Jangan Lupa, Publikasi Ilmiah Juga Perlu Dipublikasikan Loh!

Faizal Chan.
Risetnya Mfc
Published in
Jun 2, 2020

Mfc, Bandung - Terinspirasi dari suatu artikel terkait adu prestise akademik, saya terpikirkan suatu ide untuk “mempublikasikan” hasil karya publikasi ilmiah yang telah lakukan sebelumnya. Karena saya berasal dari latar belakang desain komunikasi visual, maka saya ingin menyajikan hal-hal yang menurut saya penting pada artikel hasil penelitian saya ke dalam bentuk objek visual, melalui media sosial Instagram.

Ya, konteks “mempublikasikan” hasil publikasi ilmiah di sini adalah mempromosikan hasil publikasi ilmiah (yang biasanya dalam bentuk artikel jurnal) secara langsung kepada khalayak sasaran atau masyarakat luas.

Tapi, sebenarnya mengapa hasil publikasi ilmiah ini harus dipublikasikan? Menurut saya, jawaban sederhananya adalah sebagai suatu upaya agar penelitian yang telah kita lakukan memiliki ketersebaran manfaat yang lebih luas daripada hanya kita biarkan di jurnal saja. Sebagai contoh sederhananya, misalkan kita memiliki hasil penelitian yang dapat membantu penggiat UMKM dalam memasarkan produknya melalui media sosial. Jika kita tidak mempublikasikannya, akan memakan waktu berapa lama sampai akhirnya hasil penelitian kita dapat diketahui khalayak serta diimplementasikan di masyarakat? Bandingkan dengan saat kita mempublikasikan temuan kita di media sosial dengan khalayak sasaran yang, ya, sudah pasti menggunakan media sosial. Akan lebih cepat dan tepat sasaran bukan?

Dengan hal ini, sang peneliti dapat membidik khalayak tertentu yang menggunakan media sosial tersebut, di samping menggiatkan self-branding tentunya. Mungkin ada yang ingin menambahkan?

--

--

Faizal Chan.
Risetnya Mfc

Actually a UX researcher, but often work as UX engineer. Jack of all trades, Master of Management.