Gadis Tangguh Asal Medan

Adhisya
Nyarita
Published in
3 min readJul 13, 2024
Photo by Artem Kovalev on Unsplash

Sepertinya si aku bukan tipe manusia yang senang menerka masa depan. Terlalu jauh, tidak bisa terjangkau. Aku terbiasa dengan data dan "kerjakan saja apa yang ada". Urusan masa depan, menurutku adalah sebuah fana. Kita bisa saja berencana tapi hasil akhirnya bisa saja tetap bikin kecewa. Maka si aku lebih sering memilih mengalir saja. Biarkan raga dan intuisi yang bekerja, pikiran dan terkaan aku tarus di awal perencanaan saja. Tapi, izinkan si-amatir-penerka yang satu ini mencoba membaca masa depan kak ananda Azryadhuha. Semoga apa yang diasumsikan bukan hanya jadi terkaan tapi juga jadi sudut pandang baru yang bisa dipakai di masa depan.

Kak ananda adalah seorang gadis medan. Seperti gadis medan lainnya, aku percaya ia adalah sosok yang tangguh. Bertumbuh dengan kurangnya waktu bersama ayah adalah salah satu buktinya. Sering ditinggalkan cinta pertama pasti rasanya pilu sekali ya kak. Apalagi di masa-masa labil, perjalanan dari masa remaja menuju masa dewasa. Sungguh, rasanya pasti sangat kesepian. Namun, dari sana bisa kulihat bagaimana Allah SWT ingin memberi bekal perjalanan berharga sebelum kak ananda bisa mengarungi kerasnya dunia. Berdiri di kaki sendiri, berusaha menjadi gadis ayah yang tangguh serta mampu bangkit dari kegagalan hingga bisa masuk ke salah satu PTN terbaik yang jauh dari kampung halaman adalah sifat-sifat yang biasanya aku lihat pada wanita tangguh yang tak mudah bersandar pada bahu manusia. Ia akan mampu memimpin sekelompok manusia dengan visi yang sama. Karna prinsipnya yang kuat berbanding lurus dengan usahanya yang tak kalah kuat.

Di tulisannya yang lain, Kak Ananda menyebutkan ia adalah seorang sulung. Mari kita tutup saja terkaan masa depan sebagai wanita tangguh itu, satu fakta ini sudah bisa merampungkan banyak pertanyaan lainnya bukan? Tapi, bukan itu yang akan aku bahas. Dalam tulisan yang sama, kak Ananda menyandingkan fakta si sulung ini dengan fakta lain tentang kekurangan-kekurangannya. Di sinilah letak menariknya. Sebagai anak sulung juga, menjunjung ego tinggi adalah salah satu sifat buruk yang kebanyakan dimiliki anak sulung. Tapi, dalam tulisan itu, KKak Ananda berani menjabarkan kekurangan diri. Ia tahu hal tersebut adalah kekurangan dan menyadari sepenuhnya bahwa kurang itu harus diselesaikan. Menurutku, Kak Ananda masa depan bukan hanya jadi wanita yang tangguh tetapi juga mampu menjadi wanita yang mau berefleksi akan kekurangan diri. Susah loh jadi wanita seimbang seperti itu.

Beberapa bulan mendatang, Kak Ananda akan memulai babak baru kehidupan. Ia akan resmi menjadi mahasiswa. Mengarungi perjalanan sebagai mahasiswa tentunya tidak akan mudah. Tapi dari data-data yang kubaca dan kutanya serta dari simpulan sok tahuku, aku yakin ia akan menjadi sesosok mahasiswa yang tak mudah kalah. Kalah dengan keterbatasan, kalah dengan kerendahdirian, kalah dengan lingkungan yang tak mendukung perkembangan, kalah dengan hal-hal sepele yang bisa membuatnya merubah haluan. Mungkin, kak ananda memang mudah terdistraksi oleh hal hal visual, tapi aku sungguh berharap distraksinya hanya di sana saja. Urusan lain yang agaknya lebih besar mampu diutamakan.

Terkaanku sepertinya terlalu positif ya? Memang sengaja. Agar suatu saat nanti, apabila Kak Ananda terjebak di masa-masa sulit perkuliahan, saat ia sedang ragu-ragunya dengan diri sendiri, saat seisi dunia sedang menyebalkan dan membuatnya ingin menyerah, ia bisa kembali ke tulisan ini. Ia bisa membaca serta tulisan tulisannya yang lalu. Hingga muncul titik titik kepercayaan yang walapun sangat kecil tapi harapannya, cukup mampu membuatnya bangkit dan meneruskan perjuangan.

Tulisan ini dibuat untuk Pekan #NyariTantangan dengan tema harian “Menerka Takdir”. Yuk #NyariTantangan bersama Nyarita!

--

--

Adhisya
Nyarita
Writer for

Part time story teller ✨ Find me on Tiktok & Instagram: @a_dhisya ❤