Once I dreamed of a warm, raining afternoon in autumn.

A Flash Fiction

Kafe

Aku menemukan bayanganku pada pantulan cermin kafe malam ini. Aku menyesap secangkir kopi panas perlahan-lahan sambil terus memperhatikan kaca kafe…

ULAR — SNAKE

Ada ular dalam perutku, menggeliat dan berkelit di sela-sela ususku. Tapi, setelah aku robek paksa perutku dan kucabut ususku, tak ada…

A FAMILY —

A micro fiction

"No, Dad. You don’t understand. We have to watch tonight’s match. It’s crucial."
"But you guys can watch it home together. So you can cut some time to help me fix the car. It’s crucial for boys, too." 
"Dad, I promise I’ll help you tomorrow. 6 am sharp. No…

Kejutan

Kau terperanjat. Matamu terbelalak. Kau terbangun dan melihat seorang lelaki menodongkan pistol ke arah kepalamu.
“Dor!” Darah kemudian muncrat…

About you

(Flash Fiction)

In cacophony, I heard your voice inside my head. I thought, I fell in love. But suddenly, your voice inside my head asked me to kill myself. And I did.

MERDEKA!

kurasa…

Jadi seperti tahun-tahun sebelumnya, kami sudah merdeka. Entah siapa “kami” ini. Yang penting kami sudah merdeka. Entah apanya yang merdeka, aku tak paham. Entah apa, mungkin merdeka-merdeka kecil. Mungkin merdeka; mereka ingin negeri mereka terpisah sendiri. Entah kami selalu…

Bahagia

Temanku yang satu ini unik. Dia tak pernah bisa tertawa bahkan tersenyum meski ada jutaan hal lucu di dunia ini. Sampai suatu hari dia bertanya sesuatu padaku, “Kok kita nggak boleh nusuk perut kita sendiri pake pisau?”

A Sacred Song —

A Micro Fiction

London bridge is falling down

Falling down... Falling…

Do You Feel It? —

Not a micro fiction