Mengejar “Permen”: untuk para reviewer

Dasapta Erwin Irawan
Good Science Indonesia
2 min readFeb 20, 2017

Pagi ini saya lanjutkan menulis mikro blog serial Mengejar “Permen”, kali ini untuk para reviewer. Sebagai referensi utama mohon dapat juga membaca artikel saya di Figshare ini. Juga file Permenristekdikti 20/2017 yang saya simpan di Google Drive ini.

Credit: Flickr/Tilemahos Efthimiadis (CC-BY)

Berkaitan dengan Permen, perlu disadari bersama bahwa salah satu pemangku kepentingan adalah para reviewer. Untuk itu perlu dipahami bersama beberapa hal sebagai berikut. Saya juga masih dalam proses belajar urusan ini.

Yang bukan tujuan proses review

Beberapa hal yang bukan tujuan proses review:

  • Menjatuhkan dan menghambat: Apapun yang anda tulis dalam form review, anda perlu menekankan berbagai hal positif yang perlu ditingkatkan oleh penulis, selain hal negatif yang perlu diperbaiki. Proses review punya durasi sendiri mengikuti time frame proses penerbitan manuskrip (MS). Dan ingat dalam suasana “Mengejar Permen”, apapun yang anda lakukan dalam mereview akan mempengaruhi nasib orang lain.
  • Membuat konflik: Bila ada hal yang tidak disetujui, sampaikan dalam bahasa paling obyektif agar tidak membuat konflik antara penulis dan reviewer. Hidup tadi sudah penuh konflik dan proses review mestinya berlangsung dingin dan damai.
  • Menonjolkan kepakaran diri sendiri: Proses review bukan wahana untuk menonjolkan kepintaran dan keahlian diri sendiri. Apalagi terlalu menonjolkan makalah sendiri yang tidak relevan.

Tujuan proses review

Berikut tujuannya:

  • Review harus mengekstrak isi dari makalah dan mencoba menganalisis inti pertanyaan riset dan benang merahnya dengan metode, analisis dan hasilnya (Blog Matt Might).
  • Review harus mampu memunculkan semaksimum mungkin aspek positif dari MS dan aspek negatif. Sebaliknya review harus mampu meningkatkan kualitas MS dengan memperbanyak aspek positif dan mengurangi aspek negatif.
  • Setiap catatan dalam review harus rinci dengan menunjukkan bagian mana dari MS yang dimaksud. Karena itu dalam draft MS diberi nomor baris (line numbering).
  • Review harus menguji beberapa hal: sistematika MS, kelengkapan komponen (Pendahuluan, Metode, Teori, Analisis, Kesimpulan), apakah masing-masing komponen ditulis dengan baik, dan apakah terhubung dengan baik, apakah literatur yang digunakan relevan dan telah mengikuti perkembangan zaman, apakah penulis mampu menjawab masalah yang diajukan, apakah metode dijelaskan dengan rinci (dan memenuhi prinsip reproducibility).
  • Saat menyebutkan kekurangan, jangan lupa sebutkan referensinya secara rinci.

Pesan tambahan

Banyak yang berpikir bahwa mereview termasuk kegiatan akademik yang cukup dilakukan dengan upaya minimal. Mengapa? Karena tidak ada pengakuannya (acknowledgment) bahwa anda sudah melakukan review. Tidak ada yang tahu, selain anda Sang Reviewer dan editor.

Sudah seperti biasanya hasil review bersifat tertutup. Tapi sebagai reviewer, anda bisa mengajukan permintaan untuk membuka hasil review, walaupun mungkin identitas MS dianonimkan. Anda bisa mengunggah hasil review ke situs jejaring reviewer Publons. Dengan cara ini hasil review anda akan mendapatkan doi tersendiri dan dapat disitasi.

Aneh ya? Memang buat kita masih aneh. Walaupun bukan cara baru, ini adalah cara un-konvensional.

List serial Mengejar “Permen”:

  1. Mengejar Permen: untuk para dosen
  2. Mengejar Permen: untuk para pembuat kebijakan
  3. Mengejar Permen: untuk para pengelola jurnal
  4. Mengejar Permen: untuk para reviewer jurnal
  5. Mengejar Permen: untuk para mahasiswa yang sedang studi di LN

--

--

Dasapta Erwin Irawan
Good Science Indonesia

Dosen yang ingin jadi guru | Hydrogeologist | Indonesian | Institut Teknologi Bandung | Writer wanna be | openscience | R user