Mengenal Pekerjaan UI Designer

Rizal Nur Shiddiq
UX Orbit Design
Published in
3 min readJun 17, 2019
Photo by Federica Galli on Unsplash

Tidak bisa dipungkiri jika menjadi User Interface (UI) Designer hari ini adalah pekerjaan yang menyenangkan bagi sebagian orang. Tetapi masih disayangkan banyak orang lebih sering mengenal istilah Graphic Designer ataupun Web Designer. Walaupun tidak salah-salah amat, tetapi memang terdapat perbedaan scope kerja diantara mereka.

Bedanya adalah, seorang UI designer hanya berfokus pada pekerjaan tampilan layar aplikasi agar lebih nyaman dan mudah digunakan. Hal kecil yang bisa dikerjakan oleh seorang UI Designer adalah pemilihan dan kombinasi warna, pemilihan font, pembuatan ilustrasi jika memang nanti dibutuhkan, dan yang terpenting pengaturan tata letak layout.

Karakteristik Pekerjaan

Dari tulisan mas Dwinawan yang pernah dipublikasikan disini, dalam mendesain sebuah User Interface minimal hal berikut harus diperhatikan, seperti:

  • Clear, Creative and Inspiring, atau estetika. Tidak bisa dipungkiri estetika adalah salah satu faktor untuk membuat user nyaman menggunakan suatu produk.
  • Hirarki. Hirarki yang jelas membuat user bisa membedakan suatu informasi berkaitan dengan informasi yang mana.
  • Mewakili Brand. Design yang kita buat sebaiknya mewakili brand dari perusahaan tersebut. Brand disini tidak hanya dari segi warna tapi juga karakter dan visi apa yang coba disampaikan oleh perusahaan tersebut.
  • Konsisten. Konsistensi adalah satu hal penting dalam membuat design. Dengan konsistensi akan mempermudah user untuk memakai dan mengenali produk tersebut.

Proses Kerja UI Designer

Biasanya perancangan alur proses aplikasi sudah disediakan oleh UX designer beserta gambaran kasar bagaimana aplikasi itu dirancang. Tugas UI designer hanyalah menerjemahkan gambaran kasar tersebut menjadi tampilan yang lebih nyaman ketika dilihat dan digunakan.

Untuk awal biasakan corat-coret diatas kertas untuk membuat wireframe atau tata letak layout. Hal ini untuk mengurangi kesalahan disaat proses mendesain aplikasi nantinya. Dengan membuat coretan diatas kertas, wireframe yang dibuat akan lebih membantu kita memangkas waktu mendesain aplikasi. Setelah itu mintalah feedback dari stackholder apakah design itu cocok atau tidak. Setelah disetujui, baru mengumpulkan referensi untuk mengenai visual directionnya.

Setelah mendapat visual direction yang dirasa oke, hal yang dilakukan kemudian adalah membuat 1 halaman high fidelity. Pada langkah ini, tools yang bisa digunakan adalah Sketch, Figma, Adobe XD, dll. Jika 1 halaman dirasa sudah cukup, baru melanjutkan ke halaman yang lain.

Prototype

Buatlah sebuah prototype agar user mendapat gambaran nyata bagaimana aplikasi/website itu nanti jadinya. Seperti akan jadi apa bila tombol ini di klik, atau akan diarahkan ke page/screen mana bila kita selesai dari suatu proses. Tools yang banyak digunakan untuk membuat prototype adalah Marvel dan Invision. Kita bisa mengundang user untuk masuk pada prototype tersebut, sehingga user bisa langsung memberikan komentar apabila terdapat satu-dua hal yang kurang sesuai.

Bila design selesai dan prototype telah disetujui, langkah berikutnya tim developer akan melakukan penerjemahan design agar menjadi produk nyata.

Catatan

Sebaiknya UI Designer juga sedikit memahami coding Front-end minimal HTML/CSS. Sehingga memahami batasan-batasan yang dapat diterjemahkan ke dalam bentuk website/app, selain itu agar design yang telah dibuat dapat diimplementasikan sehingga tidak sia-sia.

Terima kasih.

Referensi

  1. https://www.logique.co.id/blog/2018/01/24/menjadi-seorang-ui-designer/
  2. https://medium.com/insightdesign/7-kriteria-designer-e17c294593e4
  3. dan lain-lain

--

--