I don’t mind now,of a longer daysstalling the timeof him meeting youtonight.
Rest your head on my chest.
Don’t blink. Did you see?
The sea,As my heart beats deeper.
Lipatan pikiranku kini terurai. Himpitan perasaanku kini terburai. Aku bercerai.
lusuhmu.. merayu peluh untuk jatuhlelahmu.. terlalu kuyu ‘tuk berlabuhharapmu padumenusuk ulu rindu
bergemuruhmenyeluruhbergemuruhmenyeluruh
Senar-senar gitar sumbang. Kicau burung menegangkan. Kutukan-kutukan menenangkan. Yang aku takutkan kini menjadi penghiburan. Seandainya aku abadi, aku ingin membencimu berkali-kali. Aku mencintaimu sayang, aku akan mati berkali-kali.
Aku yang dulu akrab bercakap dengan hujan, kini mengutuk dingin. Kupikir ia membawa kesepian. Padahal ia datang sebagai teman, agar aku tak lagi sendirian.
Yang menyakitkan dari penolakan itu bukan kata-kata. Namun yang tidak dikatakan. Tidak ada yang lebih menyedihkan dari manusia yang terjebak sendirian dalam spekulasinya.
Untuk temanku yang bersemangatCobalah untuk beristirahatPejamkan matamu walau sesaatTerima kasih Esok kita kan berlari lagi
Aku ingin tertidur jorok seperti permen karet yang nyenyak menempel di bawah meja sekolah negeri. Terbangun hanya bila ada yang terganggu. Tercabik seperti mozzarella dan masih meninggalkan sisa.
How can you know the answerIf you don’t know what to askHow can you know the questionIf you’re not sure what to ask
You just need an answer to make you feel betterYou just need a question to give you…
Bulan kini tak lagi melingkari bumiBulan kini ia memburu matahariMalam mengejar siangPagi terkadang berbintang
Untuk yang tak memahami malamUntuk yang sedang dalam perjuanganBersandarlah.. Oh bersandarlah…
Pelangi melengkung mungkin saja karena ia murung. Mungkin begitu pula rasanya bila dari bumi, pergi ke langit, lalu turun lagi. Mungkin begitu pula rasanya bila niscaya muncul sehabis hujan, sehabis mendung, sebelum kembali terang, lalu menghilang. Mungkin begitu pula jika memiliki banyak warna. Mungkin begitu…
Untuk sesuatu yang sementara, ia membutuhkan banyak tapi, banyak mungkin, dan banyak jika. Untuk sesuatu yang tanpa hingga, ia membutuhkan sedikit diam, sedikit sabar, dan sedikit naif. Kepercayaan adalah keraguan yang ragu-ragu. Sebuah kemalangan yang malu-malu.
Di balik telapak tangan atau di depan, mata tetap dua. Terbalik, atau terungkap, mata tertutup, atau terbuka, rahasia tetap rahasia. Kecuali yang bisu, semua lantang, namun kehilangan makna.
Memberangus kejujuran dengan kata-kata. Aku lah penegak hukum rimba. Bahwa aku bodoh, sudah tentu. Bahwa aku pengecut, itu jelas. Keburukanku banal. Kebaikanku palsu. Aku jujur, hanya bila naif.
“Waktu adalah tersangka rindu;
waktu bertemu, waktu berpisah, waktu menunggu,
waktu-waktu berharap bertemu.”
Yang aku suka dari kopi bukan warnanya, atau baristanya, atau rasanya. Yang aku suka dari kopi adalah perasaannya. Menjadi bagian dari sesuatu.
Yang aku suka dari bekerja bukan pekerjaannya, atau rekan kerja, atau gajinya. Yang aku suka dari bekerja adalah perasaannya. Menjadi…
Kamu tidak perlu tahu segalanya. Tidak bisa. Semakin tahu, semakin tidak tahu, semakin tidak tahu, semakin tahu. Tidak bisa tidak tahu apa-apa. Tidak bisa pula tahu segalanya. Kamu bisa takut. Takut tahu, karena takut tidak tahu. Takut tidak tahu, karena akan merasa tahu. Takut menjadi manusia. Takut dengan manusia. Takut dengan kemanusiaannya. Siapa yang tahu?
Aku tidak percaya pada ingatan. Aku tidak ingin. Aku tidak suka. Aku tidak. Aku.
Terjatuh namun tak terbentur; terbentuk. Bukan oleh bentuk, bukan oleh benda, bukan oleh masa, namun oleh hampa. Mengalihkan kesadaran ke yang tak serupa apa pun. Seperti terjatuh lalu terjatuh lalu terjatuh lalu terjatuh lalu terbentuk dengan terus terjatuh lalu terjatuh lalu terjatuh; ter-
Sejak sepi menjadi kesepian. Takut membuatku ketakutan. Menutup telingaku sewaktu sunyi, tak ada bunyi-bunyi. Diam kini melengking, bising tak terdengar. Aku tidak takut sepi. Aku takut menghadapiku sendiri sendirian. Aku hancur dan teralihkan. Lalu hancur namun teralihkan. Melulu. Terus menerus. Mengulang-ulang…
Keajaiban ruang dan kehadiranTubuh-tubuh yang bertubrukanKata-kata yang bertabrakanBerserakanKebingunganMenguntil perasaan-perasaanKepingan-kepingan kenanganBukan dengan layar dan genggamanBukan dengan radiasi dan jari-jariBukan dengan ketuk pesan-pesanDengan bau badanPercampuran keringatKulit-kulit…
The longer you stay.
The harder it is to let it go.
Though things will eventually slipped away.
Still better than to never give it a go.
Seperti sesak namun lebih mendesak. Harus segera. Secepatnya. Menghela sebelum kala berdetak. Kembali seperti mati lagi.
Aku mengenal rindu sebagai ia yang lahir saat bertemu, dibesarkan oleh waktu, dan yang diamnya bergemuruh absurd hingga batas tertentu.