Anggit Yuniar — UI/UX Designer, Omnicreativora

Pemuda asal Yogyakarta dengan design studionya yang siap membantu kebutuhan UI & UX design startup kamu.

Thomas Budiman
Insight
4 min readAug 2, 2017

--

Anggit Yuniar

Kita semua tahu, Yogyakarta merupakan kota yang dipenuhi dengan talent-talent di bidang seni maupun teknologi. Ada cukup banyak UI/UX Design Studio berdiri di Yogyakarta. Salah satunya adalah Omnicreativora yang berhasil saya ajak untuk berbagi ceritanya. Saya sendiri terkesan dengan sosok humble-nya Mas Anggit (pendiri dari studio Omnicreativora) dan penuh humor sewaktu saya mewawancarai beliau.

Yuk, mari kita simak saja hasil wawancara saya dengan Mas Anggit.

Hi, Mas Anggit lagi sibuk apa nih?

Sibuk membangun dan mendesain Omnicreativora saja mas.

Bagaimana Mas Anggit dapat memulai Omnicreativora?

Sebelum membangun Omnicreativora, saya banyak bekerja sebagai freelance. Lalu saya sempat bekerja di Go-Jek. Lalu saya berhenti dari Go-Jek, terlepas dari isu sentralisasi, saat itu saya yakin untuk mewujudkan impian saya yaitu membangun studio sendiri.

Apa sih arti dibalik nama Omnicreativora?

Sebenarnya tidak ada alasan khusus mengapa studionya bernama Omnicreativora. Saya menyukai saja nama ini.

Pada dasarnya ini adalah nama email yang saya gunakan sewaktu kuliah. Saya sudah cukup lama menggunakan nama ini untuk freelancing dan ikutan pameran design. Jadi saya putuskan untuk tetap menggunakannya sebagai nama studio saya.

Boleh ceritakan bagaimana mas Anggit bisa terjun ke dunia Design?

Sebenarnya sewaktu mendaftar kuliah, saya pernah mendaftar jurusan teknik planologi atau lebih dikenal sebagai perencanaan wilayah dan kota. Tetapi saya berubah haluan ke Design Komunikasi Visual.

Pada dasarnya saya sudah tertarik dengan dunia design. Mau dalam bentuk design kota atau design grafis atau design UI/UX yang saat ini saya sedang jalani.

Mengapa mas Anggit memilih menjadi designer? bukan profesi lainnya?

Waduh saya juga bingung Mas Thom, Mungkin saya bakal memproduksi tas. Saya tertarik untuk mendesain dan memproduksinya (Lho design lagi?).

Tantangan terbesar apa yang sejauh ini pernah dihadapi menjadi seorang Designer?

Saat memulai sebuah proyek dimana client tidak memiliki bayangan akan menjadi seperti apa produknya setelah didesign. Client pun minim akan pengetahuan tentang digital product, web atau app. Saat itu saya harus berusaha membimbing client dengan baik. Memancing mereka untuk menjelaskan lebih detil lagi apa yang mereka butuhkan. Saya pun dalam tahap ini perlu memberikan beberapa arahan yang mana saya harus belajar dan mengerti betul seperti apa produknya.

Apa rencana ke depan Omnicreativora nih?

Rencana ke depan kami akan mengembangkan tim pastinya sambil terus meningkatkan kualitas dari proses dan hasil kerja kami.

Saya ingin juga membuat channel dan berbagi cerita-cerita seputar design atau Omnicreativora melalui youtube, mungkin akan kita kasih nama OmniTV.

Project apa yang paling membuat mas Anggit puas dengan hasilnya?

Apa ya? Hmmm… Sejauh ini aplikasi yang menurut saya puas, bukan karena hasilnya atau kerjasama dengan clientnya baik. Tetapi kepada design kami dapat memberikan sebuah nilai positif kepada orang banyak. Design kami dapat membantu/menyelesaikan permasalahan yang ada di sekitar.

Salah satu proyek kami yang seperti itu adalah, proyek aplikasi kesehatan, untuk melakukan pemesanan dokter atau rumah sakit. Kami merasa puas karena jerih payah kami dapat membantu proses di dunia kesehatan menjadi lebih baik.

Saya sangat menikmati hasil karya Mas Anggit. Bagaimana agar selalu tetap kreatif?

Tetap kreatif menurut saya sih harus gampang bosen dan mecari hal-hal baru untuk dieksplorasi. Mencari-cari masalah (wah tukang cari masalah) apa yang dapat kita pecahkan bersama melalui dunia digital.

Saya yakin tidak mudah puas menjadi modal saya untuk tetap bisa kreatif.

Seperti apa kesehariannya Mas Anggit sebagai Designer?

Bangun pagi, tidak lupa berdoa mas. Cek email, Instagram dan Dribbble. Saya juga bersama teman-teman di studio suka ngumpul sambil guyon-guyon receh (bercanda) buat membangun mood.

Porsi design saya sudah tidak terlalu banyak saat ini. Saya lebih banyak mikirin studio bagaimana untuk bisa terus berkembang. Oh ya saya juga suka sekali membaca buku. Buku terakhir yang saya baca adalah: Sir Alex Fergusson. Saya ingin lebih banyak belajar lagi mengenai skill yang berkaitan dengan management dan enterpreneurship.

Terakhi, bermain dengan Kebo, kucing hitam penghuni studio Omnicreativora juga.

Terima kasih Mas Anggit telah berbagi ceritanya!

Dribbble:
https://dribbble.com/omnicreativora | https://dribbble.com/anggityuniar

Website:
http://omnicreativora.com/

Interview Designer Lainnya:

#1 Ngobrol Sore bareng Thomas Budiman — Digital Product Designer
#2 Obrolan santai di sebuah kafe bersama Steve Lianardo
#3 Richard Fang — CEO & Co-founder Weekend Inc
#4 Budi Tanrim — Multidiscplinary Designer

--

--