Review #ItalianGP 2019: Merah dan Merah-Putih

Rizkyawan Wibawa
Blog Formula Satu
Published in
8 min readSep 18, 2019

Autodromo Nazionale Monza. Sirkuit dengan sejarah terpanjang di kalender balap F1. Seringkali disebut sebagai home grand prix dari tim Kuda Jingkrak yang beberapa musim terakhir belum merasakan kemenangan di rumah, namun dahaga para tifosi akhirnya terpuaskan pada akhir pekan ini.

Kenapa penulis sebut dahaga? Saya tanyakan kepada para pembaca, kapan terakhir kali Ferrari memenangkan GP Italia? Sebagian dari anda akan ingat, namun beberapa orang mungkin sudah lupa dengan atmosfir dalam sirkuit Monza ketika Ferrari menang. Atmosfir emosional nan menegangkan, bahkan cukup intimidatif bagi tim besar selain Ferrari. Dukungan terhadap tim merah ini di Monza hampir tergolong fanatik, dengan peristiwa beberapa tahun belakangan di mana tim yang menang selain Ferrari (khususnya tim dengan logo bintang bersudut tiga) diteriaki di atas podium.

Recap akhir pekan

Akhir pekan di Monza dibuka dengan ketiga sesi latihan yang didominasi oleh tim Kuda Jingkrak. Charles Leclerc dan Sebastian Vettel bergantian mencetak waktu tercepat pada setiap sesi dengan kedua Mercedes dan Red Bull menempel tepat di belakang mereka. Kedua sesi latihan pertama di Monza sempat dihadang oleh sedikit hujan, namun sepertinya data yang didapatkan oleh para tim tetap mencukupi kebutuhan analisis mereka masing-masing. Seperti dugaan banyak belah pihak menjelang akhir pekan, Ferrari menjadi yang tercepat di sirkuit ini sehubungan dengan kekuatan dari power unit mereka yang mendukung di segmen lurus nan panjang di Monza. Sementara itu, pace analysis juga menunjukkan kekuatan Mercedes dan Red Bull pada setiap tikungan yang ada, namun keuntungan yang mereka dapatkan tidak sebesar keuntungan Ferrari pada segmen lurus.

Memasuki sesi kualifikasi, kita sudah dapat memprediksi siapa saja yang akan tereliminasi di bagian pertama: Verstappen yang akan mengambil penalti power unit, dan duo Williams (seperti biasa). Romain Grosjean dan Sergio Perez menemani ketiga mobil tersebut di bagian belakang.

Di bagian kedua, giliran duo Toro Rosso, Magnussen, Giovinazzi, dan Norris (yang juga mengambil penalti grid) yang tereliminasi. Pertarungan di barisan depan cukup ketat dengan Hamilton sempat mengambil alih posisi tercepat di bagian kedua kualifikasi.

Pada bagian terakhir, saat semua pembalap sedang melakukan flying lap pertama mereka, Raikkonen mengalami insiden dan mobilnya menabrak pagar pembatas sirkuit. Kejadian tersebut membuat bendera merah keluar, dan setelah bendera hijau berkibar kembali, semua mobil baru keluar garasi masing-masing dengan sisa waktu dua menit untuk sesi kualifikasi. Semua mobil yang tersisa keluar untuk melakukan flying lap terakhir mereka, namun tidak ada yang ingin mengambil posisi terdepan. Hulkenberg yang berada di depan barisan pun berjalan dengan sangat lambat, mengharapkan ada mobil lain yang maju dan mendapatkan slipstream di belakangnya, namun Sainz yang tepat berada di sampingnya juga tidak menginginkan untuk menjadi mobil terdepan. Lance Stroll juga memperlambat laju mobilnya setelah melalui dua tikungan pertama. Akibat keraguan mereka bertiga, semua mobil di sirkuit terhalangi untuk melakukan flying lap dan disaat waktu habis, hanya Sainz yang memiliki kesempatan untuk melakukan lap terakhirnya.

Karena aksi mereka tersebut, Hulkenberg, Sainz, dan Stroll diberikan peringatan oleh FIA. Sementara itu, para petarung baris depan juga terkena imbas perilaku trio tersebut, dan Leclerc lah yang diuntungkan karena dia sudah memegang provisional pole. Bukan klimaks yang diinginkan oleh Ferrari maupun Mercedes, namun tim merah akan tetap senang menilik hasil akhirnya.

“So, since you all have been asking for closer racing…..”

Lights out! Leclerc memulai balapan dengan cukup baik, namun Hamilton memulai dengan lebih baik lagi dan sempat menyaingi Leclerc untuk memasuki tikungan pertama. Leclerc merespon dengan menutup sisi dalam dan mengatur mobilnya dengan tepat untuk mempertahankan posisinya. Bottas sempat hampir menyalip Hamilton dari sisi luar tikungan pertama, namun sepertinya dia terlalu ambisius dan akhirnya sedikit keluar trek memasuki tikungan kedua, menyebabkan posisi kedua diambil kembali oleh Hamilton. Sementara itu, di bagian belakang, Verstappen yang kaget dengan aksi pengereman mendadak oleh Perez di depannya tidak sempat menghentikan laju mobil, mengakibatkan RB15 nya menyenggol mobil Perez dan kehilangan sayap depan sehingga dia harus masuk pit di putaran kedua.

Seperti peringatan orang tua saya setiap sebelum jalan: “Walaupun kita udah hati-hati, orang lain belum tentu hati-hati”.

Setelah tikungan kedua, secara mengejutkan Renault milik Hulkenberg sempat menyalip Ferrari milik Vettel! Renault sepertinya ingin memberikan sedikit “jari tengah” pada tim yang membuang hubungan kerja sama dengan mereka usai musim lalu. Pun begitu, Vettel dengan cukup mudah menyalip kembali Hulkenberg saat memasuki main straight, dan sesuai ekspektasi penulis, setelah putaran pertama balapan berlangsung cukup prosesional dengan jarak yang mulai melebar antara tim papan atas dengan papan tengah.

Aspirasi bertarung dengan tim baris depan: Terlaksana

Di putaran ketiga, Albon yang memulai balapan dari posisi delapan telah menempel Sainz di depannya. Dengan manuver divebomb a la Danny Ric menuju chicane kedua, ia menyalip Sainz. Namun, Sainz yang tidak menyerah mendapatkan exit yang bagus dari tikungan tersebut dan memposisikan mobilnya berdampingan dengan Albon menuju tikungan berikutnya. Saat menikung, Sainz yang berada sedikit di depan Albon mengambil racing line biasa dan sedikit menyenggol mobil sang pembalap Thailand tersebut. Albon pun kehilangan beberapa posisi karena harus melewati gravel trap. Hard racing at its best!

Chili and Thai Tea, sponsored by Liqui Moly

Memasuki putaran keenam, Vettel secara tiba-tiba melintir di tikungan Ascari. Dia tidak dapat melihat ke samping saat akan kembali ke sirkuit, dan hampir saja ditabrak oleh Force In……maksud saya Racing Point milik Stroll! Alhasil, Stroll pun menghindari Vettel dan melintir di tikungan setelahnya. Ironisnya, Stroll melakukan hal yang sama saat akan kembali ke sirkuit dan juga hampir ditabrak oleh Toro Rosso milik Gasly. Secara tidak langsung, insiden Vettel menghancurkan balapan mereka bertiga saat itu juga. It’s one thing to complain about the rear balance of your car, Seb, but it’s entirely another story for the unsafe rejoin…….tak diayal lagi, Vettel diberikan penalti waktu paling buruk dengan stop-go selama 10 detik, sementara Stroll diberikan penalti drive-through.

Mission Spinnow

Menuju pertengahan balapan, Hamilton mengganti ban kompon lunaknya dengan ban kompon medium. Putaran berikutnya, Leclerc mengganti ban kompon lunaknya dengan ban kompon keras. Ferrari sepertinya memilih kompon keras karena data yang mereka dapatkan selama sesi latihan menunjukkan performa mobil yang lebih baik pada kompon keras dibandingkan pada kompon medium. Out-lap yang dilakukan Hamilton tidak cukup cepat untuk menyusul Leclerc dan mereka kembali ke sirkuit dengan Leclerc di depan Hamilton. Sementara itu, Bottas menunda penggantian ban nya selama beberapa putaran untuk menghasilkan performa yang lebih baik di stint kedua nya.

Putaran kedua setelah mengganti ban, Leclerc telah ditempel oleh Hamilton yang jelas memiliki performa lebih dengan kompon ban lebih lunak. Manuver dari Hamilton terlihat akan dilakukan pada tikungan pertama, namun kekuatan power unit Ferrari membuat efek DRS pada mobil Hamilton di main straight seperti tidak ada apa-apanya! Leclerc pun bertahan di dua tikungan pertama, namun Hamilton mendapatkan exit yang bagus dan mencapai kecepatan lebih tinggi saat mereka berdua berada di Curva Grande. Menjelang chicane kedua, Hamilton telah berada di samping Leclerc, namun pelajaran dari Red Bull Ring membuat Leclerc bermain sangat agresif untuk bertahan, hampir tidak memberikan ruang sama sekali bagi Hamilton dan membuat mobil W10 nya harus mengambil escape road.

Mari saya perkenalkan: Lewis Hammertime pada pemotong rumput, dan Sharl Eclaire pada aggresive driving

Peristiwa tersebut sempat menuai protes dari sang juara dunia, namun keputusan para stewards akhirnya memberikan Leclerc peringatan terakhir untuk tidak melakukan manuver defensif seperti itu lagi. Opini dari penulis, manuver Leclerc masih berada tepat di batas antara hal-hal yang diizinkan dan melanggar aturan. Leclerc juga terbilang beruntung karena Hamilton tidak melakukan kontak dengan dirinya. Oleh karena itu, wajar apabila output nya berbeda dengan insiden Verstappen-Bottas satu tahun lalu di sirkuit yang sama.

Kembali pada recap, saya harus kembali menyampaikan simpati terhadap kekecewaan di tim McLaren, dengan berakhirnya balapan Sainz karena ban depan kanan belum terpasang dengan benar. Yah, ambil saja hikmahnya, setidaknya jadi ada gambar ini.

Keempat ban Sainz.

Di bagian lain pada papan tengah, mobil Daniil Kvyat yang baru saja melakukan penggantian ban tiba-tiba mengeluarkan asap di putaran ke-30. Sangat disayangkan mengingat ia berada di posisi tujuh dan dapat bertarung dengan kedua Red Bull. (Iya, tolong sampaikan kalimat barusan pada Dr. Helmut Marko.)

Tak memakan waktu yang lama sampai Hamilton kehabisan performa dari ban kompon mediumnya. Kesalahan yang ia buat di tikungan pertama membuka kesempatan bagi Bottas untuk mencoba mengejar Leclerc. Mercedes vs. Ferrari: Round 2!

Bottas terus menyusul Leclerc dengan laju 0,5 detik lebih cepat di setiap putaran, sampai akhirnya tiba waktu penggunaan DRS untuk mencoba benar-benar menempel mobil SF90 di depannya. Sayang sekali, ia melakukan kesalahan saat memasuki tikungan kedua, dan jaraknya dengan Leclerc pun kembali melebar sampai akhir balapan.

Dengan begitu, Charles Leclerc, sang pembalap muda Kuda Jingkrak, mengakhiri puasa kemenangan home race Ferrari selama sembilan tahun! Leclerc bergabung dengan nama-nama besar seperti Bruce McLaren, Lewis Hamilton, dan lainnya sebagai pembalap yang mendapatkan dua kemenangan pertama secara back-to-back. Kedua Mercedes mengisi sisa spot podium, diikuti oleh…..kedua Renault! Danny Ric dan The Hulk berhasil mengemas 22 poin untuk membantu Renault naik ke peringkat lima di kejuaraan constructor. Kedua Red Bull finis di posisi enam dan delapan dengan Albon di depan Verstappen, Perez di posisi tujuh, Giovinazzi (sebagai anak kebanggaan bangsa) di posisi sembilan, dan Norris di posisi sepuluh. Selain itu, Vettel berhasil menyalip Williams milik Russell di putaran-putaran terakhir (cue flashback ke tahun 2000-an untuk Ferrari vs. Williams!).

Laut Merah yang baru

Simpulan: Sebuah pikiran untuk tim Merah

Seretnya kemenangan untuk tim Ferrari sepertinya menambah kesenangan para tifosi untuk kemenangan Leclerc. Kemenangan berturut ini sebenarnya bisa menjadi pedang bermata dua bagi tim Kuda Jingkrak: di satu sisi, tentu semua orang dalam tim akan termotivasi oleh kemenangan yang didapat untuk bekerja lebih keras lagi mengembangkan mobil mereka dalam rangka mengejar ketertinggalan di bagian kedua musim 2019 ini, dan tentunya akan menuai pujian dari berbagai pihak karena mau mengambil langkah anti-mainstream (setidaknya bagi Ferrari) untuk mengangkat pembalap muda ke dalam tim dalam kurun waktu yang cukup singkat. Di sisi lain, kita tidak akan pernah tahu apa yang dirasakan oleh Sebastian Vettel, yang disajikan langsung pemandangan para tifosi dan stewards Monza memberi apresiasi dan hormat pada Charles Leclerc sebagai “pahlawan” baru mereka di depan matanya sendiri.

Kita semua tahu Vettel memiliki mimpi untuk menjadi the next Schumi, dengan membawa Ferrari kembali ke jalan kemenangan (yang berhasil dilakukan sejak musim 2015), meraih kemenangan di Monza sebagai home race tim, dan mengejar titel juara dunia bersama Ferrari. Bukan tidak mungkin beban pikiran dan mentalnya semakin bertambah dengan Leclerc mengambil posisi empat nya di klasemen pembalap, dengan selisih poin yang tipis ke Verstappen. Tentu menjadi harapan bagi para fans dan stans Ferrari bahwa dinamika dalam tim berkembang ke arah yang lebih baik, dan bukan lebih buruk. Apakah dengan menilik perkembangan selama beberapa balapan ke belakang, Leclerc akan langsung dijadikan “senjata utama” oleh Ferrari? Dan bila iya, apa yang akan Vettel lakukan dengan perlakuan tersebut dari timnya? Hanya waktu yang bisa menjawab…

Sampai jumpa lagi di GP Singapura!

--

--