Ramadhan Bertokoh (bag. 1)

Bagus Poetra
Penacava
Published in
15 min readMay 17, 2020

Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan amalan. Salah satunya adalah belajar. Pada tulisan ini, semoga kita dapat belajar banyak dari tokoh-tokoh yang dituliskan di sini. Tokoh yang ditulis merupakan tokoh muslim yang hidup dalam dua abad terakhir baik di dalam maupun luar negeri. Tulisan tokoh ini diunggah setiap hari selama bulan ramadhan 1441 H/2020 M di instagram @bgs_poetraa. Tulisan di medium ini adalah kumpulan semua tulisan tokoh tersebut yang akan dibagi ke dalam dua bagian.

1. SOEKARNO

Lelaki kelahiran 1901 ini menamatkan pendidikan di jurusan Teknik Sipil di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB). Beliau adalah proklamator sekaligus presiden pertama Republik Indonesia.

Selama sistem passenstelsel VOC (semacam KTP), jika ingin keluar-masuk kota, seseorang harus menunjukkan pengenalnya. Tapi, ada sekelompok orang yang dijuluki Mardijkers (kebanyakan adalah pribumi tawanan Spanyol atau Portugal yang dibebaskan Belanda dan ditawarkan mengabdi di serdadu kumpeni) yang hanya perlu mengangkat tangannya kemudian berkata “mardijkers”. Konon katanya kemudian orang-orang memahami konsep merdeka dari sana.

Ialah pada angkatan Soekarno, semakin banyak orang yang mengerti tentang gagasan merdeka. Pada generasi ini, kaum muda maupun tua bersama-sama bekerja sama meruntuhkan kedigdayaan Kerajaan Belanda yang dulu terlihat tak terkalahkan. Ternyata mereka mampu berdaya dan menyatakan diri sebagai manusia merdeka.

Ia pernah berkata,

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.”

Soekarno bukanlah malaikat tanpa cela. Tapi ia juga bukanlah iblis tanpa kebaikan. Sejarah mencatatnya sebagai pemimpin besar Indonesia yang berani bertengger di atas batu yang cadas sebagai elang yang menatap luasnya dunia.

Ialah Insinyur Soekarno.

2. BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

Di depan namanya, bertengger gelar Prof., Dr., Ing., dan H. Lelaki yang lahir pada tahun 1936 ini merupakan presiden ketiga Republik Indonesia. Sebagai pemimpin negara, beliau terkenal sebagai orang yang paling cerdas. Beliau menamatkan pendidikan di RWTH Aachen, Jerman, di jurusan Teknik Dirgantara dengan spesialisasi kontruksi pesawat terbang.

Habibie dikenal sebagai bapak teknologi Indonesia. Beliau adalah penggagas proyek perancangan pesawat N-250 yang kemudian dikenal sebagai pesawat pertama buatan Indonesia. Pesawat ini, kendati tidak benar-benar digunakan secara komersial, merupakan kebanggaan dan tanda keberdayaan bangsa di mata dunia.

Pada masa pemerintahannya, Habibie memberlakukan banyak ketetapan dan peraturan yang kala itu dinilai sebagai kebijakan yang cukup demokratis. Setelah tiga dekade Indonesia berada di bawah kekuasaan militer Soeharto, Habibie sedikit demi sedikit menerapkan aturan yang mengangkat kebebasan warga.

Kisah hidup beliau juga sangat menginspirasi. Cerita cinta Habibie bersama istrinya, Ainun Habibie, menjadi salah satu cerita yang paling diingat oleh orang-orang di masa sekarang. Kisah itu bahkan sampai dibuatkan trilogi film yang cukup tenar.

Di masa pemerintahannya juga, Habibie banyak menemui penentangan. Banyak yang bilang disebabkan kelalaian beliau, Indonesia mengalami disintegrasi dan Timor Timur melepaskan diri dari NKRI. Meskipun demikian, beliau sudah menjadi salah satu Pemimpin paling berpengaruh di sejarah Republik Indonesia.

Beliau pernah berkata,

“Kalau bukan anak bangsa ini yang membangun bangsanya, siapa lagi? Jangan saudara mengharapkan orang lain yang datang membangun bangsa kita.”

Beliau sangat percaya bahwa Indonesia bisa berjaya karena anak bangsa. Telah banyak anak bangsa yang terinspirasi berkarya karenanya.

Ialah Bacharuddin Jusuf Habibie.

3. SOEDIRMAN

Lelaki asal Purbalingga ini lahir pada tahun 1916. Semasa kecil, Soedirman adalah pria yang cerdas. Ia dijadikan anak angkat oleh pamannya yang seorang camat. Soedirman kemudian disekolahkan di Sekolah Taman Siswa.

Soedirman muda merupakan seorang pelajar dan pengajar. Ia menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah Cilacap. Sebagai guru, ia sangat disiplin dan disegani. Soedirman juga aktif dalam berbagai organisasi kepemudaan. Ia pernah bergabung di organisasi pramuka Hizbul Wathan. Ia sangat senang berorganisasi.

Karirnya sebagai tentara diawali ketika bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor. Setelah peristiwa proklamasi dan pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Soedirman diamanahi sebagai Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat kolonel. Tidak lama setelah itu, ia diangkat sebagai Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia. Soedirman sangat dekat dengan Soekarno. Meski terkadang berbeda pendapat karena posisi keduanya (militer dan politikus), persahabatan itu bisa dibilang cukup hangat.

Jalan hidupnya adalah gerilya. Ia adalah jenderal perang yang selalu berkobar semangatnya setiap kali pergi ke medan gerilya. Meskipun tubuhnya sakit, ia tidak mau meninggalkan pertempuran. Di berbagai pertempuran paskaproklamasi, ia sampai harus ditandu di atas keranda demi menjalankan strategi pertempurannya. Pada masa-masa itu, Soedirman pernah berkata, “Yang sakit Soedirman. Jenderal besar tidak pernah sakit!”. Itu ia katakan kepada Soekarno ketika dirinya mengidap TBC.

Soedirman pernah berkata,

“Kadang kita terlalu sibuk memikirkan kesulitan-kesulitan sehingga kita tidak punya waktu untuk mensyukuri rahmat Tuhan.”

Sejarah mengingat Soedirman sebagai panglima besar yang cerdas, berani, dan bertakwa.

Ialah Soedirman.

4. MAHATHIR MOHAMMAD

Beliau lahir pada tahun 1925 di Alor Setar, Kedah, Malaysia. Banyak orang mengenalnya sebagai tokoh politik Malaysia. Meskipun begitu, ia ternyata pernah menamatkan pendidikan di King Edward VII College of Medicine of Singapore (sekarang National University of Singapore) dan berprofesi sebagai dokter.

Ayahnya adalah seorang kepala sekolah berbahasa Inggris di Kedah. Ibunya punya gelar Wan yang menunjukkan darah bangsawan. Tetapi sebenarnya hubungan ibunya dengan garis keturunan kerajaan cukup jauh. Mahathir lahir sebagai anak kesembilan dari sepuluh bersaudara.

Perjalanannya menjadi tokoh besar di Negeri Jiran adalah perjalanan panjang. Meskipun ayahnya punya jabatan baik, ia tidak lebih dari sekadar pegawai di lingkungan saat itu. Mahathir kecil pernah tidak bisa membeli sepatu untuk sekolah. Ia belajar mengaji selepas sekolah dan harus segera pulang untuk belajar bahasa inggris dari ayahnya. Dinamika peperangan pasifik juga membuat banyak pengaruh dalam jalan hidupnya, terutama setelah Jepang menduduki semenanjung Malaya pada tahun 1941.

Dr. M, julukannya, memulai karir politiknya ketika bergabung dengan United Malays National Organization (UMNO) pada tahun 1946. Ia kemudian terus merangkak sebagai tokoh politik dan membangun partai politiknya sendiri. Pada tahun 1981, ia disumpah menjadi Perdana Menteri Malaysia.

Selama masa pemerintahannya, Malaysia berkembang lebih modern dari sebelumnya. Ia menjalankan berbagai kebijakan yang berpengaruh pada ekonomi dan juga tentunya politik di Negeri Jiran.

Ia pernah berkata,

“Sebagaimana orang lain tidak dapat berbuat buruk kepada kita lebih parah dari kita sendiri, tak ada pula yang mampu berbuat baik kepada kita lebih baik dari diri kita sendiri.”

Tun Mahathir di umurnya yang sudah tua tetap menggeliat sebagai politikus yang aktif. Baru beberapa pekan yang lalu ia pensiun dari jabatannya sebagai Perdana Menteri setelah terpilih lagi. Akan tetapi, dirinya sama sekali belum menumpul dan terus mengawasi Malaysia dari rumahnya.

Ialah Mahathir ibn Mohammad.

5. MUHAMMAD IQBAL

Pria yang dijuluki Bapak Spiritual Pakistan ini lahir pada tahun 1877 di Sialkot, Punjab, India (sekarang Pakistan). Ayahnya bernama Nur Muhammad merupakan seorang sufi yang zuhud. Ibunya bernama Imam Bibi adalah wanita yang santun dari Punjab.

Iqbal kecil belajar agama sejak berumur empat tahun. Ia belajar mengaji di masjid. Guru bahasa arabnya, Syed Mir Hassan adalah kepala madrasah sekaligus profesor di Scotch Mission College di Sialkot.

Sir Iqbal atau Allama Iqbal, biasa ia dikenal, adalah seorang penyair dan filsuf besar pada masanya. Ia menempuh pendidikan di berbagai universitas terkemuka di Eropa, salah satunya di Cambridge. Ia menamatkan phd-nya di Ludwig Maximilian University of Munich. Disertasinya berjudul, “The Development of Metaphysics in Persia: A Contribution to The History of Islamic Philosophy”, yang disusun di bawah bimbingan Friedrich Hommel.

Pemikiran dan pemahaman Sir Iqbal, terutama pada bukunya, “The Reconstruction of Religious Thought in Islam” merupakan hasil dari pendidikan panjang yang dilaluinya sekaligus warisan keluarganya yang banyak terlibat dalam pembaharuan pemikiran di India.

Iqbal pernah berkata,

“Kegagalan tidaklah fatal selama kita tak menyerah. Mencoba kembali adalah kunci kemenangan gemilang.”

Sir Muhammad Iqbal telah menjadi penyair yang karnyanya dibaca bukan hanya oleh muslim melainkan oleh umat lain juga. Pemikirannya pun ikut mewarnai khazanah filsafat islam di dunia.

Ialah Muhammad Iqbal.

6. HASSAN Al BANNA

Ia lahir pada tahun 1906 di Mahmudiyah, Mesir. Sulung dari tujuh bersaudara ini gemar belajar dan telah hapal quran di umur 14 tahun. Ia banyak belajar agama dari ayahnya, Syeikh Ahmed, yang merupakan imam, muazin, sekaligus guru agama di masjid.

Pendiri gerakan Ikhwanul Muslimin ini bernama lengkap Hassan Ahmed Abdel Rahman Muhammed al-Banna. Meskipun merupakan seorang pendiri gerakan, ia dikenal tawadhu dalam kesehariannya. Metode dakwahnya bisa dibilang tak biasa. Ia sering berbincang di warung kopi tempat para pekerja beristirahat. Pandangannya selaras dengan kegelisahan mereka yang hidup di bawah tindasan Inggris saat itu.

Menurut Muhammad Iqbal (2015), kunci pemikiran al Banna adalah Islam sebagai solusi. Pemikiran ini didukung dengan keadaan Mesir kala itu yang dikuasai oleh Inggris (nonislam) yang menyengsarakan rakyat. Banyak anggota maupun simpatisannya merupakan kelas menengah.

Pemikirannya mengalir di hati banyak kaum muslimin bahkan hingga sekarang. Di antara pemikiran yang ia wariskan termaktub dalam Mudzakirat ad-Da’wah wad-Da’iyah (Catatan Harian Dakwah dan Da’i) dan Majmu’atur Rosail (Kumpulan Memoar).

Ia pernah berkata,

“Kenyataan hari ini adalah mimpi kemarin dan mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok.”

Sebagai seorang penggerak, ia masih hidup dalam benak aktivis muslim di berbagai negeri di dunia saat ini.

Ialah Hassan al-Banna.

7. MUHAMMAD ABDUH

Ia lahir di pedesaan di delta Sungai Nil, Mesir, pada tahun 1849. Abduh kecil belajar membaca dan menulis di rumahnya. Keluarganya adalah keluarga yang dikenal berpegang teguh kepada ilmu dan agama.

Abduh telah hapal quran semenjak ia berusia 12 tahun. Pada tahun 1866, ia meninggalkan istri dan keluarganya untuk menuntut ilmu di Universitas Al Azhar. Ekspektasinya untuk menerima pemahaman yang baik di kampus tidak terpenuhi. Ia berpandangan bahwa pendidikan saat itu terlalu berpokus pada hapalan tanpa pemahaman. Akan tetapi ia mulai berguru kepada Jamaludin al-Afghani yang memiliki pemikiran yang sama dengannya.

Karena terlibat dengan pemberontakan Urabi Pasya, Abduh dihukum pengasingan ke luar Mesir. Ia kemudian dikirimi surat oleh al-Afghani yang tiga tahun sebelumnya diasingkan ke Perancis. Di sana, keduanya berkongsi menerbitkan majalah sekaligus gerakan berjudul Al-Urwah Al-Wusqa.

Abduh menulis bahwa di dalam hidupnya, ada dua tujuan: 1) Membebaskan pemikiran dari ikatan taklid, dan 2) Memperbaiki bahasa Arab yang dipakai orang-orang (Harun Nasution, 1987). Meskipun sempat terjun ke dunia politik bersama al-Afghani, ia kemudian kembali ke dunia pemikiran dan pendidikan. Baginya, politik mengekang kebebasan berpikir, perkembangan ilmu, dan agama.

Ia pernah berkata,

“Aku pergi ke Barat dan melihat Islam tanpa Muslim. Aku kembali ke Timur dan melihat Muslim tanpa Islam.”

Gagasan pembaharuan yang ia serukan masih hidup sampai sekarang. Dalam khazanah pemikiran, idenya bersinggungan dengan kelompok Mu’tazilah yanh dianggap sesat. Meskipun demikian, ia telah menelurkan semangat modernisasi yang membawa perkembangan islam di masa depan.

Ialah Muhammad Abduh.

8. MUHAMMAD ALI

Tokoh petinju terkenal dari Amerika Serikat ini lahir pada tahun 1942 di Kentucky. Nama lahirnya adalah Cassius Marcellus Clay junior. Ali kecil sudah berlatih tinju semenjak berumur 12 tahun.

Ia masih menjadi legenda tinju dunia sampai sekarang karena tidak ada yang mengalahkannya menjadi juara dunia kelas berat sebanyak tiga kali. Ali bahkan dijuluki sebagai The Greatest.

Pada masa perang Vietnam, Amerika Serikat memberlakukan wajib militer bagi warganya. Muhammad Ali secara kontroversial menolak perintah itu. Baginya, ia tidak punya masalah sama sekali dengan orang vietnam. Hal ini membuatnya masuk penjara dan gelar tinjunya dicabut.

Meskipun Ali sangat keras dalam berprinsip, ia tidak pernah menjadi muslim yang keras kepada agama lain. Terutama setelah belajar kepada Wallace Muhammed, ia menjadi semakin moderat dan inklusif dalam menjalankan islam.

Ali pernah berkata,

“Ia yang tak cukup berani mengambil risiko, takkan menggapai apa-apa dalam hidup.”

Ali menunjukkan kepada penggemarnya dan orang-orang yang mengetahuinya bahwa cita-cita dan kebenaran harus dicapai dengan perjuangan yang kadang-kadang berdarah-darah.

Ialah Muhammad Ali.

9. RECEP TAYYIP ERDOGAN

Istanbul adalah kota ketika pada tahun 1954 ia dilahirkan. Ia dibesarkan di pesisir Laut Hitam, tapi kembali ke Istanbul pada usia 13 tahun. Lelaki yang sekarang menjadi presiden Republik Turki ini ternyata pernah menjadi pemain sepak bola semi-profesional pada usia 16 tahun.

Erdogan berkuliah di Universitas Marmara. Selama mahasiswa, ia aktif menjadi aktivis gerakan politik. Partai politik Turki sempat dibubarkan pada 1980 paskakudeta yang terjadi. Pada 1983, demokrasi kembali pulih dan Erdogan diangkat sebagai ketua Partai Kesejahteraan pada 1985.

Ketika menjabat sebagai walikota Istanbul pada tahun 1994, ia adalah sosok yang dikenal rapi dan efektif. Namanya menjadi populer di kalangan masyarakat kala itu. Ia pernah dipenjara pada 1998 karena dianggap berusaha merusak dasar-dasar nilai Republik Turki saat itu. Walau demikian, Erdogan tidak menyerah dan segera membangun kembali kekuatannya dengan mendirikan partai politik bernama Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pada tahun 2001.

Karakternya di ranah politik terbilang cukup eksentrik. CNN bahkan menyebutnya sebagai “pemimpin garang yang ingin dicatat sejarah”. Ketika menjabat sebagai presiden pada tahun 2016, Erdogan pernah menghadapi kudeta dari para lawan politiknya. Kudeta tersebut gagal dan berhasil distabilisasi.

Ia pernah berkata,

“Tidak ada yang namanya Islam moderat atau tak-moderat. Islam adalah Islam, dan cuma itu.”

Karir politik Erdogan telah menunjukkan kegigihannya dalam membangun kekuatan di Turki. Sampai saat ini, ia termasuk salah satu pemimpin populer di dunia yang memiliki kebijakan-kebijakan luar dan dalam negeri yang tidak biasa, berikut dengan pendukung yang loyal.

Ialah Recep Tayyip Erdogan.

10. BUYA HAMKA

Nama kecilnya adalah Abdul Malik. Lazim pada waktu itu orang menggunakan nama orang tuanya pada nama lengkap mereka sehingga namanya menjadi Abdul Malik Karim Amrullah. Buya Hamka lahir pada tahun 1908. Ayahnya yang biasa dikenal dengan sebutan Haji Rasul adalah murid dari syeikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi yang juga memimpin pembaharuan Islam di Sumatera Barat.

Buya Hamka adalah seorang pembelajar alami. Selain mempelajari ilmu agama di sekolah, ia banyak membaca ilmu lain seperti seni, sastra, filsafat, dan jurnalistik. Ia sangat rajin menulis. Dengan kekayaan pengetahuan dan kemampuannya itu, sampai akhir hayatnya ia telah menulis tidak kurang dari 113 judul buku. Belum termasuk tulisan-tulisannya di surat kabat. Ia disebut dengan panggilan Buya sebagai nama penghormatan bagi seorang yang berilmu.

Beliau juga seorang negarawan. Ia bergabung dengan kementerian agama dan juga menjadi anggota Partai Masyumi selama pemerintahan Soekarno. Namun, politik praktis kala itu cukup ramai. Sebagai ulama yang berpolitik, tidak jarang ia menerima lawan yang kuat dari pihak nasionalis maupun komunis.

Sosok Buya Hamka kemudian menjadi orang yang dijauhi oleh kawannya sendiri, Soekarno. Ia sempat dipenjara karena dianggap memberontak, bersamaan dengan dibubarkannya Masyumi. Selama dua tahun ia ditahan, tetapi selama itu ia justru mampu menyelesaikan karyanya yang berjudul Tafsir al-Azhar. Di masa setelahnya, ia memaafkan Soekarno dan orang-orang yang pernah membencinya.

Ia pernah berkata,

“Salah satu pengerdilan terkejam adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas.”

Buya Hamka menunjukkan betapa ilmu adalah harta paling bernilai yang menuntut banyak pengorbanan tetapi memberi banyak keberkahan. Ia diteladani atas karya dan perbuatannya selama hidup, memberikan inspirasi bagi kaum muda di masa kini.

Ialah Buya Hamka.

11. MOHAMMAD NATSIR

Lahir di Solok, Sumatera Barat, pada tahun 1908, Natsir dikenal sebagai seorang ulama dan politisi yang berpengaruh di awal kemerdekaan Indonesia. Ayahnya adalah seorang pegawai pemerintahan sementara kakeknya merupakan seorang ulama.

Ia berteman dengan K.H. Agus Salim, kawannya sesama pemikir dalam bertukar pandangan mengenai Indonesia. Ia aktif menulis di usia mudanya. Banyak pemikirannya yang ia sampaikan di surat kabar pada masa itu. Natsir juga bergabung dengan Partai Masyumi sejak masih bernama Majelis Islam A’la Indonesia.

Di masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat, Natsir pernah menjabat sebagai perdana menteri. Tidak lama setelah itu, ia menyampaikan mosi integralnya yang terkenal sehingga sistem pemerintahan dapat kembali ke bentuk sebelumnya yaitu negara kesatuan.

Bersebab perbedaan pandangan dalam pemerintahan, Natsir pernah dipenjara oleh Soekarno karena terlibat dengan aksi PRRI di Sumatera. Ia kemudian dibebaskan pada masa order baru tahun 1966. Setelah bebas, ia kembali aktif dalam kegiatan keislaman. Ia juga membentuk Dewan Dakwah Indonesia pada tahun 1967.

Natsir pernah berkata,

“Suatu bangsa tidak akan maju, sebelum ada di antara bangsa itu segolongan guru yang suka berkorban untuk keperluan bangsanya.”

Bagi dua pemerintahan, Natsir dianggap sebagai pembangkang. Namun di luar negeri, banyak penghargaan ia terima. Natsir menunjukkan kepada pemuda masa kini bahwa politik yang sering dianggap ‘kotor’ juga merupakan jalan yang harus ditempuh dalam kebesaran bangsa.

Ialah Mohammad Natsir.

12. TJOKROAMINOTO

Pada tahun 1882, ia lahir di Ponorogo dengan nama kecil Oemar Said. Kelahirannya bersamaan dengan letusan dahsyat Gunung Krakatau hingga peristiwa tersebut dimitoskan sebagai kelahiran Ratu Adil yang baru, sesuai ramalan Joyoboyo, oleh warga Jawa.

Tjokro lahir dari keluarga ningrat. Masa kecilnya tidak sulit seperti kebanyakan anak Jawa lainnya. Meskipun demikian, setelah pergi haji, ia meninggalkan gelar keningratannya dan lebih sering memperkenalkan diri dengan nama Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto.

Seorang nasionalis Belanda, P.F. Dahler, menjulukinya sebagai, Harimau Mimbar. Pidatonya yang membakar adalah hal yang sering ditunggu warga ketika Tjokro melakukan kunjungan ke cabang-cabang Sarekat Islam (SI).

Tjokro adalah guru ideologis dari banyak tokoh revolusi Indonesia, salah satunya Soekarno. Pemikirannya ikut membimbing para bapak bangsa sehingga mampu mendirikan negara Indonesia yang berdaulat. Karena itu pula ia sering dijuluki sebagai Raja Jawa Tanpa Mahkota.

Tjokro pernah berkata,

“Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator.”

Ia tidak pernah sempat merasakan kemerdekaan bangsa. Namun jasanya sebagai guru besar para pahlawan telah mengukir namanya pada prasasti sejarah Indonesia.

Ialah HOS Tjokroaminoto.

13. MUHAMMAD NAQUIB AL-ATTAS

Tidak banyak yang tahu bahwa ulama muslim dari Malaysia ini lahir di Bogor pada tahun 1931. Ia lahir dari keluarga Ba’lawi yang memiliki silsilah hingga kepada Nabi Muhammad saw.

Ia sempat bergabung sebagai kadet di resimen Melayu dan mengikuti pendidikan militer di Sandhurst, Inggris (1952–1955). Di sini lah pertama kalinya ia mengenal metafisika tasawuf. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya hingga mengambil pendidikan doktoral di School of Oriental and African Studies (SOAS), Universitas London.

Bukan hanya sebagai ulama, al-Attas dikenal luas sebagai sejarawan, filsuf, dan ahli bahasa yang menulis banyak karya. Konsep-konsep yang diajukannya telah banyak dipelajari dan dikembangkan oleh murid-muridnya. Salah satu murid besanya adalah Wan Mohd Nor Wan Daud yang kemudian banyak bekerja sama dengannya.

Al Attas menulis banyak sekali buku, di luar dari makalah-makalah yang juga banyak ia susun. Ia juga pernah mendirikan International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC) pada tahun 1987. Karena perjuangannya menyusun dan menata pemikiran islam menjadi satu kesepaduan, banyak muridnya yang menyebutnya sebagai Neo-Ghazalian, Imam al-Ghazali modern.

Al-Attas pernah berkata,

“Mengetahui cara meletakkan pengetahuan pada tempatnya yang tepat adalah kebijaksanaan (hikmah). Pengetahuan tanpa aturan dan menelusurinya tanpa disiplin akan mengarahkan pada kebingungan, lalu pada ketakadilan pada diri.”

Kontribusi al-Attas terutama mengenai pandangan alam (worldview) islam telah diakui sebagai kontribusi penting di tengah kondisi umat dewasa ini. Sumbangan intelektualnya mungkin suatu saat akan membimbing para pemuda Islam menuju kebangkitan, seperti halnya Imam Ghazali menuntun generasi Shalahuddin dahulu kala.

Ialah Syed Muhammad Naquib al-Attas.

14. ISMAIL AL-FARUQI

Filsuf kenamaan asal Palestina ini lahir pada hari pertama di tahun 1921. Semasa kecil, al-Faruqi mendapatkan pendidikan agama dari ayahnya yang merupakan seorang hakim dan muslim yang baik. Keluarganya adalah keluarga terpandang di Yerusalem.

Kehidupan akademiknya sangat produktif. Al-Faruqi bisa dibilang cukup cemerlang dalam pendidikan. Ia meraih gelar sarjana muda American University of Beirut di Libanon. Tak lama setelah Negara Israel didirikan di tanah Palestina, ia pergi ke Amerika Serikat dan mendaftar di Indiana University.

Ide al-Faruqi dalam Islamisasi ilmu pengetahuan menarik banyak ulama dan filsuf lain di seluruh dunia. Dalam pemikirannya, al-Faruqi beranggapan bahwa esensi ilmu dan kebudayaan islam ada pada nilai-nilai tauhid. Gagasannya ini pertama kali ia lontarkan saat pembentukan The International Institute of Islamic Thought di Washington, Amerika Serikat pada tahun 1981.

Selain dikenal sebagai filsuf muslim, al-Faruqi juga merupakan tokoh yang gencar menolak keberadaan Israel. Semenjak terpaksa pergi dari Palestina pada 1948 karena pendirian Negara Israel, al-Faruqi tidak pernah berhenti menentang zionisme Yahudi. Salah satu tulisannya yang terkenal adalah “Islam and The Problem of Israel: Zionism As Religion”. Baginya, zionisme tidak merepresentasikan Yahudi dan adalah sesuatu yang perlu dipahami dengan baik.

Ia pernah berkata,

“Konsepsi muslimin sebagai khalifatullah di bumi adalah yang membuatnya berada dalam pusaran sejarah umat manusia,”

Sampai akhir hayatnya, ia tidak berhenti menyuarakan keadilan dan mencerahkan umat mengenai pentingnya tauhid dalam segala aspek, terutama ilmu pengetahuan.

Ialah Ismail Raji al-Faruqi.

15. YUSUF AL-QARDHAWI

Ia lahir di desa kecil bernama Shafth Turaab di Mesir pada tahun 1926. Ia lahir dari keluarga sederhana dan menjadi yatim di usia dua tahun. Bernama asli Yusuf bin Abdullah bin Ali bin Yusuf, ia dikenal sebagai ulama yang berpengaruh di dunia islam modern ini.

Yusuf kecil telah menamatkan hapalan quran di usia 10 tahun. Ia mengikuti jenjang pendidikan pada umumnya dan belajar di Universitas Al Azhar hingga lulus pada tahun 1952. Kehidupan ilmiahnya termasuk yang cukup produktif. Sampai usianya yang 94 tahun saat ini, ia sudah menulis tidak kurang sebanyak 125 buku dari berbagai dimensi agama islam seperti aqidah, ushul fiqh, filsafat, sastra, dan sebagainya.

Ia sendiri pernah beberapa kali mendekam di penjara Mesir. Keterlibatannya dengan gerakan Ikhwanul Muslimin, gerakan yang diusung Hassan al-Banna, membuatnya terus dianggap ancaman oleh rezim di Mesir kala itu. Ia kemudian pindah ke Qatar dan baru kembali ke Mesir setelah revolusi Mesir 2011.

Yusuf Qardhawi bisa dibilang merupakan ulama besar islam di dunia modern ini. Namanya termasuk urutan atas dalam 100 Tokoh Intelektual Publik yang dilansir oleh majalah Foreign Policy.

Ia pernah berkata,

“Di antara kewajibanmu terhadap hari-harimu adalah mengisinya dengan ilmu bermanfaat dan amal saleh, tidak boleh kamu tunda sampai besok, sehingga luput dan tidak mungkin kembali lagi untuk selamanya.”

Sebagai ulama dan cendekiawan besar, beliau memberikan teladan bahwa kontribusi intelektual dapat terus sejalan dengan kontribusi pergerakan.

Ialah Dr. Yusuf al-Qardhawi.

(bersambung)

Baca bagian kedua di sini.

--

--

Bagus Poetra
Penacava

Civil Engineer | Renewable Energy | Ordinary Science Guy | Writing, Philosophy, and Music |