I don’t mind now,of a longer daysstalling the timeof him meeting youtonight.
Rest your head on my chest.
Don’t blink. Did you see?
The sea,As my heart beats deeper.
Lipatan pikiranku kini terurai. Himpitan perasaanku kini terburai. Aku bercerai.
lusuhmu.. merayu peluh untuk jatuhlelahmu.. terlalu kuyu ‘tuk berlabuhharapmu padumenusuk ulu rindu
bergemuruhmenyeluruhbergemuruhmenyeluruh
Senar-senar gitar sumbang. Kicau burung menegangkan. Kutukan-kutukan menenangkan. Yang aku takutkan kini menjadi penghiburan. Seandainya aku abadi, aku ingin membencimu berkali-kali. Aku mencintaimu sayang, aku akan mati berkali-kali.
Aku yang dulu akrab bercakap dengan hujan, kini mengutuk dingin. Kupikir ia membawa kesepian. Padahal ia datang sebagai teman, agar aku tak lagi sendirian.
Bagian darimu yang menyulut nafsuku adalah bibir. Bukan saat mengecup. Bukan saat mengecap. Bukan pula saat bercumbu. Namun saat diam dan merenung. Aku rindu waktu-waktu menunggu apa yang akan kamu katakan saat kita, akhirnya bertemu.
Yang menyakitkan dari penolakan itu bukan kata-kata. Namun yang tidak dikatakan. Tidak ada yang lebih menyedihkan dari manusia yang terjebak sendirian dalam spekulasinya.
Untuk temanku yang bersemangatCobalah untuk beristirahatPejamkan matamu walau sesaatTerima kasih Esok kita kan berlari lagi
Aku ingin tertidur jorok seperti permen karet yang nyenyak menempel di bawah meja sekolah negeri. Terbangun hanya bila ada yang terganggu. Tercabik seperti mozzarella dan masih meninggalkan sisa.