Lahirnya Tulisan: Logograf dan Prinsip Rébus

Lutfhi Variant Hanif
BahasBahasa
Published in
3 min readFeb 22, 2021

[Ini adalah bagian 3 dari seri Lahirnya Tulisan. Baca bagian sebelumnya jika kalian melewatkannya]

Kita menuju ke Mesir, 5000 tahun sebelum Masehi. Mesir adalah salah satu peradaban tertua yang kita ketahui, bersama peradaban Sumeria. Disini, kita akan melihat bagaimana piktograf dan ideograf, berubah menjadi logograf.

Kamu tiba di Mesir dan seseorang pemandu kemudian mengajakmu untuk berkeliling. Kalian sampai di sebuah rumah, dan si pemandu menunjuk ke arah sebuah deretan simbol yang terpatri di dinding luar rumah:

Kamu kemudian bertanya apa maksud simbol simbol tersebut. Si pemandu mengatakan itu artinya ‘rumah (milik) kamu’. Simbol yang menyerupai kotak itu adalah rumah, sementara simbol yang menyerupai keranjang itu adalah kata ganti orang kedua. Hey, sekarang kita sudah punya kata!

Simbol-simbol diatas adalah Hieroglif Mesir Kuno. Hieroglif Mesir Kuno adalah salah satu bahasa yang menerapkan beberapa sistem penulisan, salah satunya adalah logograf.

Logograf memiliki perbedaan yang signifikan dari baik ideograf dan piktograf. Simpelnya, piktograf dapat kamu gambarkan, ideograf dapat kamu bayangkan, sementara logograf dapat kamu baca. Ya, logograf adalah tulisan dalam bentuk gambar!

Dengan logograf, kini sudah memiliki kata. Dengan memiliki kata, kita dapat membuat kalimat!

Secara harfiah, “Kita berada di dalam rumahnya”

Sekarang, setidaknya kita bisa melihat sistem tulisan seperti yang kita lihat sehari-hari: menggunakan kata. Bersama dengan majunya peradaban dimana sistem logograf ini digunakan, jumlah karakter logograf juga meningkat. Konsep, ide, atau benda fisik yang baru berarti pembuatan logo (simbol) yang baru.

Kalian kemudian sadar kalau sistem tulisan seperti ini akan menyulitkan siapapun yang ingin mempelajarinya, “satu simbol untuk satu benda? Orang-orang harus menghafal berapa simbol untuk bisa menulis dalam bahasa kalian nanti?”

Ya, salah satu kekurangan dari sistem tulisan logograf adalah banyaknya simbol yang harus kita hafal untuk dapat menulis. Tentunya ada cara bagi kita untuk mengurangi atau setidaknya membatasi jumlah simbol yang harus kita gunakan, kan?

Tentu saja! Mari kita bertemu dengan Prinsip Rébus. Misalnya, berikut adalah logograf untuk bank:

Sebagai logograf, kita membaca logo di atas sebagai bank. Tetapi, bank juga terdengar seperti bang; homofon!

Sekarang, logograf kita memiliki dua dimensi: dimensi simbol, dan Rébus. Dalam dimensi Rébus, kita dapat memisahkan logo dari suaranya. Kini, logo bank dapat dibaca bank dan juga bang.

Kita telah berhasil mencegah logograf tumbuh terlalu besar yang kemungkinan dapat menyulitkan kita mempelajari sebuah bahasa yang menggunakan logograf. Jika sebuah kata memiliki pengucapan yang sama, satukan saja simbolnya. Gampang, bukan?

Atau, tidak?

Kalian kemudian sadar bahwa kita menyelesaikan satu hal dengan menambahkan masalah lain: bagaimana kita tahu kapan logo bank dibaca sebagai bank dan kapan dibaca sebagai bang?

Seperti sebelumnya, tulisan masih harus kembali berevolusi untuk memiliki wujudnya seperti yang kita kenal sekarang.

[Baca bagian berikutnya disini]

  1. Simbol Hieroglif Mesir Kuno saya ambil dari https://en.wikipedia.org/wiki/Folded_cloth_(s_hieroglyph)
  2. Kalimat dalam Hieroglif Mesir Kuno saya ambil dari https://ancientwordtour.wordpress.com/2011/06/26/egyptian-hieroglyphics-part-2/
  3. Karakter Unicode untuk Bank saya ambil dari https://unicode-table.com/en/1F3E6/

--

--

Lutfhi Variant Hanif
BahasBahasa

Senang menghabiskan waktunya untuk mempelajari hal-hal baru dan mengonsumsi anime dan manga dengan porsi yang wajar.