Pada artikel sebelumnya, Andi telah melakukan usability testing dengan tester pertamanya. Dan setelah itu, Andi mengisi tabel completion rate yang telah dibuatnya.
Setelah itu, Andi kembali melakukan usability testing dengan tester berikutnya, dan setelah semua tester selesai melakukan usability testing, Tabel Completion Rate yang Andi buat telah terisi penuh.
Berikut adalah Tabel Completion Rate, setelah Andi selesai melakukan usability testing.
Dari data diatas, Andi menyimpulkan bahwa tester kesulitan saat berada di langkah ketiga atau halaman ketiga. Ada 3 tester yang sama sekali tidak mengerti apa yang harus dilakukan di langkah/halaman ke-3. Dan ada 2 tester yang membutuhkan waktu lama untuk bisa melalui langkah/halaman ke-3.
Andi mengamati, bahwa para tester kebingungan untuk mengupload foto. Dikarenakan, pada halaman ketiga tidak ada elemen yang menyala / jelas. Pada halaman ketiga, Andi mendesain icon kamera dan tombol berwarna abu abu, sehingga kebanyakan tester mengira itu tidak bisa diklik.
Berikut adalah design app yang Andi ujikan
Iterasi
Setelah usability testing ini, Andi tahu apa yang harus di-iterasi. Dan setelah iterasi selesai, Andi akan melakukan usability testing lagi untuk memastikan apakah design nya sudah mudah digunakan atau belum
Demikianlah proses proses Andi melakukan usability testing. Lalu pertanyaannya…
Berapa kali Andi harus melakukan usability testing untuk memastikan design nya sudah benar-benar mudah digunakan?
Tujuan usability testing adalah mencari permasalahan di bagian flow/alur utama sebuah produk. Jadi jika dirasa flow/alur utamanya sudah mudah digunakan, maka tidak perlu dilakukan usability testing lagi.