Lima Jalan Esai ala Gus Dur

Diriwayatkan oleh Syu’bah Asa di esai “Gus Dur Mencapai Cita-Citanya” dalam Melawan Melalui Lelucon (2000), tersebutlah bahwa Gus Dur itu orangnya bersahabat, tidak formal, punya empati besar, cepat bereaksi, di samping luas perhatian dan banyak guyon.

Esai itu Alat Kritik yang Melengkung

Saat kekuasaan represif, saat segala kreativitas yang mengarah pada kritik digasak, maka tulisan-tulisan yang bersifat melengkung, berputar, dan bersiasat seperti “kulit bawang” menjadi pilihan yang tepat. “Toekang kritik sudah mati”, demikian judul sebuah…

Mencari Esai di Malioboro

Bagi yang mencari kebudayaan di Jalan Malioboro di Yogyakarta, itu salah kaprah yang aneh. Jika pun kebudayaan ada di Malioboro, itu adalah intervensi atas nilai-nilai hakiki di Malioboro. Sebut saja, bahwa Malioboro pernah menjadi (pusat) kesusasteraan Yogya di tahun-tahun yang…

Kelas Esai: 2

Jika kelas dianggap sebagai sebuah kegiatan dalam ruangan dengan menghadirkan seorang guru kelas, seorang wali kelas, juga dihadiri peserta didik, maka ini kelas esai kedua yang diselenggarakan Indonesia Buku/Radio Buku.

Esai itu Medan Akrobat Berbahasa

Pertama-tama saya menyebut nama Yasraf Amir Piliang. Yang berikutnya, di bidang keagamaan, guru-murid ini, Budhy Munawar-Rachman dan Sukidi (Mulyadi) adalah pasangan yang memainkan secara akrobatik hujan kutipan, sebagaimana terbaca dalam “New Age dan Passing Over: Ziarah…

Kuburan Esai

Koran, selain majalah, jurnal, dan buku adalah rumah-rumah esai yang dalam perjalanan waktu bisa berubah menjadi kuburannya.

Sebut saja koran. Rumah esai ini adalah yang paling doyan melahirkan esai dengan ragam gayanya. Katakanlah setiap hari koran mbrojoli 2 esai. Sepekan 14…

Esai itu adalah Pengantar Memasuki Buku

Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah salah satu “Kiai Pengantar Buku”. Seperti halnya kurir gagasan, Gus Dur doyan betul mengantar buku. Terutama yang punya korelasi dengan NU. Atau karena ia adalah cucu kiai legendaris di Nusantara; atau karena ia pemimpin…

Esai itu seperti Percakapan

Sebagai sebuah percakapan, bisakah esai ditulis seperti halnya menulis naskah drama atau skenario film. Bisa. Setidaknya itu yang dilakukan Taufiq Ismail, Sudjoko, TH Sumartana, dan Mangunwijaya.

Esai yang Mengantar Arwah

Saya tak boleh tidak mesti memasukkan nama Rosihan Anwar sebagai orang pertama yang memikul tugas sebagai pengantar sang tokoh ke kuburan. Nyaris semua tokoh se-angkatannya yang “pergi” mendahuluinya (Rosihan Anwar), pastilah dibuatkan Rosihan esai pengantar masuk kubur. Maklumlah…