Catatan tentang SWIPECrypto (Part 2)

Andrew Ryan Sinaga
6 min readJun 12, 2018

--

Pembaca yang budiman dapat membaca bagian pertama disini.

Sebaiknya membaca bagian pertama terlebih dahulu untuk memahami konteks essay ini.

Spoiler Alert : Tenang saja, Part 2 ini akan SEDIKIT lebih pendek daripada Part 1 :)

Just a random funny Kim-Trump Photo, because i write this essay on the historic day of the summit :)

— — — —

Setelah di bagian pertama kita membahas tiga hal fundamental tentang SWIPECrypto (SWIPE) :

  1. Apa itu SWIPE
  2. Untuk siapa SWIPE diciptakan
  3. Apa permasalahan yang coba SWIPE selesaikan

Kita akan melanjutkan pembahasan ke poin berikutnya, yaitu :

Fourth

Apa solusi yang ditawarkan oleh SWIPE?

SWIPE akan membangun Database Ledger yang dimiliki oleh MARKPLAS, yang bersifat Centralized dan tertutup, ke dalam sebuah distributed ledger, yang memiliki dua karakteristik utama :

  1. Pengguna aplikasi akan memiliki private key untuk Data User Behavior yang dia kontribusikan.
  2. Seluruh data pengguna akan di enkripsi, sehingga tidak ada satu pun pihak yang dapat melakukan akses terhadap data, KECUALI Pengguna Aplikasi sebagai Pemilik Data mengizinkannya.
Ledger from the Previous Essay

Ini adalah bentuk Ledger yang dimiliki oleh MARKPLAS.

Seluruh data user behaviour pengguna aplikasi akan otomatis dapat diakses oleh pembeli data tanpa persetujuan apapun dari pengguna.

Sementara Ledger yang akan dimiliki oleh SWIPE, kurang lebih akan berbentuk seperti ini

HASH HASH HASH!

Seluruh data user behaviour yang masuk ke dalam Ledger akan otomatis terenkripsi sehingga tidak ada satupun pihak yang dapat melakukan akses terhadap data tanpa persetujuan user.

Masih ingat Mba Sari dan Mas Jono dari essay sebelumnya?

Jika Mas Jono adalah pengembang aplikasi dalam ekosistem SWIPE maka saat MARKPLAS datang untuk menawarkan sejumlah uang untuk membeli data user behaviour dari pengguna KOMPOS.com , Mba Sari akan mendapatkan notifikasi sebagai berikut

(Apa itu SWIPE Token? Kita akan bahas sebentar lagi.)

Jika Mba Sari memilih Yes dan mengizinkan KOMPOS.com melakukan penjualan data kepada MARKPLAS, maka MARKPLAS akan dapat melihat data user behaviour Mba Sari di dalam KOMPOS.com sebagai berikut

Kalau kita perhatikan baik-baik, HANYA Data Mba Sari di dalam aplikasi KOMPOS.com lah yang dibuka di dalam Ledger.

Jika MARKPLAS menginginkan akses kepada data Mba Sari di aplikasi lain, seperti Mobil Legenda, Tokokpedia, etc, maka pengembang aplikasi harus memberikan notifikasi permohonan yang sama kepada Mba Sari.

Dan hanya ketika Mba Sari menyetujui permohonan tersebut, MARKPLAS akan memiliki akses ke dalam data user behavior Mba Sari.

Fitur Private Key dan Encryption ini akan memberikan perubahan fundamental dalam proses monetisasi data, dimana kepemilikan data akan kembali kepada Pengguna Aplikasi.

Hal ini akan mendukung visi SWIPE untuk menciptakan sebuah proses monetisasi data yang TRANSPARAN dan ADIL baik bagi pengembang dan pengguna aplikasi. (detail nya ada di part1)

— — — —

Fifth

Mengapa SWIPE harus menggunakan Blokchain Technology, termasuk di dalam nya penggunaan Token, untuk menciptakan solusi ini?

  1. Ledger tidak boleh dimiliki oleh SWIPE

Jika Ledger sepenuhnya menjadi milik SWIPE, maka tidak akan ada bedanya dengan sistem yang ada saat ini, dimana Ledger dimiliki oleh beberapa pihak tertentu yang melakukan pembelian data kepada pengembang aplikasi.

Siapa yang bisa menjamin bahwa core team SWIPE tidak akan melakukan abuse of data jika kendali penuh datanya ada di mereka?

Karena hal tersebut, maka SWIPE menggunakan blockchain technology, spesifiknya protokol IPFS (Inter Planetary File System) yang dikembangkan oleh Juan Benet beserta tim Protocol Lab.

IPFS adalah (berdasarkan official website mereka) a peer-to-peer hypermedia protocol to make the web faster, safer, and more open.

Hypermedia berarti semua format file, baik itu teks, foto, video, atau apapun, dapat diproses oleh protokol IPFS.

Bagaimana solusi mereka untuk menciptakan web yang bersifat peer-to-peer, lebih cepat dan lebih aman?

Actually is pretty simple, but fundamental.

Silakan tonton video ini untuk mendapat gambarannya.

Dengan menggunakan distributed network of file keepers yang menyimpan IPFS Object (data dan konten yang disimpan dalam jaringan IPFS) maka tidak ada satupun pihak yang memiliki otoritas penuh terhadap suatu set of data.

Jika ingin melakukan “pemanggilan data” atau data query maka sang pembeli data harus mendapatkan otoritas dari pemilik data (pengguna aplikasi) karena hanya mereka yang memiliki private key untuk mengakses data tersebut.

Jika pemilik data menyetujui permintaan akusisi data, maka pembeli akan dikirimkan set of data yang disimpan oleh beberapa file keepers di dalam jaringan IPFS.

2. Fungsi Smart Contract

Karena alur proses di poin sebelumnya terdengar cukup rumit, bagaimana kita dapat tahu secara pasti bahwa tim SWIPE akan melakukan proses seperti di atas?

Ini adalah fungsi dari Smart Contract. (Apa itu Smart Contract? Boleh dibaca di essay saya sebelumnya)

Smart Contract yang dituliskan dalam barisan computer code dapat diperiksa oleh siapun juga karena sifat nya distributed dan akan mengeksekusi setiap line of command yang memenuhi syarat smart contract tanpa perlu verifikasi tambahan dari pihak ketiga atau bahkan dari Tim SWIPE sekalipun.

Fungsi Smart Contract ini juga akan digunakan untuk mengeksekusi campaign marketing yang dilakukan oleh pembeli data dari Ekosistem SWIPE, sehingga campaign yang dilakukan akan berdasarkan data real time.

Kebanyakan campaign marketing yang dilakukan saat ini tidak memiliki metrik yang jelas, hanya sebatas berapa jumlah impresi yang telah dicapai, tanpa tahu impresi tersebut masuk ke Device ID yang mana, dalam jumlah berapa banyak per Device ID, dan follow on action dari impresinya seperti apa.

Dengan Smart Contract, bukan lagi manusia atau sistem admin yang akan mengeksekusi campaign, melainkan kontrak itu sendiri, sehingga pembeli data akan mendapatkan data efektivitas Campaign Marketingnya secara real time.

3. Sistem Kompensansi kepada Pengguna

Last, but not least, seperti yang sudah disebutkan pada ilustrasi di atas : Pengguna yang setuju untuk diakusisi datanya akan mendapatkan kompensasi berupa SWIPE Token.

SWIPE Token ini dapat diperjual belikan ke mata uang dollar, rupiah, dan fiat currency lain di crypto currency exchange yang tersedia. Kurang lebih seperti kita memperjual belikan Bitcoin dan Ethereum.

SWIPE sebagai sebuah global project, tidak mungkin membatasi pengembang aplikasi, pengguna aplikasi, dan pembeli data berdasarkan batas geografis, sehingga akan sangat sulit jika memberikan kompensasi kepada pengembang dan pengguna aplikasi, langsung ke dalam bentuk mata uang dollar atau rupiah atau mata uang lain.

Karena itu diperlukan sebuah medium pembayaran lain yang dapat berpindah dengan cepat dan tidak dibatasi geografi, itulah sebabnya SWIPE menciptakan native currency di dalam sistem mereka yang bernama SWIPE Token.

Transfer uang antar negara akan memakan waktu 3–5 hari kerja, dimana SWIPE Token dapat berpindah hanya dalam kurun 5–10 menit.

— — — —

Sixth

Lesson Learned.

Tidak semua project cocok untuk menggunakan Blockchain Technology sebagai solusi.

Blockchain saat ini pada dasarnya adalah sebuah database yang lambat dan mahal.

Lambat dalam artian sampai saat ini transaksi maksimum pada Ethereum Network hanya 4–6 transaksi per detik.

Mahal dalam artian seluruh transaksi di dalam Ethereum Network akan dikenakan biaya transaksi.

Tapi untuk beberapa use case seperti monetisasi data, maka Blockchain dapat digunakan karena pengguna layanan tidak terlalu mengharapkan performa tinggi untuk kecepatan transaksi penjualan data mereka.

Yang lebih mereka butuhkan adalah kepastian bahwa database ledger ini bersifat ter desentralisasi dalam artian tidak ada satupun otoritas sentral yang dapat melakukan abuse of power terhadap data mereka.

Yang mereka butuhkan juga adalah jaminan bahwa mereka memegang kendali penuh terhadap data pribadi dan user behavior mereka serta transparansi dan kompensasi jika ada pihak yang ingin membeli data tersebut.

Untuk use case seperti ini maka Blockchain dapat menjadi solusi.

Jadi mari berhenti menciptakan project yang hanya menggunakan kata “Blockchain” berulang-ulang dalam whitepaper lalu berharap ICO nya dapat berjalan dengan lancar, tanpa ada intensi dan pengetahuan sama sekali tentang bagaimana membangun solusi yang dijanjikan :)

Mari berpikir lebih dalam apakah permasalahan yang coba kita selesaikan memang sungguh membutuhkan Blockchain Technology sebagai infrastruktur teknologinya, ataukah centralized database infrastructure lebih cocok untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

— — — —

Sekian ulasan saya tentang SWIPE Project ini, semoga memberi manfaat untuk para pembaca, khususnya yang berminat membangun decentralized application di masa mendatang.

Thanks and have a nice day! :D

--

--