Angsa berlubang! Pencantuman yang dibuang ke dalam kandang ketika letusan Gunung Bromo

2 min readApr 19, 2017

saham upacara

Yadnya masyarakat Kasodo Tengger, Kabupaten Probolinggo, waktu ini penuh dengan sangat rute. Bagian atas perayaan-perayaan kasodo dilakukan selama pertengahan letusan kawah Bromo.

Bagian atas Bromo, sejak sebuah kawah minggu terakhir masih meniup, letusan gunung materi dalam bentuk abu dan bau sulfur yang cukup kuat. Tetapi ini tidak menyurutkan semangat Tengger untuk membuang sesaji kepada kawah Bromo.

Sementara di bibir kawah, hujan abu dan pasir tengah terjadi, Kamis (21/7) pagi hari.

“Ini adalah tradisi kita, apa pun yang terjadi. Jika itu adalah waktu jatuh, tidak akan berubah, kedua dipromosikan dan ditunda,” kata salah satu Tengger, Supoyo, kemarin.

Mantan Kadesh Ngadisari sebutkan, sebelum perayaan di tengah-tengah berapi sebagai hari ini, Tengger orang juga tidak merasa lebih parah”.

Dalam Kasodo ketika letusan terjadi pada tahun 2004, yang lalu. Bila status Gunung Bromo pada level tiga atau siaga. Dengan kondisi kepulan asap lebih gelap dan tebal. Demikian juga dengan hujan pasir yang terjadi di sekitar kawah radius, dengan aman di sekitar 2,5 kilometer.

Waktu itu kita tetap hingga kandang dan melakukan upacara-upacara Kasodo (pisau sebagai korban untuk kawah). Tidak terjadi dalam waktu,” sergahnya.

Sampai sekarang, lanjutnya, warga merasa sangat nyaman untuk melakukan ritual pisau sebagai korban untuk kawah Bromo.

Angsa berlubang! Pencantuman yang dibuang ke dalam kandang ketika letusan Gunung Bromo

Written by Joko Siswanto