6 Aktor Penting dalam Product Development

Eka Afrianti
codexstories | CODEX Telkom
4 min readNov 5, 2020

Di artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan mengenai pengertian dan pentingnya Product Development. Kali ini, saya akan membahas siapa saja aktor-aktor yang berperan di belakang pengembangan sebuah produk. Oyaaa… aktor di balik setiap produk bisa saja berbeda-beda untuk setiap perusahaan ya, tergantung kebutuhan.

Berikut ini adalah beberapa aktor yang terlibat dalam pengembangan produk di CODEX:

  1. UX Researcher

UX Researcher adalah peneliti yang mencari tahu segala hal tentang pengguna (user), baik keinginan maupun kebutuhannya. Ia akan melakukan riset tentang tingkah laku para pengguna saat menggunakan sebuah produk. Tujuannya adalah untuk membantu dan memberikan masukan kepada para desainer.

Tugas memberikan masukan kepada desainer sebenarnya merupakan tanggung jawab kolektif seluruh anggota tim produk, tetapi utamanya tetap berada di researcher. Mereka yang mempunyai peluang lebih untuk melakukan kontak langsung dengan para pengguna.

“UX Researcher harus menyampaikan persepsi mereka terhadap pengguna kepada seluruh anggota tim. Karena itu, researcher tidak boleh bias, memihak, atau merumuskan hal sesuai keinginan pribadinya. Mengapa? Karena apa yang dipandang baik menurut researcher belum tentu merupakan sesuatu yang benar-benar dibutuhkan pengguna,” ujar Safira Putri Nabila, salah satu UX Researcher di CODEX.

“Saat UX Researcher menarik kesimpulan untuk disampaikan kepada desainer, ia harus berdasarkan data.”

2. UI Designer

User Interface (UI) Design adalah rancangan antarmuka yang nantinya akan digunakan oleh pengguna dalam berinteraksi dengan suatu sistem, perangkat, atau aplikasi. Orang yang membuat desain tersebut biasa dikenal dengan nama UI Designer. Pendekatan utama mereka biasanya terletak pada pola visual, seperti layout, ukuran, warna, tipografi, gambar, dan teks isi.

Menurut salah seorang UI Designer CODEX, Yanuar Dwi Nurcahyo:Kami bertanggung jawab untuk menyempurnakan sebuah rancangan antarmuka, biasanya dari bentuk sketsa atau wireframe menjadi mockup hi-fidelity, berdasarkan pola visual yang telah ditentukan”.

3. Backend Developer

Backend Developer (BE) berperan sebagai penghubung antara desain dengan data yang akan disajikan sebagai sebuah informasi. Mungkin ada pertanyaan yang terlintas di pikiran kita sebagai orang yang awam, kok bisa ya desain dengan data di sebuah aplikasi bisa saling berkaitan? Terlebih lagi datanya itu dinamis alias selalu berubah? Nah di situ BE berperan 😎.

Bagaimana sih proses terhubungnya desain dengan data tersebut?

Desain high fidelity yang dibuat oleh UI/UX Designer nantinya akan diubah ke dalam bahasa pemrograman oleh Frontend Developer. Setelah itu mereka akan menghubungi BE untuk meminta data, yang biasanya diberikan dalam bentuk API (Application programming interface).

Seorang BE di CODEX, Heni Mulyani, menjelaskan beberapa tanggung jawab yang ia miliki, sebagai berikut:

  • Integrasi API.
  • Membuat testing API untuk melihat apakah performa API sudah baik.
  • Merancang struktur model data.
  • Memastikan struktur kode yang dibuat sudah aman.

4. Frontend Developer

Frontend Developer (FE) merupakan sebutan untuk orang yang berperan mengembangkan tampilan dari sebuah situs atau aplikasi.

Menurut Rendi Pradana, seorang FE di CODEX, salah satu tanggung jawabnya adalah menerjemahkan (slicing) sebuah desain menjadi tampilan situs, serta membuatnya menjadi interaktif dan dinamis sesuai kebutuhan.

5. Software Quality Assurance Engineer

Software Quality Assurance Engineer atau Quality Assurance (QA) bertugas untuk menjaga kualitas dari sebuah produk. Mereka melakukannya dengan berbagai macam tes, antara lain:

  • Blackbox test
  • Whitebox test
  • Greybox test
  • Regresi test
  • Smoke test

Menurut Andria Sufy, salah satu QA di CODEX, seorang QA sebenarnya bisa masuk ke sisi bisnis dari sebuah produk. Namun karena telah ada tim khusus yang bertanggung jawab akan hal tersebut di CODEX, maka ia hanya masuk ke ranah teknis.

“Namun hal ini tidak menutup kemungkinan QA untuk tetap memberikan insight bagi tim bisnis. Mengapa demikian? Karena mereka berperilaku sebagai pengguna, developer, sekaligus juga tim bisnis.”

Dalam proses pengembangan sebuah aplikasi, QA terlibat untuk mengetahui kode pemrograman dari FE maupun BE. Apabila menemukan bugs, ia tidak hanya memberitahu nama fitur terkait saja, tetapi juga melakukan langkah-langkah berikut:

  • Menganalisis penyebab bugs.
  • Menjelaskan langkah-langkah bagaimana bugs tersebut ditemukan.
  • Menjelaskan bagaimana alur yang diharapkan berdasarkan Acceptance Criteria.
  • Memeriksa dan memastikan dari sisi teknis apakah bugs tersebut berasal dan harus diselesaikan oleh tim FE atau BE.
  • Memeriksa dan memastikan apakah bugs tersebut berpengaruh ke fitur lain atau tidak.

6. Software Documentation Engineer

Software Documentation Engineer atau Document Engineer bertugas membuat dokumentasi blueprint dari sebuah situs atau aplikasi yang sedang dikembangkan, agar dapat dimengerti oleh orang awam.

Saya pernah membahas secara detail pengertian, tanggung jawab, dan lingkup kerja mereka di artikel lain. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

Semakin banyak aktor yang terlibat, maka tim manajemen juga harus lebih baik dalam mengelola mereka. Hal ini akan berkaitan langsung dalam memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap pengembangan produk.

Bagaimana dengan di tempat kerja kalian, adakah aktor lain yang juga berperan dalam pengembangan sebuah produk?

--

--