Design Jogging–Rabu: Kritik dan Keputusan

Thomas Budiman
Insight
Published in
3 min readMay 6, 2019
Sumber gambar

Siap untuk design jogging di hari Rabu?

Jika kamu belum membaca artikel sebelumnya, kamu bisa membacanya:

Design Jogging bukanlah sebuah parodi atau lelucon atas Design Sprint, melainkan untuk mengajak pembaca melihat dengan sudut pandang berbeda dari metode Design Sprint.

Kenapa jogging?

Jika sprint adalah lari cepat dengan jarak pendek dan batasan waktu — Konteksnya dalam design sprint adalah sebuah cara dalam berinovasi, menentukan strategi, mencari solusi bagi bisnis, membuat prototype dan mengujinya dalam waktu singkat. Satu minggu saja.

Sedangkan jogging mencerminkan sebuah latihan, rutinitas, keseharian (dengan penekanan/ekspetasi lebih rendah dari Design Sprint) untuk mempraktekkan nilai-nilai dari Design Sprint dalam proses dan cara berpikir kamu sehari-hari.

Hari Rabu (pada Design Sprint)

Pada Design Sprint, hari ketiga menjadi saat penentuan untuk memastikan solusi seperti apa yang akan masuk pada tahap prototyping dan diuji. Mereka akan mengawali hari dengan sebuah sesi kritik dan memberikan voting atas solusi-solusi yang ada. Mereka akan membahas setiap solusi dan memberikan kritik dengan cepat. Dari hasil pembahasan masing-masing solusi ini, mereka akan memberikan catatan khusus kepada ide-ide yang menonjol beserta dengan hal-hal penting apa yang menjadi kekurangannya. Ini semua dilakukan untuk membantu mereka untuk menjadi obyektif dalam menentukan solusi-solusi yang akan masuk pada tahap berikutnya.

Setelah sesi kritik dan voting, mereka akan masuk ke dalam sesi menentukan solusi-solusi yang akan jadi pemenangnya. Mereka akan memeriksa kembali solusi-solusi yang terpilih apakah ada konflik antara satu solusi dengan lainnya. Selanjutnya, mereka akan menutup hari dengan merencanakan bagaimana prototypenya.

Sumber gambar

Versi joggingnya begini…

Di dalam sebuah proses desain, kritik perlu menjadi sebuah bagian yang penting untuk membantu kamu melihat area yang mungkin tidak terlihat (blindspots) olehmu saat mendesain. Orang-orang lain, tentunya mereka yang terlibat dalam proyek ini, sekalipun mereka bukanlah seorang designer, pastinya mereka memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menilai desainmu. Jangan takut akan adanya perbedaan sudut pandang, justru itu akan memantik sebuah diskusi, adu argumentasi yang dapat memperkuat desainmu.

Kamu bisa melihat pada Design Sprint, mereka memiliki beberapa proses dalam sesi kritiknya dan menentukan solusi, seperti: Heatmap, Speed critique, Straw poll, Supervote, dan lainnya. Betapa seriusnya mereka membuat bagaimana sebuah sesi kritik dan membuat keputusan sebaik mungkin. Kamu mungkin tidak menerapkan metode Design Sprint pada proses desainmu, tetapi apakah sesi kritik sudah menjadi bagian juga dalam proses desain kamu?

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kamu menanggapi kritik yang ada. Mari berhenti menanggapi kritik yang ada sebagai sebuah serangan terhadap desain kamu. Mungkin sebagian orang tidak memahami bagaimana untuk memberikan kritik yang baik–Sayangnya kita tidak memiliki kontrol akan hal tersebut. Tetap kembalikan kritik dengan alasan yang masuk akal dan menjadi objektif. Karena seringkali perbedaan pendapat pada desain terletak pada pandangan dan selera yang subjektif.

Terakhir, kita bisa belajar melalui design sprint pada hari Rabu bahwa menentukan sebuah pilihan bukanlah sebuah proses yang cepat dan mudah, melainkan sebuah proses yang berliku dengan melibatkan kritik, perbedaan pendapat, mungkin melepas ide kita yang subjektif, membangun keobjektivitasan dan akhirnya sampailah kepada sebuah pilihan yang merupakan kemenangan bersama. Bukan kemenangan kita atau kemenangan pihak tertentu.

Sulit.

Tapi usahakan saja selalu…

Bagaimana joggingnya di hari Rabu?

Apakah memberikan perspektif baru yang bisa meningkatkan proses kamu dalam mendesain? Silahkan teman-teman bisa berbagi cerita atau bertanya di kolom komentar.

Mau tahu lanjutan hari-hari berikutnya di Design Jogging?
Nantikan terus di Insight.

--

--