maker.

Apa kata mereka:

Apabila anda baru terhadap Agile, anda harus “mengosongkan gelas” anda terlebih dahulu. Buku ini akan memberikan perusahaan anda permulaan yang baik dalam perjalanan menjadi perusahaan yang Agile.
– Fransiscus Kaurrany, IT Advisor Core Application Management & Modern Manager, PT. Bank Central Asia Tbk.

Buku ini adalah sebuah uraian provokatif yang memaksa kita berpikir ulang apakah selama ini manajemen proyek sudah kita lakukan dengan benar.
– Wirawan Winarto, Rockstar Engineer, Samsung Research Indonesia

Buku ini hadir sebagai hadiah terbaik bagi para praktisi pengembang software di tanah air.
– Romi Satria Wahono, Founder dan CEO, Brainmatics.Com

Untuk para software developer, jangan mau bekerja dengan manajer yang belum membaca buku ini dan yang tidak melaksanakan apa yang tertulis di dalam buku ini setelah membacanya.
— Ivan Darmawan, Professional Scrum Master & Modern Manager

I definitely recommend this book for managers who want to make a difference at their workplace!!!
— Saron Yefta, Head of IT Planning & Development, Modern Manager, Universitas Kristen Maranatha Bandung

Summary Buku dalam bentuk slide oleh Sutisna Mulyana dari Leapup.id

Website Buku Manajemen Modern.

--

--

Konten tentang Scrum
Modern Management

Bukan hanya konten tentang Scrum, tapi disini kita akan ngobrolin Scrum yang efektif agar kostumer happy dan para pegawai juga happy dan menghasilkan cuan.