Kamu Sebenarnya Mampu

Bagus Ramadhan
Komunitas Blogger M
Sent as a

Newsletter

3 min readJan 21, 2024

Merasa tidak mampu, lalu menahan diri sampai mampu. Pernah menemui orang seperti itu?

Mungkin kamu pernah menemuinya entah di sekolah, di kampus, di kantor atau di pergaulan sehari-hari. Apa yang kamu pikirkan ketika berinteraksi dengan orang itu?

Saat saya bertanya pada istri saya yang seorang dosen, di akan bilang kalau orang itu perlu dibangkitkan percaya dirinya karena dia sebenarnya mampu. Situasi seperti ini, para psikolog menyebutnya dengan sindrom impostor.

Saya pribadi, belum pernah menemukan orang dengan impostor sindrom, kecuali saya sendiri! Entah saya yang kurang pergaulan, atau memang lingkaran saya adalah orang-orang yang sangat kompetitif, membuat saya tidak pernah melihat ada orang yang minder dengan kemampuan dirinya sendiri. Kebanyakan mereka adalah orang-orang yang sudah siap untuk menunjukkan kemampuan. Mereka berkarya, mereka berprestasi.

Namun, bukan berarti saya tidak menemukan orang yang benar-benar imposter alias penipu.

Saya beberapa kali memiliki rekan yang seperti ini, bahkan cukup dekat karena saya pribadilah yang kerap memberi jalan untuk mereka menunjukkan diri. Sayang, ketika diberi kesempatan malah menipu dan memanipulasi banyak orang. Dampaknya, saya pribadi yang harus jadi samsak kekecewaan banyak orang. Alasannya ya karena saya yang kerap melindungi dan memberi kesempatan.

Gara-gara peristiwa semacam ini, sayalah yang kemudian merasa tidak punya kemampuan. Penyebabnya karena saya sering kali tidak terlalu menghargai pencapaian diri. Saya merasa apa yang pernah saya capai itu biasa saja, dan tidak lebih hebat dari orang lain.

Sebagian orang mungkin menganggap sikap seperti ini adalah rendah hati, saya pun awalnya merasa demikian. Namun suatu ketika saya menyadari kalau perilaku seperti ini malah membuat saya terus menerus menahan diri. Saya berakhir tidak mencapai target apapun. Dan itu sangat buruk. Lebih buruk ketimbang gagal melakukan sesuatui.

Masih lebih bagus mencoba sesuatu kemudian gagal, daripada hanya merasa perlu menahan diri dengan terus belajar, tapi ternyata tidak melakukan apa-apa.

Kalau dari referensi yang saya baca, kebanyakan orang dengan sindrom impostor adalah orang-orang yang cenderung menunda-nunda pekerjaan dengan dalih masih belajar, atau persiapannya tidak cukup. Mereka akhirnya lebih banyak merencanakan, lebih banyak membaca referensi, lebih banyak berargumentasi tanpa mewujudkannya dalam bentuk. Ciri ini mirip saya sekali ya. Haha

Oke, tapi saya menulis ini bukan untuk mengasihani diri, tapi untuk kamu yang juga mungkin merasa dalam kondisi yang mirip.

Kamu mungkin tidak ada rekan untuk memberi motivasi. Tidak ada yang memberi jalan atau kesempatan untuk kamu menunjukkan kemampuan diri. Nah, mulai hari ini, berhentilah untuk merasa tidak punya kemampuan. Mulailah untuk bertindak dan beraksi. Berkarya dengan apapun yang kamu ingin lakukan.

Ingin membuat konten? Buatlah mulai sekarang.

Ingin menyelesaikan tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi? Lakukan dengan mulai mencicilnya setiap hari. Jangan pernah tinggalkan. Kerjakan perlahan.

Sadarilah bahwa tiap usahamu akan mendekatkanmu pada garis finish yang melegakan. Tidak selalu kemenangan, tapi mungkin sekadar melegakan. Kamu telah mencoba. Hasilnya, tentu serahkan pada Tuhan.

Kamu ingin menulis? Ada publikasi KBM yang akan menampung tulisan-tulisan non-fiksimu.

Intinya, lakukan saja. Jangan menunda lagi. Sudah cukup kamu berkelahi dengan pikiranmu sendiri. Yakinlah kamu akan semakin mahir seiring dengan kamu terus menerus berkarya dan bekerja.

Selamat berkarya, selamat bekerja.

Sampai jumpa di Nawala KBM edisi selanjutnya.

Kamu mendapat nawala ini karena kamu berlangganan Newsletter publikasi Komunitas Blogger M di Medium.

--

--

Bagus Ramadhan
Komunitas Blogger M

Content Performer with over 7 years experience, I've led content teams for 10+ tech brands, achieving 500,000+ traffic. Reach me at bagusdr@teknoia.com.