Tentang desain, kreativitas, dan produktivitas

Storytelling: Apa dan Mengapa

Karena semuanya berawal dari ‘hanya’ cerita

Kamila Okta Saarah
Published in
6 min readApr 16, 2020

--

Setiap harinya, entah ada berapa banyak cerita yang kamu dengar atau kamu baca di sela-sela waktu luangmu. Bisa dari sebuah cuitan panjang di Twitter, caption inspiratif di Instagram, atau rentetan komentar berbobot di kanal YouTube favorit. Atau, mungkin saja cerita itu bermula dari orang terdekatmu yang berkata:

Eh, lo tau engga, sih—

Dan voila! Kamupun menghentikan seluruh aktivitasmu sejenak dan mulai mendengarnya dengan seksama. Sebuah ‘cerita’ memang selalu menarik perhatian, ya?

Ikuti instagram kami di @belajardesain.io untuk mendapatkan update #BelajarDesain terbaru dan bagaimana agar menjadi lebih baik — bagi diri sendiri, pekerjaan, ataupun orang lain.

Sedikit Mengenai Storytelling

Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash

Storytelling, alias bercerita, adalah sebuah kegiatan yang tidak mungkin terlepas dari keseharian kita: kapanpun dan di manapun. Storytelling dapat dilakukan secara verbal (perkataan) ataupun melalui tulisan dan gambar yang kamu lihat sehari-hari.

Untuk dapat memaknai suatu hal yang terjadi di sekitar, kemampuan bercerita seseorang menjadi salah satu hal yang vital untuk dimiliki si empunya cerita. Media storytelling, struktur, penentuan kata, serta intonasi suara menjadi hal yang penting dan patut diperhatikan.

Mengapa Storytelling?

Ada dua manfaat besar dari storytelling, yaitu:

  1. Menciptakan koneksi dengan orang lain
    Orang lain di sini bisa siapapun: klien, audiens presentasimu, anggota tim lain di kantor, atau mungkin orang-orang terdekatmu. Dengan adanya sebuah cerita, mereka akan lebih merasa terlibat dan memahami lebih jauh tentang apa yang akan kamu sampaikan.
  2. Menyampaikan sesuatu dengan lebih mudah
    Nah, bagian ini adalah efek lanjutan dari poin 1 di atas 👆 Karena ‘koneksi’ sudah terbentuk, hal yang ingin kita sampaikan tentu akan lebih cepat dimengerti oleh lawan bicara maupun audiens kita.

Apa itu Cerita yang Baik?

Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash

Ashley Fell, Director of Communications dari perusahaan research Australia McCrindle, pernah menyampaikan pentingnya storytelling di era sekarang dalam video ini. Dalam presentasinya, dia mengungkapkan poin-poin penting untuk membuat sebuah cerita yang baik. Poin-poin ini ia sebut sebagai The 4I’s of Storytelling.

💁🏻‍♀️ Interest (Menarik Perhatian)
Cerita yang baik tentunya akan menarik perhatian audiensnya: apa yang ingin mereka lihat, dengar, dan rasakan. Hal-hal inilah yang akan membuat penonton akan jauh lebih merasa ‘terkoneksi’ dengan cerita yang sedang mereka simak.

📉 Instruct (Menginstruksikan)
Sebuah cerita yang menarik tentunya memiliki sebuah makna. Makna di sini dapat berarti sebuah instruksi atau pelajaran yang dapat kita resapi. Yah, mendengar atau membuat cerita tanpa makna juga tidak ada salahnya, sih. Tapi, hal yang akan kita rasakan nanti pasti akan berbeda, lho 😉

🤗 Involve (Terlibat)
Percaya, deh, kamu pasti lebih merasa ngeh dengan narasi yang melibatkan dirimu sendiri di dalamnya. Atau minimal, kamu merasa, “Ih, ini relate (berhubungan) banget!

💡 Inspire (Menginspirasi)
Nah, ini adalah tingkatan selanjutnya setelah Instruct yang dibahas di atas. Cerita yang keren pasti dapat menginspirasi kamu untuk melakukan sesuatu.

Lalu, Caranya Bagaimana?

Pixar’s Inside Out (Source: Moviesanywhere)

Pernah mendengar sebuah perusahaan bernama Pixar?

Yup, Pixar adalah salah satu produsen film animasi terbaik yang ada di dunia. Mereka terkenal dengan film-film animasinya yang berkualitas: tak tanggung-tanggung, banyak penghargaan yang mereka raih dari hasil penayangan karya mereka, lho!

Emma Coats, seorang story artist yang pernah bekerja di sana, pernah bercerita mengenai 22 aturan-aturan penting dalam sebuah proses storytelling yang baik. Dalam artikel Belajar Desain kali ini, yuk, kita bahas beberapa poin di antaranya ✨

🙌🏼 Apa Tujuanmu?

What Are Your Goals GIF By The Hills

Pixar Rule #14: Why must you tell this story? What’s the belief burning within you that your story feeds off of? That’s the heart of it.

Sama seperti dalam pembuatan produk, lagi-lagi, apa tujuanmu saat melakukan storytelling?

Apakah itu sekadar berbagi rasa dan pengalaman, menceritakan sebuah ide, atau bahkan menjual produkmu; tentukan dahulu apa yang sebenarnya ingin kamu sampaikan dalam sebuah narasi cerita. Jika tujuanmu jelas, kamu akan lebih mudah menentukan alurnya, lho 😉

🤔 Kenali Lawan Bicaramu

The Purple Rose Of Cairo Audience

Pixar Rule #2: You gotta keep in mind what’s interesting to you as an audience, not what’s fun to do as a writer. They can be very different.

Nah, coba bayangkan ini: cara kamu menceritakan sesuatu dengan orang yang sebaya dan anak kecil pasti berbeda. Lawan bicara yang cenderung seumur (dan mungkin juga dari background yang sama) mungkin bisa mengerti segala macam kosakata yang kamu lemparkan. Kalau anak kecil? Hmm, mungkin mereka malah justru tidak tertarik sama sekali dengan apa yang kamu jelaskan.

Dengan mengenali lawan bicara, kamu bisa mengatur diksi (pilihan kata) yang akan digunakan, cara penyampaian, serta intonasi suara yang akan kamu keluarkan (jika storytelling dilakukan secara verbal).

💕Selanjutnya: Sentuhan ‘Emosi’

Impressed Matthew Morrison GIF By After The Reality

Pixar Rule #1: You admire a character for trying more than for their successes.

Percayalah, perhatianmu akan lebih banyak tersalur pada cerita yang relate banget atau minimal mengandung sebuah ‘emosi’ di dalamnya (emosi di sini bukan marah, lho, ya!) Inilah mengapa sebagian besar presenter sebuah seminar atau workshop memulai topiknya dengan sebuah pengalaman pribadi. Kenapa, ya?

Yup, ini adalah salah satu cara dia melakukan storytelling dengan membubuhkan sebuah ‘emosi’ di dalamnya. Dia menggiring kita a.k.a penonton untuk turut menyelami apa yang pernah ia rasakan, dan akhirnya, lagi-lagi, mungkin kita akan merasa, “Ih, iya! Gue tau tuh rasanya!”

📝 Alur yang Baik dan Jelas

Three Act Structure

Pixar Rule #4: Once upon a time there was _____. Every day, _____. One day _____. Because of that, _____. Because of that, _____. Until finally _____.

Dalam dunia storytelling, ada yang namanya Three Act Structure. Dalam istilah ini diceritakan bahwa sebuah cerita biasanya terbagi ke dalam tiga bagian besar, yaitu:

  1. Setup (pembuka): untuk memperkenalkan apa yang akan terjadi di dalam ceritamu
  2. Confrontation (tengah): biasanya di sinilah masalah-masalah mulai diceritakan
  3. Resolution (akhir): bagian di mana kamu menyelesaikan cerita

Pada setiap narasi, entah itu berita di TV, pitching produk, atau curhat sekalipun, biasanya alur cerita terbagi ke dalam 3 bagian di atas. Memang, sih, isi dari setiap narasi itu pasti berbeda, namun pasti alur yang kamu dapat kurang lebih akan seperti struktur di atas 👆

Jika salah satu ada yang terlewat, pasti akan ada sesuatu yang ‘hilang’.

Percaya, deh.

Kalau Kamu adalah Seorang Kreator…

Meme Think GIF

Storytelling dalam dunia kreator? Banyak~

Kamu pasti akan melakukannya di dalam banyak kesempatan, terlebih lagi pada saat memperkenalkan karyamu. Media untuk storytelling inipun tidak hanya berupa tulisan, lho. Media lain tentu saja: gambar!

Sebenarnya, banyak tools yang bisa dipakai untuk menceritakan seluruh ide-idemu. Kamu bisa menggunakan storyboard untuk penyampaian narasi cerita. Dalam dunia product design, kamu bisa juga menggunakan wireframe dan prototype-mu dengan copywriting yang keren sebagai media untuk penyampaian kreasimu.

Dan satu lagi yang penting: presentasi. Kemampuan storytelling-mu juga diuji di sini, kawan. Presentasi ini cukup krusial karena ide kita akan lebih tersampaikan jika diiringi dengan presentasi yang baik dan jelas. Sila cek artikel Belajar Desain di sini untuk mengetahuinya lebih detail.

Tall Tale Cool Story Bro GIF

Semua cerita itu unik. Semua cerita itu layak didengar.

Selamat bercerita ❤️

Hari ini, kamu sudah #BelajarDesain dan menjadi lebih baik tentang Storytelling: Apa dan Mengapa.

Ikuti instagram kami di @belajardesain.io untuk mendapatkan update #BelajarDesain terbaru dan bagaimana agar menjadi lebih baik — bagi diri sendiri, pekerjaan, ataupun orang lain.

--

--