Aku menemukan dirimu dalam buku alamat tua
Mengapa kau tak bilang?Kalau kau tinggal di situ selama ini
Bintaro, 13.11.2018 07:57AM
Malam ini aku bertemu mati. Dan kematian ini menjemputku dengan segelas anggur. Dengan mata sembab dan lelah akhirnya ia berkata jujur padaku.
“Maaf aku harus menjemputmu”
Seketika aku sudah berada di sudut sebuah ruang kosong. Ditemani oleh degup…
: DRH
tikam…tikamlah bibirku sekali lagidengan sepucuk nafasmuyang kau taburi benihbenih rindudiapit roti berlapis cinta
Sepi adalah taman bermain bagi kesendirian. Di mana kesenyapan menjadi bunga dalam teriknya belantara bunyi.
Seperti yang kau dapati dalam peran-peran picisan pada film-film murahan, pada saat gundah menerpa maka sunyi membekap lalu membuatmu perlahan muak. Inilah saatnya…
kau tanami tumbuhan liardisekujur tubuhmusaat musim birahi tibaberharap bunga-bungaakan bermekaran pada saatdegupku berderak dantikamanku menghunus
sepasang bola yang menjarah cahaya untuk dipersembahkan pada gundukan otak dalam semangkuk hara
sepasang teropong yang tak henti-hentinya menerka jarak antara helai rambut dan untaian bayang di ufuk.
kau lihat ketakutan itu?kau dengar dentuman itu?mengapa harus lari berteduhpada saat dunia yang barudi sajikan, di bawah langit biru
Ini sudah jam 3 dan pertemuan akan dimulai dalam waktu seperapat jam lagi Aku masih bernegosiasi dengan waktu, karena hujan menahannya sore ini Sudah kucoba menyogoknya dengan dua bungkus beng-beng Malah disuguhkannya guyuran air, walaupun aku sama sekali tak haus
Hanya ada selembar layar di depanku dan deretan huruf yang berkejaran dengan hela nafas.
Hanya ada beberapa kerat ingatan yang makin mencekik dalam hening malam yang perlahan tenggelam.
Air pancuran hangat ituSeperti bersekongkol dengan waktuMereka tidak membiarkanku tersadarPelukan demi pelukanPijatan demi pijatandan…