Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Bagi Pemimpin Tim Teknologi — Part 2

Tim itu harus dibangun, dijaga, dan ditingkatkan

D. Husni Fahri Rizal
The Legend
6 min readJun 10, 2021

--

Pada pembahasan bagian pertama prinsip kepemimpinan telah dibahas mengenai karakteristik pemimpin yang baik khususnya untuk pemimpin tim teknologi. Pada bagian kedua ini akan kita diskusikan bagaimana membentuk dan membangun sebuah tim teknologi serta apa saja yang harus dilakukan oleh seorang lead tim teknologi.

Tim yang hebat, tim yang membantu kita dalam mengerjakan tugas, serta memberikan kontribusi dan impact yang besar adalah impian semua leader. Hal ini hanya akan menjadi mimpi jika kita sebagai leader tidak pernah berusaha untuk mewujudkannya dengan membangun tim. Tim yang hebat adalah hasil dari usaha kita membangunnya. Tim yang hebat bukan diciptakan tetapi dibagun, dijaga, dan selalu ditingkatkan.

Jangan berharap memiliki tim yang hebat jika kita sebagai lead tidak pernah membangun tim dengan baik. Kita tidak selalu mendapatkan resource dari luar yang masuk, langsung memenuhi kriteria dan harapan kita. Rata-rata kita mendapatkan tim yang datang membutuhkan pengarahan dan pemolesan terlebih dahulu sebelum dapat terjun ke dalam project dengan baik.

Berikut akan dibahas bagian kedua dari seri artikel prinsip-prinsip kepemimpinan bagi lead tim teknologi yang berfokus ke cara sebuah tim di rancang, dibangun dan ditingkatkan kemampuanya.

Design dan Bangun Tim

Dalam mendesain dan merencanakan tim teknologi disarankan selalu menetapkan standar yang tinggi. Jangan pernah menurunkan standar karena ketidaktersediaan dana misalkan. Memang dana terbatas tetapi kita sebagai leader harus tetap mengutamakan menghire tim dengan standar yang bagus. Walaupun sudah menetapkan standar yang tinggi, pada kenyataannya kita rata-rata mendapatkan tim yang lebih rendah dari yang kita harapkan dan tetapkan persyaratannya.

Ambillah tim dengan tingkat garansi yang tinggi dimana orang tersebut akan dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya dengan baik dan benar.

Jika kita menempatkan orang yang tepat maka kita dapat membuat pekerjaan orang tersebut menjadi peran pendukung tim dalam menyelesaikan tugas-tugas tim selain mengerjakan tugas-tugas pribadinya. Apabila kondisi ini dicapai kita akan berubah ke kondisi yang awalnya meminta untuk mengetahui pencapaian progress menjadi menanyakan ke tim apa yang bisa kita bantu agar tim dapat mencapai hasil lebih cepat dan kualitas hasil lebih baik.

Apabila kita berhasil membangun tim, memberdayakan, bertanggung jawab, serta tahan lama maka hal-hal hebat akan terjadi dan terlahir dari tim ini dengan sendirinya. Seperti pepatah berikut yang banyak disampaikan oleh para leader yang sudah berhasil.

Jangan pernah memberitahu tim cara atau bagaimana melakukan sesuatu. Beritahu mereka apa yang harus dilakukan dan pasti kita akan terkejut dengan kecerdasan dan inisiatif dari tim.

Arahkan tim apa yang harus dilakukan dan biarkan tim menentukan bagaimana cara mencapai target yang telah ditentukan tersebut. Dengan demikian, kita secara tidak langsung sudah memberikan kepercayaan, delegasi, terhindar dari micromanage, dan memberikan kesempatan ke kita untuk memikirkan sesuatu yang lebih strategis dan global.

Bangunlah tim dengan mempersenjatai mereka dengan tool-tool yang dibutuhkan dan bermanfaat serta usahakan tim memiliki ownership tinggi terhadap semua hasil dari proses yang dikerjakan. Tim akan diberdayakan jika menggabungkan antara skill dan tool yang tepat. Sisanya tinggal bagaimana kita mendelegasikan wewenang saja.

Pemberdayaan berkaitan dengan akuntabilitas( level yang lebih tinggi dari tanggung jawab). Kurangnya pemberdayaan mengakibatkan sulitnya akuntabilitas dan pemberdayaan tanpa akuntabilitas membuat bahaya moral dan mengarah ke hasil yang buruk.

Agar tim yang kita bagun dapat bertahan lama berikut hal-hal yang harus dilakukan dalam mendesain tim.

  1. Bentuk tim dengan lintas fungsional dan terdiri dari semua kebutuhan skill dan keterampilan sehingga bisa menghasilkan output sesuai tuntutan bisnis.
  2. Pastikan tim dapat bertahan minimal 2 tahun apabila bisa mencapai 3 tahun lebih bagus.
  3. Pastikan setiap tim memiliki rasa kepemilikan tinggi terhadap product dan semua komponen dari teknologi. Jangan sampai terjadi tumpang tindih atau ada komponen yang dimiliki oleh lebih dari satu tim.
  4. Tetapkan standar yang tinggi untuk hasil dari tim dan pertahanan tim yang diberdayakan ini sehingga memiliki akuntabilitas untuk mengejar hasil yang sudah ditetapkan.

Benih yang Bagus, Pupuk, dan Siangi dari Gulma

Lakukan upgrade dan improvement yang berkesinambungan dengan melakukan tiga tugas utama dari seorang leader.

  1. Terus mencari talent terbaik, jangan berhenti mencari kandidat dengan talent yang baik walaupun kita tidak ada kebutuhan penambahan tim. Karena talent yang baik tidak akan datang setiap hari. Tempatkan talent ini untuk memberikan inspirasi dan augmentasi kepada tim.
  2. Pupuk dan arahkan tim agar terus meningkat kemampuan dan skill nya baik secara individu atau tim. Jangan lupa apresiasi mereka akan keberhasilan pencapaianya.
  3. Keluarkan secepatnya tim yang dibayar terlalu tinggi dan memiliki performance di bawah rata-rata tim. Jangan biarkan dia menjadi gulma dan memberikan dampak buruk untuk semua tim. Tim akan hancur cuma karena ada satu bad guy atau racun pada tim kita. Kenali orang ini dan jangan sungkan untuk segera mengeluarkan dari tim.

Ada satu cara yang ampuh untuk mengenali bad guy dalam organisasi Anda. Biasa Nya orang ini adalah yang memiliki top performance paling tinggi, skill yang tinggi tapi tingkat trust yang paling rendah.

Dari Simon Sinek: the inspirational leader

Apabila kita perhatikan diagram di atas, maka yang perlu kita pertahankan, di ayomi, dan ditingkatkan adalah tim atau individu yang top performance dan sangat dipercaya (ini sangat langka), kedua adalah performance menengah tetapi tingkat kepercayaan tinggi, dan terakhir adalah low performance dan kepercayaan tinggi. Dari sini jelas bisa kita lihat bahwa kepercayaan, culture, atau attitude adalah pilihan utama dan terpenting.

Pindahkan Kerjaan kepada Tim dan Jangan Bubarkan Tim

Sudah terlalu sering saya melihat dan mendengar management memandang tim engineering dan product sebagai pool resource. Mereka memandang bahwa tim engineering dan product bebas untuk dibentuk, dibubarkan, dan ditempatkan atau didistribusikan ke tim-tim lain karena keperluan tertentu. Hal ini ternyata bertolak belakang dengan gagasan identitas tim dan bertolak belakang dengan semua peneliti mengenai kinerja tim.

Berdasarkan Tuckman’s stages of group development sangat jelas kinerja dan performance tim akan berbanding lurus dengan waktu kerja tim. Umumnya tim berkinerja bagus pasti umur tim dan kerjasama mereka sudah cukup lama sehingga chemistry yang terbentuk sudah sangat kuat.

Walaupun tidak semua tim yang sudah terbentuk lama akan memiliki kinerja tinggi. Tim yang berumur pendek dijamin memiliki throughput relatif rendah dibandingkan dengan tim “tahan lama” yang bertahan lama. Jadi alih-alih membubarkan tim atau mencabut tim maka lebih baik memindahkan pekerjaan kepada tim bukannya tim yang didistribusikan.

Performa tim berbanding lurus dengan lamamnya kerja tim

Apabila sebuah tim dibubarkan dan ditempatkan di tempat-tempat lain maka mereka akan membangun dari awal kerjasama dan kepercayaan yang selama ini sudah terbangun dengan baik.

Selanjutnya, pengertian kepemilikan dan akuntabilitas juga berkorelasi langsung dengan tenurial. Sebuah tim yang terbentuk di sekitar inisiatif dan kemudian dibubarkan pada dasarnya “yatim” baik untuk solusi yang mereka hasilkan atau masalah yang mereka pecahkan. Ini mengundang masalah serupa di masa depan dan menimbulkan hambatan untuk perbaikan berkelanjutan dan pembelajaran organisasi.

Solusi yang lebih baik (kami berpendapat “satu-satunya”) adalah membangun tim lintas fungsional yang beragam secara pengalaman dengan masa kerja panjang dan memindahkan pekerjaan ke tim tersebut.

Jangan pernah membentuk tim di sekitar pekerjaan baru, kecuali jika itu adalah krisis bisnis dimana tidak ada satu tim pun yang paling siap untuk menyelesaikannya.

Itulah bagian kedua dari prinsip-prinsip kepemimpinan dari pemimpin tim teknologi. Mungkin pada artikel khusus kita akan membahas lebih dalam bagaimana stage atau phase tim development terjadi.

Pada partikel ketiga yang merupakan kelanjutan dari artikel seri ini akan kita coba bahas mengenai dinamika tim dan kebiasaan (behaviour)dari tim serta bagaimana cara kita berkomunikasi dengan mereka.

The Legend Programmer Utube Channel

References

  1. https://en.wikipedia.org/wiki/Tuckman%27s_stages_of_group_development
  2. https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-pendelegasian-wewenang-elemennya/

Sponsor

Membutuhkan kaos dengan tema pemrograman :

Kafka T-shirt

Elastic T-shirt

Dapat menghubungi The Legend.

--

--

D. Husni Fahri Rizal
The Legend

Engineering Leader | Start-Up Advisor | Agile Coach | Microservices Expert | Professional Trainer | Investor Pemula